Saat Ini Dunia Lebih Berbahaya Dibandingkan Dua Tahun Lalu
Oleh
Elok Dyah Messwati
·3 menit baca
Sebagian besar warga dunia menilai bahwa dunia saat ini lebih berbahaya daripada dua tahun lalu. Kekhawatiran meningkat karena banyak terjadi kekerasan bermotif politik dan senjata pemusnah massal. Hal tersebut merupakan hasil survei Global Challenges Foundation yang dirilis pada hari Selasa (10/7/2018).
Enam dari sepuluh responden survei yang dilakukan oleh Global Challenges Foundation mengatakan bahwa bahaya di dunia kian meningkat. Konflik dan senjata nuklir atau kimia dilihat sebagai risiko yang lebih menekan daripada pertumbuhan populasi atau perubahan iklim.
Hasil survei tersebut muncul ketika para pemimpin Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) bersiap untuk bertemu di Brussels, Belgia, pada Rabu (11/7/2018) di tengah meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan sesama anggota NATO terkait pembelanjaan pertahanan. Beberapa anggota merasa takut bahwa hal tersebut dapat merusak moral dan terperangkap permainan Rusia.
”Sudah jelas bahwa sistem kerja sama global kita saat ini tidak lagi membuat orang merasa aman,” kata Wakil Ketua Global Challenges Foundation Mats Andersson dalam sebuah pernyataan.
Andersson mengatakan bahwa turbulensi antara kekuatan NATO dan Rusia, konflik yang sedang berlangsung di Suriah, Yaman dan Ukraina, serta ketegangan nuklir dengan Korea Utara dan Iran membuat warga dunia merasa tidak aman.
Tidak yakin
Sebuah survei terpisah yang juga dilakukan oleh Global Challenges Foundation setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bertemu dengan Presiden AS Donald Trump menemukan bahwa sebagian besar orang tidak yakin bahwa pertemuan mereka tersebut akan membawa hasil.
Kurang dari sepertiga dari hampir 5.000 responden dilaporkan bahwa mereka merasa kurang peduli tentang senjata pemusnah massal. ”Perang lebih mungkin terjadi,” kata Dr Patricia Lewis, Direktur Keamanan internasional lembaga think tank Chatham House.
”Kami melihat banyak ketidakstabilan dan itu sering menjadi pendahulu bagi terjadinya perang,” kata Lewis.
”Dua kekuatan besar mengacaukan aturan yang telah ditetapkan. Kami melihat invasi Ukraina oleh Rusia dan kami melihat AS memulai perang dagang melanggar kesepakatan yang seharusnya dipatuhi,” kata Lewis.
Didirikan untuk mencegah ancaman Soviet pada tahun 1949, NATO bergerak didasarkan pada kerja sama yang dalam dengan AS yang menjamin keamanan Eropa dengan nuklir dan arsenal konvensionalnya. NATO pun telah menemukan target baru sejak pencaplokan Rusia pada 2014 atas Crimea, Ukraina. NATO pun mengirim batalyon ke Baltik dan Polandia untuk mencegah serangan Rusia.
Dari 1.000 orang yang disurvei di Rusia sebagai bagian dari analisis Global Challenges Foundation, 91 persen berpendapat bahwa senjata pemusnah massal adalah risiko terbesar yang memunculkan ketidakamanan global.
Temuan survei didasarkan pada tanggapan dari lebih dari 10.000 orang di 10 negara yang disurvei oleh Global Challenges Foundation pada bulan April tahun ini. Global Challenges Foundation mempromosikan diskusi tentang ancaman terbesar terhadap kemanusiaan agar menemukan solusi. Ancaman terbesar terhadap kemanusiaan ini bisa menewaskan lebih dari 10 persen populasi dunia. (THOMSON REUTERS FOUNDATION)