Penataan Trotoar di Sudirman-Thamrin Masih Amburadul
Oleh
ADHI KUSUMAPUTRA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Penataan trotoar di ruas Jalan Sudirman dan Jalan M.H Thamrin sampai Rabu (11/7/2018) masih berantakan. Di sana-sini masih tampak alat berat dan bahan material. Kondisi ini berdampak pada keindahan Ibu Kota. Padahal Jakarta akan menjadi tuan rumah Asian Games yang dimulai 18 Agustus 2018.
Demikian kesimpulan Kompas setelah menyusuri ruas Jalan Sudirman, dari arah selatan menuju Thamrin atau mengarah ke Monumen Selamat Datang (Bundaran HI), Rabu. Sepanjang ruas itu masih terlihat kendaraan excavator dan excavator breaker. Demikian juga material yang belum terpasang seperti pipa-pipa besar dan tegel.
Beberapa ruas trotoar masih ditutup partisi yang terbuat dari seng setinggi lebih kurang satu meter. Hal tersebut bukan hanya berimbas pada kemacetan karena penyempitan jalan tetapi menyulitkan akses jalan bagi pejalan kaki.
Trotoar yang masih dalam proses pengerjaan tersebut jika dilihat dari Patung Jenderal Sudirman, pada sisi kiri adalah sepanjang jalan dari Gedung Indocement sampai Gedung World Trade Center (WTC) dan pada sisi kanan dari Gedung BNI 46 sampai Hotel Le Meridien
Trotoar tersebut dilebarkan menjadi 10 meter dari titik terluar gedung-gedung yang terdampak perluasan dan ditargetkan rampung pada 25 Juli 2018.
Melalui pesan singkat, pengamat tata kota, Nirwono Joga juga berpandangan bahwa penataan tidak akan cukup dan banyak pekerjaan yang pada akhirnya tidak tuntas.
Penataan jalur pedestrian di kawasan Jalan MH Thamrin juga berantakan, bahkan pengerjaan hanya terlihat di ruas Jalan KH Wahid Hasyim. Sudut trotoar depan bangunan McDonald\'s, sudut trotoar Gedung Bawaslu, sebagian sudut trotoar Jaya, dan sudut trotoar Starbucks.
Nirwono menceritakan, konsep desain sebenarnya sudah disiapkan mulai tahun lalu oleh Gubernur DKI Jakarta sebelumnya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Target awal pengerjaan adalah bulan Desember 2017, namun Anies meminta revisi ulang desain pada bulan Oktober 2017. “Ada rencana tambahan, yaitu memasukkan jalur sepeda motor sehingga desain baru selesai bulan April 2018 dan baru dibangun Mei 2018,” jelasnya.
Selain itu, menurut Nirwono, konsep penataan trotoar seharusnya bukan hanya masalah pelebaran tetapi kesempatan untuk memperbaiki utilitasnya. Perbaikan yang dilakukan seharusnya menjadi kesempatan untuk menata jaringan di bawah secara terpadu mulai dari kabel listrik, kabel telepon, fiber, pipa gas, air minum serta serta saluran air, dan saluran limbah yang terpisah.
Ketika Asian Games 2018 mulai digelar, pekerjaan penataan trotoar harus dipastikan sudah tuntas. “Yang terpenting, trotoar harus terlihat rapi dulu,” ujarnya. (FRANSISCA NATALIA ANGGRAENI)