SELAYAR, KOMPAS — Lima hari setelah kandasnya Kapal Motor Lestari Maju di perairan Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, Aditya (1) masih belum ditemukan. Arus kuat dan bagian dalam kapal yang dipenuhi pelat besi rapuh dan kendaraan jadi kendala pencarian.
Hingga Sabtu (7/7/2018) sore, pencarian oleh 20 penyelam dari tim SAR gabungan masih nihil. Para penyelam yang dibagi dalam dua regu menyisir bagian dalam kapal yang tenggelam sedalam 4 meter. Pencarian dimulai pukul 08.00 hingga pukul 16.00 Wita.
”Arus dan ombak keras menghantam bagian dalam kapal. Akibatnya, enam kendaraan, termasuk truk dan bus, bergerak. Ada juga pelat besi tua berserakan. Medan pencarian ini berbahaya. Kami coba mengikat kendaraan tapi arus juga kencang. Baru setengah bagian dalam kapal yang kami sisir,” ujar Kepala Kantor SAR Makassar Amiruddin.
Amiruddin mengatakan, pencarian dilakukan di dalam kapal karena diduga Aditya terjebak di sana. Ibunya, Ningsih (25), beserta dua kakaknya, Haidir (2) dan Angel (8), ditemukan meninggal. Korban warga Galesong, Kabupaten Takalar, Sulsel.
”Titik pencarian kedua di sekitar kapal,” ujarnya. Pencarian melalui udara juga dilakukan dua hari terakhir. Operasi pencarian korban KM Lestari Maju menurut rencana berakhir Senin (9/7/2018).
Arus masuk melalui lambung kapal bagian kiri yang bocor. Bagian itulah yang diduga jalur masuk air yang membuat kapal berusia hampir 30 tahun itu oleng dan kandas di Pa’badilang, sekitar 300 meter dari bibir pantai. Saat itu, kapal ukuran 1.519 gros ton itu menyeberang dari Pelabuhan Bira, Bulukumba, menuju Pelabuhan Pamatata, Selayar.
Dalam manifes hanya tercatat 139 penumpang dan 48 kendaraan. Padahal, data Polres Selayar, korban tewas 36 orang dan selamat 166 orang. Artinya, ada 202 penumpang menaiki kapal naas itu. Adapun data Rumah Sakit Hayyun, Selayar, mencatat korban 35 orang meninggal.
Kecelakaan KM Lestari Maju sedang diselidiki tim terpadu, gabungan Polda Sulsel, Polres Selayar, dan Polres Bulukumba. Menurut Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Selayar Inspektur Satu Arham Gusdiar, tim terpadu akan menyelidiki sebelum kapal berangkat dari Pelabuhan Bira hingga akhirnya kandas.
’Kami periksa delapan saksi, termasuk nakhoda AS dan pemilik kapal,” ujar Arham. Dalam waktu dekat, pemeriksaan akan dilakukan terhadap syahbandar dan dinas perhubungan.