JAKARTA, KOMPAS — Partai Golkar membantah adanya anggapan bahwa pertemuan antara ketua umumnya, Airlangga Hartarto, dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono adalah untuk membahas opsi Golkar keluar dari koalisi partai pendukung Joko Widodo pada Pemilihan Umum 2019. Golkar menegaskan, partainya tetap akan mendukung Jokowi sebagai calon presiden.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Ace Hasan Syadzily, di Jakarta, Rabu (11/7/2018), mengatakan, Partai Golkar akan tetap konsisten berada dalam barisan koalisi partai pendukung pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. ”Tidak benar memperkirakan Partai Golkar akan keluar dari koalisi pemerintahan Jokowi,” ujar Ace.
Ia menjawab pernyataan sejumlah pihak, termasuk Wakil Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional Yandri Susanto, yang memprediksi Golkar akan keluar dari koalisi partai pendukung Jokowi dan membentuk poros koalisi ketiga. Yandri pun menyebutkan, PAN juga mempertimbangkan berkoalisi dengan Golkar di Pemilu Presiden 2019.
Ace menuturkan, keputusan mendukung Jokowi sudah ditetapkan dalam forum Rapat Pimpinan Nasional 2016 dan Musyawarah Nasional Luar Biasa 2017. Keputusan itu diambil bersamaan dengan terpilihnya Airlangga sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
Ia menambahkan, Golkar justru ingin mengajak PAN untuk bergabung dengan koalisi pemerintahan Jokowi sebelum pintu kerja sama dengan koalisi ditutup.
”Masih ada waktu bagi PAN untuk masuk, tetapi ada syaratnya. Kalau mau masuk dalam koalisi pemerintahan Jokowi, harus konsisten dengan sikapnya sebagai partai pendukung pemerintah,” ujar Ace.
Spekulasi mengenai pergeseran arah koalisi Golkar kembali mengemuka setelah pertemuan Airlangga dengan SBY di kediaman SBY di Kuningan, Jakarta, Selasa (6/11/2018). Airlangga yang datang berkunjung mengenakan batik berwarna biru bertemu dengan SBY secara tertutup selama sekitar satu jam.
Seusai pertemuan, Airlangga mengatakan, pertemuan tersebut untuk berkomunikasi mengenai keadaan politik dan kerja sama antarpartai. Ketika ditanya apakah komunikasi termasuk membahas kemungkinan berkoalisi untuk Pemilu Presiden 2019, dia menjawab belum ada. Airlangga pun menyebutkan, ajakan agar Demokrat bergabung dengan koalisi partai pendukung Jokowi tak termasuk dalam pembicaraan.
Akan tetapi, saat ditanya apakah pertemuan itu juga untuk mengomunikasikan keinginannya menjadi calon wapres pada Pemilu 2019, Airlangga mengatakan, ”Ini, kan, kita mau komunikasikan dengan beliau (SBY).”
Partai Golkar sebelumnya sudah menyatakan akan mendukung Jokowi untuk Pemilu Presiden 2019.
Wakil Sekjen Partai Demokrat Rachland Nashidik menduga, keinginan Airlangga bertemu SBY menunjukkan Golkar sedang mempertimbangkan opsi lain jika Airlangga tidak dipilih menjadi cawapres dari Jokowi.
”Dan itu, menurut saya, sesuatu yang absah karena Golkar harus mempertimbangkan konstituen partainya. Kalau Airlangga tidak dipilih, pertaruhannya partai ditinggalkan oleh pemilihnya di Pemilu Legislatif 2019,” ujarnya.