Evakuasi Dimatangkan
CHIANG RAI, KAMIS Tim penyelamat di Thailand pada Kamis (5/7/2018) berusaha mematangkan rencana evakuasi 12 anak anggota tim sepak bola beserta pelatihnya dari Goa Tham Luang, Chang Rai, Thailand Utara, yang tergenang banjir.
Hingga saat ini, mereka telah terperangkap selama 14 hari sejak 23 Juni 2018. Mereka ditemukan dua penyelam Inggris pada Senin (2/7) pukul 22.00.
Kini, tim penyelamat sedang fokus pada rencana evakuasi mereka yang kemungkinan bisa memakan waktu berbulan-bulan. Anak-anak yang terperangkap disebutkan tidak bisa berenang dan menyelam, sementara sebagian besar lorong goa dipenuhi air banjir yang keruh.
Tim penyelamat berpacu dengan waktu karena pekan depan diperkirakan turun hujan dan level air akibat banjir di dalam goa bisa meningkat.
Lokasi anak-anak itu berada sekitar 4 kilometer dari pintu masuk utama goa dan sekitar 400 meter dari lokasi ”Pattaya Beach” yang merupakan lorong agak tinggi di dalam goa tersebut. Di lokasi inilah mereka bertahan agar tak terseret banjir yang menyapu goa.
Empat opsi
Tim penyelamat kini mempertimbangkan empat opsi untuk mengevakuasi anak-anak itu dari dalam goa. Opsi pertama adalah mengajar anak-anak yang berusia antara 11 dan 16 tahun tersebut berenang dan bagaimana cara menggunakan peralatan selam. Namun, perlu juga menilai apakah mereka cukup sehat untuk melakukan opsi itu.
Opsi kedua adalah memompa dan mengalirkan keluar air dari dalam goa. Menurut beberapa pejabat, anak-anak itu dapat keluar dalam beberapa hari jika cuaca bagus dan banyak air yang dapat dipompa keluar dari dalam lorong yang memungkinkan anak-anak itu keluar dengan cara yang sama seperti saat mereka masuk. Jika air surut dalam jumlah besar, anak-anak bisa berjalan kaki atau merangkak melewati lorong goa yang berlumpur atau mungkin dengan berenang.
Opsi ketiga adalah menemukan jalan alternatif ke dalam goa melalui poros alami di dekat lokasi anak-anak tersebut yang dapat dibor dari atas. ”Kami sedang mencari poros, jadi mungkin dapat menyesuaikan rencana dan turun, kemudian mengevakuasi mereka,” kata Gubernur Chiang Rai Narongsak Osottanakorn.
Opsi terakhir, yang banyak orang katakan harus menjadi pilihan terakhir, adalah menjaga anak-anak tinggal di dalam goa sampai banjir surut pada akhir musim hujan, yaitu hingga empat bulan. Jika opsi ini yang diambil, mereka telah menyiapkan makanan dan air minum yang cukup sampai mereka cukup kuat untuk keluar dari goa.
Tergantung tim
Kobchai Boonarana, Wakil Direktur Jenderal Departemen Pencegahan dan Mitigasi Bencana Thailand, mengatakan, terserah tim penyelamat untuk memutuskan kapan anak-anak itu cukup kuat melakukan rencana evakuasi tersebut.
”Kami dapat melihat kondisi mereka dan kami senang karena semangat mereka baik. Namun, bagaimana dengan kekuatan dan kemampuan mereka? Itu tergantung pada tim di sana untuk memutuskan,” tutur Kobchai kepada wartawan. ”Tugas kami adalah terus memompa keluar air dan terserah kepada tim di dalam untuk menilai tingkat keamanan dan apakah anak-anak dapat melakukan perjalanan dengan aman,” katanya.
Komandan militer wilayah Mayor Jenderal Chalongchai Chaiyakum mengatakan, tim penyelamat membutuhkan waktu 11 jam untuk melakukan perjalanan masuk-keluar dari pintu masuk goa ke lokasi kelompok tersebut. Mereka sering harus melawan arus kuat.
Tim penyelamat harus berlomba dengan waktu karena biasanya turun hujan lebat yang membanjiri kompleks goa di awal pencarian. Namun, cuaca relatif kering selama empat hari terakhir. Meski demikian, Departemen Meteorologi memperingatkan, Chiang Rai akan diguyur hujan deras mulai 7 Juli hingga 12 Juli.
Raja Thailand Raja Maha Vajiralongkorn mengucapkan terima kasih kepada mereka yang terlibat dalam operasi penyelamatan tim sepak bola yang dijuluki ”The Wild Boars” itu.
”Keadaan ini telah jelas menunjukkan kekuatan persatuan, kekuatan cinta, dan niat baik terhadap sesama manusia tanpa memandang ras dan keyakinan agama,” kata Raja Vajiralongkorn dalam sebuah surat.
Seorang anggota Angkatan Laut Thailand yang menghabiskan waktu dengan anak-anak itu mengatakan, para pemain sepak bola muda itu selalu bertanya tentang Piala Dunia. ”Saya mengatakan kepada mereka bahwa semua tim besar sudah pulang,” kata tentara itu.
Melihat anak laki-laki mereka ditemukan selamat dan dalam kondisi sehat, anggota keluarga mereka pun menjadi lega. Para pejabat lokal memasang kabel internet ke dalam goa sehingga orangtua dapat berbicara dengan anak-anak mereka.
Sementara itu, Mario Sepulbeda, salah satu dari 33 petambang Chile yang diselamatkan pada 2010 setelah menghabiskan 69 hari di bawah tanah karena tambangnya ambruk, telah mengirim pesan yang berisi dorongan semangat dan harapan untuk 12 anak-anak dan pelatih sepak bola mereka itu.
”Saya ingin mengirim salam dan memberi kekuatan kepada pihak berwenang dan keluarga dari 12 anak-anak ini,” kata Mario Sepulveda dalam pesan video yang diunggah di Twitternya, @SuperMarioChile.
”Saya tidak ragu bahwa Pemerintah Thailand akan mengupayakan segalanya mungkin dilakukan manusia, penyelamatan ini akan berhasil. Semoga Tuhan memberkati Anda!” ucap Sepulveda. (REUTERS/AP/LOK)