Seluruh tenaga dan kemampuan telah dicurahkan atlet dan pelatih senam trampolin dalam pemusatan latihan nasional Asian Games 2018. Namun, mereka belum menerima sedikit pun uang saku, fasilitas, dan perlengkapan bertanding setelah sebulan berlatih.
Atlet pelatnas trampolin asal Jawa Barat, Yudha Tri Aditya (28), rela berhenti dari pekerjaan tetapnya sebagai pemain sirkus di arena hiburan di Bandung. Meski sudah dua tahun menyambung hidup dari arena huburan itu, Yudha lebih memilih pelatnas.
“Atasan saya tidak mengizinkan saya cuti. Dia meminta saya memilih antara pekerjaan atau membela Indonesia. Saya pilih Asian Games karena ini mimpi saya sejak kecil,” ucapnya.
Yudha berhenti dari pekerjaan April 2018, bersamaan dengan seleksi atlet trampolin. Ia terpilih mewakili pelatnas Asian Games bersama atlet lain Calvin Ponco Ayaga (18) dan Dimas Sindhu Aji (22). Mereka dibimbing pelatih, mantan atlet Lulu.
Hingga kini, Yudha menanggung beban dari pilihannya. Sejak pelatnas mulai awal Juni, ia belum mendapatkan uang saku. Padahal, mantan pesenam artistik ini berharap banyak pada pelatnas.
Yudha masih mempunyai tanggungan cicilan motor yang belum lunas. Sementara itu, ia dan pasangannya sudah merencanakan pernikahan pada tahun ini. Sempat terpikirkan Yudha, uang saku pelatnas bisa ditabung untuk pernikahan. Namun, itu semua belum terwujud.
Sementara itu, pelatnas trampolin tetap dijalankan meski tanpa dana. Trampolin untuk sementara waktu mendapatkan bantuan arena latihan dan akomodasi dari pihak swasta, yaitu Houbii Urban Adventure Park, Pondok Indah, Jakarta Selatan. Arena trampolin komersil itu memfasilitasi atlet pelatnas untuk latihan gratis. Selain itu, Houbii menyediakan hotel dan makanan.
“Untungnya ada Houbii. Kami sangat terbantu. Tetapi, bantuan itu belum cukup, karena anak-anak butuh uang saku dan peralatan tanding,” tutur Lulu.
Setelah sebulan di Jakarta, kondisi keuangan Yudha, Calvin, dan Dimas semakin menipis. Mereka membutuhkan uang saku untuk membeli kebutuhan harian. Di lain sisi, mereka butuh baju senam. Saat ini mereka latihan dengan baju dan celana pendek biasa.
Cabang spontan
Pelatnas trampolin yang baru dimulai Juni terbilang sangat telat dibandingkan cabang olahraga lain yang telah memulai pelatnas sejak Maret. Hal itu disebabkan karena trampolin baru resmi dimasukkan sebagai cabang olahraga Asian Games 2018 pada April lalu.
Persoalan lamanya kepastian itu berpengaruh juga kepada permintaan dana Pengurus Besar Persatuan Senam Indonesia (PB Persani) pada Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Proposal yang diajukan PB Persani pada awal 2018 hanya menyertakan disiplin artistik dan ritmik.
Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PB Persani Dian Arifin mengatakan, pihaknya sudah mengajukan penambahan anggaran setelah kepastian trampolin masuk Asian Games, April. Penambahan itu sekitar Rp 800 juta untuk uang saku atlet, pelatih lokal dan asing, serta peralatan bertanding, dan akomodasi dari Juni sampai Oktober.
“Tetapi sampai saat ini belum ada kabar dari Kemenpora. Kasihan atlet berjuang tiap hari berlatih tetapi tidak mendapatkan haknya. Mestinya mereka mendapat hak yang sama dengan cabang lain,” kata Dian.
Adapun PB Persani mendapatkan Rp 7,5 miliar dari permintaan dana Rp 29 miliar untuk artistik dan ritmik. Oleh karena itu, kata Dian, dana untuk kedua disiplin itu sangat terbatas untuk kebutuhan pemusatan latihan di luar negeri dan uji coba. Dana itu tidak bisa dibagi ke trampolin.
Deputi IV Kemenpora Mulyana mengucapkan, belum bisa membantu anggaran untuk trampolin. Anggaran yang ada saat ini sudah diarahkan untuk keperluan cabang olahraga memanggil pelatih asing dan kebutuhan cabang olahraga prioritas.
Untuk itu, saran dari Mulyana, PB Persani mengalihkan dana dari artistik dan ritmik untuk trampolin. “Kalau mereka mau, tinggal buat proposal pengalihan dana. Nanti akan kami bantu,” ucapnya.
Kemenpora hanya bisa membantu untuk mengeluarkan 30 persen sisa dana pelatnas yang belum cair. Pencairan itu akan dilakukan dalam dua minggu ini. Syaratnya, cabang olahraga harus menjelaskan aliran dana terkait 70 persen dana pelatnas yang sudah diberikan sebelumnya. (E08)