Peluang Promosi ke Dunia
Asian Games 2018 menjadi kesempatan memanggungkan keunggulan RI. Dua pekan penyelenggaraan harus ditangkap sebagai peluang.
JAKARTA, KOMPAS Asian Games 2018 berpeluang menjadi panggung promosi segala potensi Indonesia. Jika momentum ini dapat ditangkap, bukan mustahil penyelenggaraan kejuaraan multicabang ini dapat menggairahkan perekonomian nasional. Geliat ini mulai terekam dalam sepekan terakhir di sejumlah tempat.
Pesta olahraga terbesar se-Asia ini diperkirakan dihadiri 185.400 tamu mancanegara. Mereka terdiri dari 11.000 atlet, 4.400 ofisial, dan 170.000 suporter asing. Hingga Senin (9/7/2018), penyambutan tamu olahraga itu terlihat di Jakarta dan Palembang, Sumatera Selatan. Jumlah atlet dan ofisial yang datang ke Indonesia ini lebih banyak 20 persen daripada perhelatan serupa di Incheon, Korea Selatan, empat tahun lalu.
”Asian Games bukan sekadar ajang olahraga. Ini kesempatan Indonesia mempromosikan potensinya, terutama pariwisata,” kata Deputi II Bidang Administrasi Pertandingan Inasgoc Francis Wanandi kepada Kompas.
Karena itu, untuk memudahkan penjualan tiket, Inasgoc meluncurkan KiosTix sebagai penyedia tiket Asian Games. Selain menjual tiket laga, KiosTix mempromosikan sedikitnya 20 kawasan wisata di Indonesia. Promosi dilakukan melalui media sosial, iklan langsung, serta kerja sama dengan sekitar 12 agen perjalanan di seluruh Asia.
Promosi paket wisata, kata Francis, dinilai tepat karena Asian Games disiarkan langsung di 50 lebih negara di Asia. Inasgoc kini sedang menawarkan hak siaran langsung itu ke Eropa, Australia, Afrika, dan Amerika.
Menangkap momentum
Pemerintah daerah dan sektor swasta berusaha menangkap peluang momen ini. Di Jakarta, pemerintah setempat menyiapkan 459 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) guna menjual cenderamata dan makanan khas Jakarta. ”Kami akan menjajakan produk khas Jakarta di pintu satu Kompleks Gelora Bung Karno, Kota Tua, dan Monumen Nasional,” kata Irwandi, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM DKI Jakarta.
Pemprov DKI juga menyiapkan paket wisata tematis gratis berupa wisata sejarah, belanja, hiburan, dan seni budaya. Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno mengatakan, paket itu disiapkan untuk memikat ketertarikan tamu asing berkunjung ke Jakarta.
Salah satu paket unggulan yang digagas Pemprov DKI adalah wisata olahraga di Kepulauan Seribu. Sandiaga meminta Dinas Perhubungan DKI ataupun pihak swasta menyiapkan sarana transportasi ke tempat-tempat wisata di kawasan itu. Tak hanya atlet dan ofisial, paket wisata gratis itu juga berlaku untuk jurnalis Asian Games.
Adapun tempat rekreasi budaya dan sejarah yang menjadi unggulan Pemprov DKI antara lain kawasan Kota Tua, Monumen Nasional, dan Setu Babakan.
Bagi yang ingin menikmati perjalanan gratis keliling pusat kota, Pemprov DKI menyediakan bus tingkat gratis. Mereka dapat mengenal kota dari bus dengan rute Gelora Bung Karno-FX Sudirman-Bundaran HI-Jalan Medan Merdeka Selatan-Pasar Baru-Lapangan Banteng-Pejambon-Jalan Merdeka Utara, dan kembali ke FX Sudirman.
Sama halnya di Jakarta, momen Asian Games berusaha ditangkap sebagai peluang ekonomi di Palembang. Dua tahun terakhir, jumlah hotel dan restoran meningkat pesat. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumsel mencatat, setidaknya ada 10 hotel berbintang yang baru dibangun.
Ketua PHRI Sumsel Herlan Aspiudin menerangkan, kini terdapat 156 hotel di Palembang, sebanyak 60 di antaranya hotel berbintang, 96 lainnya hotel nonbintang. Jumlah ini melonjak dibandingkan saat perhelatan SEA Games 2011, yang juga digelar di Jakarta dan Palembang. Saat itu terdapat 130 hotel dengan jumlah kamar 6.000 unit, kini jumlah kamar hotel di Palembang mencapai 10.000 unit.
Harapan dan tantangan
Meski sudah ada upaya menangkap momentum Asian Games, masih ada persoalan yang diamati Kompas di lapangan. Di kawasan Kota Tua Jakarta, misalnya, hingga kemarin belum terlihat rapi. Pedagang kaki lima (PKL) liar berada di banyak tempat di kawasan itu. Hal ini menyebabkan pejalan kaki kehilangan haknya dan harus berdesakan untuk masuk.
Kondisi ini dirasakan pengunjung ketika keluar dari pintu utara Stasiun Jakarta Kota. Pejalan kaki terpaksa berjalan di ruas jalan raya, berbagi jalan dengan mobil dan motor yang melintas. Rustandi (37), yang bersama istrinya, Rika (35), membawa serta kedua anaknya berwisata ke Kota Tua mengeluhkan akses untuk pejalan kaki. ”Tadi lewat trotoar. Kalau lewat jalan raya, penuh PKL,” kata Rustandi, warga Pegangsaan Dua, Jakarta.
Menanggapi persiapan di Ibu Kota, Ketua Fraksi Nasdem DPRD DKI Jakarta Bestari Barus menilai belum ada gerakan masif yang melibatkan unsur masyarakat luas, dalam menyambut perhelatan ini. Seharusnya, persiapan dapat dilakukan jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan acara.
Persoalan lain yang menjadi sorotan adalah penataan angkutan transportasi, seperti yang disampaikan Nirwono Joga, pengamat lanskap kota. Keberadaan ojek online (daring) yang kerap parkir sembarangan, menurut Nirwono, dapat mengganggu kelancaran arus lalu lintas. ”Pemprov DKI perlu menyiapkan kantong-kantong parkir bagi ojek online supaya mereka tak sembarangan berhenti,” ujar Nirwono.
Kesuksesan Asian Games 2018 ini akan menjadi pencapaian penting Indonesia. Bahkan, menurut Wakil Presiden Jusuf Kalla, akan menjadi keniscayaan jika kelak Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade. Kesempatan menggelar Olimpiade bisa membuat nama Indonesia makin dikenal di mata dunia.
(HLN/DRI/DEA/JOG/NAD/RAM/SPW/KEL/E20/E19)