PALEMBANG, KOMPAS — Pemerintah menyubsidi tarif kereta ringan (light rail transit/LRT) Palembang hingga Rp 100 miliar selama enam bulan pertama. Tarif diusulkan Rp 5.000 per orang dari stasiun Ogan Permata Indah Jakabaring hingga Stasiun Asrama Haji sejauh 20 kilometer. Tarif menjadi Rp 10.000 per orang bila naik hingga Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, 3 kilometer dari Stasiun Asrama Haji.
”Setelah itu dievaluasi dan dilakukan penyesuaian tarif,” kata Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Kementerian Perhubungan Zulmafendi usai rapat koordinasi dengan Dinas Perhubungan Sumatera Selatan, Selasa (10/7/2018).
Terkait pola pembayaran, kata Zulmafendi, tak akan jauh beda dengan kereta komuter di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. ”Dengan menempelkan kartu e-money di setiap stasiun LRT,” katanya.
Menurut rencana, LRT dioperasikan pertengahan Juli 2018. Dari 13 stasiun yang dibangun, baru 6 stasiun yang akan dioperasikan saat peresmian.
Saat ini, Kemenhub terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mengintegrasikan LRT dengan moda transportasi pendukung, seperti angkutan umum ataupun Trans-Musi. Integrasi penting agar masyarakat mendapat angkutan pendukung setelah keluar dari kereta LRT.
Kepala Dinas Perhubungan Sumatera Selatan Nelson Firdaus menuturkan, demi mempermudah penumpang memperoleh moda transportasi pendukung, pihaknya membangun halte portable di dekat stasiun.
Langkah integrasi itu perlu dikoordinasikan karena saat Asian Games 2018, pemerintah akan membatasi kendaraan yang melintasi Jembatan Ampera. Hanya angkutan umum dan Trans-Musi yang dibolehkan melintas.
Kemenhub telah memberi bantuan 50 bus Trans-Musi untuk mengangkut penumpang yang akan melewati Jembatan Ampera. Adapun para tamu VVIP akan diangkut menggunakan kendaraan khusus yang disediakan Panitia Pelaksana Asian Games Indonesia (Inasgoc). Adapun kendaraan pribadi dianjurkan melewati Jembatan Musi II dan Musi IV.
Sebelumnya, Pejabat Pembuat Komitmen LRT Palembang Suranto mengatakan, pembangunan konstruksi LRT sudah 95 persen. Pembangunan masih menyelesaikan jalur evakuasi penumpang bila terjadi masalah pada kereta LRT. ”Pembangunan sudah 80 persen,” katanya.
Kereta juga sedang menjalani tes sertifikasi, Senin-Selasa (9-10 Juli 2018). Sertifikasi untuk memastikan LRT laik digunakan. Apalagi, Presiden Joko Widodo direncanakan menumpangi kereta LRT itu pertengahan Juli ini. ”Jangan sampai ada masalah,” ujar Suranto.
Sebelum tes sertifikasi, ujar Suranto, LRT sudah menjalani proses tes dinamis dari Stasiun Ogan Permata Indah menuju Stasiun Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II. Dalam proses tes tersebut, kecepatan kereta hingga 80 kilometer per jam di jalur lurus dan 30 km/jam.
Saat pengoperasian nanti, LRT akan berjalan dari Stasiun Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II-Stasiun Jakabaring sejauh 21,3 km dalam waktu 35,41 menit. Adapun dari Stasiun Ogan Permata Indah ke Stasiun Bandara Sultan Mahmud Badaruddin sekitar 42 menit. Kereta akan berhenti 30 detik di setiap stasiun.
Kereta akan beroperasi selama 18 jam per hari. Adapun waktu tunggu antarkereta maksimal 20 menit.