Jokowi disebut sudah mengantongi cawapres yang mendampinginya pada Pemilu 2019. Nama cawapres itu akan diumumkan pada waktu yang tepat.
JAKARTA, KOMPAS- Joko Widodo disebut-sebut sudah mengantongi nama bakal calon wakil presiden untuk mendampinginya kembali maju pada Pemilu 2019. Nama bakal cawapres itu kemungkinan akan diumumkan sebelum pendaftaran capres-cawapres yang akan berlangsung 4-10 Agustus 2018.
Seiring dengan semakin mengerucutnya nama cawapres tersebut, kubu Jokowi juga akan memfinalkan bangunan koalisinya yang sejauh ini terdiri atas lima partai politik pendukung.
Pertemuan antara Jokowi dan ketua umum partai-partai politik pendukung itu, menurut rencana, diadakan pada 15 Juli 2018. Dalam pertemuan ini, nama cawapres yang mengerucut akan disosialisasikan dan ditentukan bersama pimpinan partai pendukung. Koalisi juga akan membahas waktu untuk mengumumkan nama cawapres itu.
Sehingga menurut Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Johnny G Plate di Jakarta, Senin (9/7/2018), mengatakan, pengumuman cawapres Jokowi tidak akan dilakukan saat detik-detik terakhir.
Keputusan terkait nama cawapres Jokowi itu mengerucut dalam pertemuan tertutup sekitar dua jam antara Jokowi dan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri di Istana Batu Tulis, Minggu (8/7/2018).
Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, pengumuman cawapres Jokowi menunggu waktu yang tepat. ”Bu Megawati mengibaratkan, bagaikan matahari yang terbit dari timur, artinya menunggu suasana yang cerah dan membangun harapan,” katanya.
Belum tahu
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyatakan, belum tahu nama cawapres yang menurut PDI-P sudah dikantongi Jokowi. Golkar memutuskan untuk menunggu keputusan dari Jokowi.
Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani mengatakan, nama cawapres yang dikantongi Jokowi belum dikomunikasikan kepada semua parpol pendukung.
Ia mengatakan, dalam komunikasi politik terakhir Jokowi dengan Ketua Umum PPP Romahurmuziy, ada 10 nama yang masuk dalam daftar cawapres potensial. Dari kalangan nonparpol, ada mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Menteri Keuangan Sri Mulyani, mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Majdi, mantan Menko Perekonomian Chairul Tanjung dan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Ma’ruf Amin. Dari parpol, ada Airlangga Hartarto, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Romahurmuziy dan Ketua Dewan Pembina Partai Hanura Wiranto.
Selain menentukan nama cawapres, kubu Jokowi juga akan segera memfinalkan bangunan koalisinya. Menurut Arsul, koalisi masih membuka pintu pada parpol lain untuk merapat mengusung Jokowi. Namun, jika parpol-parpol itu tak segera bersikap, akan memengaruhi posisi tawar mereka dalam koalisi.
Adapun Demokrat belum menentukan arah koalisi mereka. Kemarin, Majelis Tinggi Partai Demokrat mengadakan rapat perdana untuk membahas opsi koalisi dan pasangan capres-cawapres pada 2019, tetapi belum ada keputusan.
Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Max Sopacua, mengatakan, partainya masih menjajaki opsi bergabung dengan koalisi Jokowi ataupun Prabowo. Rencana pembentukan poros ketiga yang sempat menguat beberapa saat lalu tidak dibahas karena sampai sekarang peta politik masih sangat cair.
Sampai saat ini, lanjut Max, Demokrat tetap mengupayakan sosok Agus Harimurti Yudhoyono mendapat posisi, sebagai cawapres, baik di 2019 maupun 2024.