Seleksi mandiri menjadi kesempatan terakhir bagi calon mahasiswa baru mendapat kursi di perguruan tinggi negeri. Hasil tes Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri diharapkan membuka peluang yang sama bagi pesertanya.
JAKARTA, KOMPAS —Seleksi mandiri bagi calon mahasiswa baru mulai mengoptimalkan hasil tes tulis Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Pemanfaatan hasil tes tulis ini diharapkan membuat calon mahasiswa lebih mudah mengakses peluang terakhir masuk perguruan tinggi negeri itu.
Ketua Panitia Pusat Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru Perguruan Tinggi Negeri Ravik Karsidi di Jakarta, Rabu (4/7/2018), mengatakan, penggunaan hasil tes tulis Seleksi Bersama Masuk PTN (SBMPTN) diserahkan pada kebijakan setiap kampus.
”Baru sekitar setengah dari 85 PTN yang menggunakan hasil tes tulis ini untuk menyeleksi mahasiswa baru di jalur mandiri,” ujar Ravik, yang juga Rektor Universitas Sebelas Maret.
Menurut Ravik, ada sejumlah PTN yang memakai sistem lama dengan beragam jalur. Ada pula yang melaksanakan seleksi mandiri bersama PTN lain.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir berharap hasil SBMPTN digunakan untuk seleksi mandiri. Apalagi, saat ini, penghitungan skor tes diubah menggunakan teori respons butir yang hasilnya dinilai lebih mampu menggambarkan potensi kemampuan calon mahasiswa sesuai pilihan program studinya.
Berdasarkan aturan Kemristek dan Dikti, ada tiga jalur yang bisa digunakan untuk masuk ke jenjang sarjana di PTN. Tahap pertama adalah jalur tanpa tes yang dikhususkan bagi siswa SMA berprestasi serta gratis biaya pendaftaran. Lalu, ada tes tulis SBMPTN yang penyelenggaraannya disubsidi Kemristek dan Dikti. Upaya terakhir, dilakukan dengan menempuh jalur mandiri yang kewenangannya ada di tiap PTN dan pembiayaannya ditanggung mahasiswa. Di tiga jalur masuk ini, tetap terbuka peluang bagi pendaftar Bidikmisi.
Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria mengatakan, penggunaan hasil SBMPTN memudahkan pendaftar ikut seleksi mandiri. Alasannya, mereka tidak perlu ikut seleksi anyar di Bogor.
Pendaftar jalur mandiri di IPB, kata Arif, sebanyak 15.174 orang. Hampir separuh memilih memakai skor SBMPTN. Sebagian lainnya mengikuti tes tertulis.
”Tes tertulis di jalur mandiri IPB mengikuti standar SBMPTN. Dengan demikian, IPB tetap mendapat calon mahasiswa baru berkualitas,” katanya.
Menurut Arif, di tahun ini, IPB secara khusus membuka jalur ketua Organisasi Siswa Intra-Sekolah (Osis). Seleksi tanpa tes tulis ini menilai calon mahasiswa melalui prestasi akademik, prestasi kepemimpinan, serta esai yang menggambarkan visi dan pemikiran tentang kemajuan Indonesia.
”Di luar dugaan, peminatnya besar, sebanyak 1.288 pendaftar. Yang diterima 140-160 orang,” kata Arif.
Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Joni Hermana mengatakan, pihaknya juga memanfaatkan hasil SBMPTN untuk seleksi mandiri. Calon mahasiswa tetap mendaftar, lalu ITS akan melihat skor SBMPTN para pelamar.
”Lewat penilaian SBMPTN, sistem akan menyeleksi minat dan kemampuan siswa, apakah sesuai atau tidak dengan program studi pilihannya,” ujar Joni.
Sementara itu, Rektor Institut Teknologi Bandung Kadarsah Suryadi mengatakan, pihaknya tidak menggelar ujian mandiri. Penerimaan mahasiswa dilakukan lewat jalur prestasi dan tes tulis SBMPTN. Saat ini, nilai rerata dari tes tulis mahasiswa baru ITB masih yang tertinggi, 659,26 untuk sains dan teknologi serta 648,33 untuk sosial humaniora.