Tak Ada Normalisasi, Pengerukan JEDI Masuki Tahap Akhir
Oleh
Irene Sarwindaningrum
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane pastikan belum ada rencana melanjutkan normalisasi Ciliwung di DKI Jakarta untuk tahun 2018. Antisipasi banjir hanya melanjutkan proyek pengerukan kedaduratan Jakarta Emergency Dredging Initiatives atau JEDI.
Kepala Bidang Pelaksanaan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Wursito Adi Baskoro mengatakan, tahun ini dipastikan tidak ada pengerjaan lanjutan normalisasi Kali Ciliwung seperti yang sudah dilaksanakan secara rutin di DKI Jakarta beberapa tahun terakhir. Hal ini karena BBWSCC hanya mengerjakan saat sudah ada pembebasan lahan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
“Tahun depan, kalau memang ada pembebasan tanah, kami akan lanjutkan,” katanya di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (11/7/2018).
Dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) 2018, DKI Jakarta sebenarnya menganggarkan alokasi Rp 853,4 miliar untuk pengadaan lahan sungai dan saluran. Akan tetapi, realisasinya pada pertengahan Juni masih di bawah 10 persen.
Tahun ini, BBWSCC melanjutkan proyek pengerukan kedaruratan JEDI paket 6 di dua sungai, yaitu kanal banjir barat sepanajang 12 kilometer dari Bendung Karet di Jakata Pusat sampai kawasan muara di Jembatan Mandara, Jakarta Utara serta di upper Sunter di Kelurahan Cipinang, Jakarta Timur, sepanjang sekitar 6 kilometer.
Pengerukan paket 6 ini ditargetkan selesai pada September 2018 ini. Lumpur yang dikeruk dari Kanal Banjir Barat diperkirakan sebanyak 1 juta meter kubik dan di upper Sunter sekitar 800 ribu meter kubik diendapkan di pantai Ancol di kawasan PT Pembangunan Jaya Ancol.
Pembuangan lumpur hasil pengerukan dilakukan di pantai di lahan PT Pembangunan Jaya Ancol ini dilakukan melalui kerjasama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan PT Pembangunan Jaya Ancol.
Proyek JEDI dimulai sejak 2009 dengan biaya dari pinjaman lunak Bank Dunia sebesar sekitar 135 juta dolar Amerika Serikat. Proyek ini mengeruk lumpur di 10 sungai dan lima waduk di Jakarta sebagai langkah darurat cegah banjir.
Sungai-sungai itu adalah Kanal Banjir Barat, Cakung Drain, Cengkareng Drain, Kali Angke, Kali Cideng, Kali Kamal, Kali Sunter, Kali Tanjungan, Kali Krukut-Cideng-Tanah Sereal, Kali Jelakeng-Pakin-Kali Besar, Kali Ciliwung Gunung Sahai, Sodetan Sentiong Sunter dan Kali Grogol-Sekretaris.
Adapun lima waduk meliputi Waduk Sunter, Waduk Pluit, Waduk Melati, Waduk Sunter Utara, Waduk Sunter Selatan, dan Waduk Sunter Timur III. Proyek ini telah membuahkan hasil, salah satunya di Waduk Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Sejak pengerukan, waduk itu belum pernah meluap lagi.
Wursito mengatakan, saat ini pengajuan pinjaman untuk melanjutkan JEDI tahap 8 telah diajukan ke Bank Dunia dan tengah menunggu persetujuan. Rencananya, tahap 8 akan mengeruk Kali Sentiong. Pinjaman JEDI sendiri sebenarnya sudah habis masanya sampai dengan Tahap 7 pada Februari 2019 mendatang.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memperpanjang kerja sama dengan PT Pembangunan Jaya Ancol untuk pembuangan lumpur hasil pengerukan sungai, waduk dan saluran ke area perairan Ancol Barat.
Penandatanganan kerjasama itu dilakukan Balai Kota DKI Jakarta Rabu siang. Perjanjian ditandatangani Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Dirut Ancol Paul Tehusijarana. Lahan yang disediakan untuk pembuangan lumpur itu seluas 120 hektar dan masih ada 90 hektar yang belum terpakai.
Anies mengatakan, lumpur dari hasil pengerukan yang masuk Kelurahan Ancol itu diharap dapat menjadi nilai tambah terhadap kualitas air di kawasan Ancol.