Tunggal putri peringkat satu dunia, Tai Tzu Ying memastikan puasa gelar China dalam Blibli Indonesia Open 2018 setelah menjuarai nomor tunggal putri. Unggulan pertama asal Taiwan itu mengalahkan satu-satunya wakil China, Chen Yufei dalam pertandingan tiga gim, 21-23, 21-15, 21-9.
Dalam pertandingan yang berlangsung selama 53 menit itu, Yufei mampu mengimbangi kecepatan permainan Tzu Ying pada gim pertama. Gim pertama pun sempat imbang sebelum akhirnya Tzu Ying mendapat game point 20-18. Namun, karena kurang tenang dalam menyelesaikan permainan, Yufei mampu mengejar dan akhirnya memenangi gim pertama 21-23.
Memasuki gim kedua, Tzu Ying meningkatkan tempo permainannya. Hal ini sempat membuatnya unggul jauh hingga 9-3. Meskipun begitu, Yufei mampu mengejar hingga menyamakan angka pada 13-13. Mendekati akhir gim, penampilan Yufei menurun dan hanya bisa mendapat dua angka tambahan. Tzu Ying menutup gim kedua, 21-15.
Pada gim ketiga, permainan Yufei semakin buruk dan ia tertinggal 11-4 dari Tzu Ying. Pebulutangkis peringkat satu dunia ini pun tidak terkejar hingga akhir gim dan akhirnya memenangkan gim penentuan 21-9. Bagi Tzu Ying, ini merupakan gelar Indonesia Terbuka keduanya. Sebelumnya, setelah pada final 2016, ia mengalahkan Wang Yihan (Cina) 21-17, 21-8.
Dengan kemenangan ini pula, Tzu Ying memperpanjang rekor tak terkalahkannya menjadi 25 laga terakhir. Sepanjang tahun 2018, pemain kelahiran Kaohsiung, Taiwan ini mencatatkan 28 kemenangan dan satu kali kekalahan dalam enam kejuaraan yang ia ikuti.
"Saya kurang puas dengan permainan saya tadi. Saya membuat banyak kesalahan pada gim pertama, tetapi dukungan masyarakat Indonesia kepada saya membantu saya membalikkan keadaan," ujar Tzu Ying.
Sementara itu, Yufei mengakui keunggulan Tzu Ying dalam pertemuan kesembilan diantara kedua pemain. Menurutnya, pada awal pertandingan dan awal gim kedua, ia mampu mengimbangi permainan Tzu Ying. Namun, karena kalah kecepatan dan sejumlah kesalahan sendiri, ia kesulitan mengejar perolehan angka pemain berusia 24 tahun tersebut.
Ganda Putri
Pada final sesama pebulu tangkis Jepang di nomor ganda putri, pasangan muda Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara harus mengakui kemenangan unggulan kedua Yuki Fukushima/Sayaka Hirota, 14-21, 21-16, 14-21.
Pada gim pertama, Yuki/Sayaka tampil dominan dengan dan mengungguli lawannya 12-8. Pasangan peringkat 3 dunia itu tidak memberikan kesempatan rekan senegara mereka untuk mengejar angka dan akhirnya memenangkan gim pertama.
Kondisi berbalik pada gim kedua. Kali ini, giliran Matsumoto/Nagahara gantian menyerang Yuki/Sayaka. Meskipun sempat imbang 6-6, akhirnya Matsumoto/Nagahara mampu menambah keunggulan 12-8. Memanfaatkan sejumlah kesalahan dari Yuki/Sayaka, mereka pun memaksakan gim ketiga dimainkan.
Pada gim penentuan, giliran Yuki/Sayaka yang kembali mendominasi jalannya pertandingan. Mereka tidak memberikan ruang sedikitpun bagi lawan untuk mengembangkan permainan. Selama gim ketiga, Matsumoto/Nagahara tidak mampu mengejar angka dan akhirnya takluk.
Menurut Matsumoto, strategi yang dimainkan lawan untuk terus menyerang membuat ia dan rekannya kesulitan. Pebulutangkis berusia 22 tahun itu juga menambahkan atmosfer babak final yang berbeda dibandingkan saat semifinal membuatnya merasa sedikit kaget saat bertanding.
"Ini merupakan final pertama kami dalam sebuah kejuaraan. Kami agak terkejut dengan banyaknya pendukung yang hadir. Tetapi, bagi kami hasil ini sudah hasil yang bagus," kata Matsumoto.