JAKARTA, KOMPAS — Panitia Penyelenggara Asian Games Indonesia (Inasgoc) memberikan ruang terbatas untuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah. Ruang itu menjadi panggung mereka memasarkan produk unggulan di luar produk berlisensi.
Sekretaris Jenderal Inasgoc Eris Herryanto menjelaskan, tempat bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) didesain di sekitar area pertandingan. ”Namun, jumlah tempat yang disiapkan terbatas. Sebab, ajang ini, kan, arena pertandingan, bukan arena berjualan. Takutnya, akan menjadi kumuh (jika tidak dibatasi),” tuturnya.
Inasgoc setidaknya telah bekerja sama dengan 18 relasi yang memiliki lisensi resmi yang bisa menggunakan segala bentuk atribut Asian Games sebagai alat menjual dagangannya. Dari 18 relasi tersebut, 16 relasi berasal dari dalam negeri dan hanya dua yang berasal dari luar negeri. Empat relasi di antaranya merupakan relasi berstatus UMKM.
Deputi II Bidang Administrasi Pertandingan Inasgoc Francis Wanandi memastikan ada 700-an stan gratis untuk UMKM yang tidak memiliki lisensi resmi. Mereka bisa berdagang, tetapi tidak boleh menggunakan segala bentuk atribut Asian Games. ”Ini adalah bentuk dukungan kami untuk pelaku pedagang kecil lokal,” ujarnya.
Francis menjelaskan, dalam menggelar Asian Games, Inasgoc memang sangat terikat dengan aturan-aturan Dewan Olimpiade Asia (OCA). Pasalnya, pergelaran tersebut memang milik OCA. Tujuan dari aturan tersebut adalah untuk menjaga kualitas dan citra acara tersebut. ”Kalau dibiarkan bebas begitu saja, takutnya yang rugi para pelaku usaha ataupun brand dari Asian Games,” lanjutnya.
Persiapan Pemprov DKI
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM DKI Jakarta Irwandi secara terpisah menjelaskan, dinas tengah menyiapkan 459 UMKM untuk berpartisipasi dalam perhelatan pesta olahraga itu. Produk yang bisa dijual pelaku UMKM adalah produk-produk di luar produk yang sudah diproduksi Inasgoc.
Ia juga menyoroti tentang pedagang sate pinggir jalan yang memenuhi trotoar Jalan Asia Afrika, Senayan, pada malam hari. ”Mulai 1 Agustus, mereka tidak boleh berjualan di sana. Kami sudah sosialisasi dan mereka mau. Itu juga termasuk pedagang kopi keliling dengan sepeda. Mulai Agustus tidak boleh berjualan di Senayan. Kami masih cari lokasi di lokasi binaan,” tutur Irwandi.
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi mengkritik cara Pemprov DKI dalam melakukan sterilisasi di area Gelora Bung Karno (GBK), baik dari pedagang kaki lima maupun ojek daring. Pembersihan kawasan itu, ujarnya, terlihat kurang disertai dengan perencanaan matang.
”Seharusnya saat ini trotoar di sana (GBK) sudah steril dari pedagang. Jangan sampai pedagang menjadi faktor pengganggu lalu lintas di sekitar Senayan,” ucap Prasetyo.
Untuk memperlancar arus lalu lintas, Dinas Perhubungan DKI Jakarta memendekkan pembatasan kendaraan dengan sistem nomor ganjil-genap di ruas Jalan Arteri Pondok Indah. Sistem yang semula diterapkan pada ruas tersebut sepanjang 6,69 kilometer diperpendek menjadi 3,85 kilometer.
”Dari evaluasi, akhirnya diperpendek karena rute ini bukan rute utama, hanya rute alternatif. Selain itu juga mempertimbangkan aksesibilitas warga Pondok Indah,” kata Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Wijatmoko.
Sementara itu, penataan mulai direncanakan di kawasan Kota Tua. Wali Kota Jakarta Barat Rustam Effendi berjanji membuat kawasan Kota Tua dan destinasi wisata lain di Jakarta Barat menjadi semarak dan bersih.
”Semua jalan protokol dan trotoar harus bersih berhias, terutama di lingkungan Taman Fatahillah dan Kota Tua. Demikian pula kawasan mal dan sentra-sentra perdagangan dan hiburan malam, terutama di Mangga Besar dan Glodok,” tutur Rustam.