Warga Pun Bisa Melaporkan Langsung Peristiwa Perampokan
Oleh
Syahnan Rangkuti
·4 menit baca
Hari Kamis (12/7/2018) sekitar pukul 11.00, sejumlah wartawan yang biasa mangkal di Balai Wartawan di Jalan Sumatera, Kota Pekanbaru, Riau, sedang asyik melihat video dari media sosial seorang warga. Dalam video, warganet itu menceritakan bahwa dirinya sedang berada di depan sebuah rumah korban perampokan di Jalan Rawa Mangun, Kota Pekanbaru.
Semula, para wartawan yang menonton video itu merasa kejadian perampokan di video sudah berakhir. Namun, tidak lama kemudian, setelah memperhatikan lebih teliti, awak media tersadar bahwa video itu merupakan siaran langsung dari lokasi kejadian. Sontak semua wartawan bergegas menuju kendaraannya masing-masing dan berhamburan menuju lokasi.
”Kami sempat terkecoh. Kami sangka, kejadian perampokan di video warga itu sudah berakhir. Ternyata, perampoknya bahkan dikabarkan masih berada di dalam rumah korban,” kata Ryan Novitra, wartawan yang dijumpai Kompas di lokasi perampokan, Kamis siang.
Di lokasi kejadian, polisi sudah memblokir jalan. Tidak ada kendaraan roda empat yang boleh lewat. Kendaraan roda empat diarahkan untuk mencari jalan alternatif dan memutari lokasi.
Rumah korban yang belakangan diketahui merupakan kediaman Emzahri sudah dirubung ratusan warga. Beberapa warga yang berada di depan pagar rumah mewah yang dirampok itu terlihat menyiagakan aplikasi rekaman dari gawainya masing-masing.
Posisi tangan mereka selalu berada di atas dan mengarah ke teras rumah. Aplikasi rekaman gawai terlihat dalam kondisi menyala. Mungkin, dari salah satu orang di depan pagar itulah, rekaman kejadian perampokan tersiar secara langsung.
Hebatnya lagi, jurnalis warga (warganet) itu terlihat ngotot dan lebih memaksakan diri untuk mencari lokasi gambar terbaik dibandingkan dengan wartawan televisi yang sudah hadir. Ketika ada polisi yang keluar dari dalam rumah, warganet langsung mengarahkan kamera dari sela-sela pagar.
Sempat terjadi kejadian lucu. Saking seriusnya mengambil gambar, seorang warganet ternyata tidak memperhatikan situasi. Kakinya tercebur ke parit di depan rumah. Pemandangan itu segera menjadi bahan tertawaan warga dari seberang jalan.
Jurnalis warga terlihat ngotot dan lebih memaksakan diri untuk mencari lokasi gambar terbaik dibandingkan wartawan televisi yang sudah hadir.
Sekitar pukul 12.00, Kepala Polrestabes Pekanbaru Komisaris Besar Susanto keluar dari rumah korban perampokan. Ia memberikan informasi kepada media, beberapa saat sebelumnya, ada tiga perampok yang masuk ke rumah itu. Seorang di antaranya membawa sebilah parang.
Para perampok mengancam dan menyekap putri Emzahri dan pembantu rumah tangganya di kamar depan. Kemudian, kawanan itu mengambil barang-barang berharga di rumah itu.
Hanya beberapa saat kemudian, peristiwa perampokan ternyata diketahui oleh warga. Polisi, kata Susanto, tiba di lokasi hanya berkisar tujuh menit setelah pemberitahuan warga.
Saat polisi datang, terdengar jeritan meminta tolong dari dalam rumah. Ternyata, pembantu rumah tangga Emzahri berteriak dari kamar depan. Polisi ingin segera mendobrak masuk, tetapi sang pembantu mengatakan, perampok masih berada di dalam.
Akhirnya, polisi membuka jendela kamar depan rumah itu. Pembantu dan putri Emzahri dapat dievakuasi dengan selamat. Setelah itu, polisi segera menyisir seluruh bagian rumah berukuran lebih dari 300 meter persegi itu dengan halaman seluas 2.000 meter persegi. Namun, perampok yang dicari tidak ditemukan.
”Dua tim polisi sedang melakukan pengejaran,” ujar Susanto.
Ia menambahkan, tim polisi sudah melakukan olah tempat kejadian secara cermat, mengambil sidik jari, mencatat barang yang hilang, melihat rekaman kamera CCTV, dan bertanya kepada saksi.
”Saksi putri korban dan pembantu rumah tangga belum dapat memberikan keterangan rinci karena masih trauma, tetapi tidak ada luka. Mereka memberi tahu, perampoknya masuk dari pintu depan,” kata Susanto.
Kehadiran jurnalis warga kini sudah mampu mengisi celah informasi yang belum disebar oleh wartawan profesional.
Informasi siaran langsung jurnalis warga dari lokasi kejadian, termasuk perampokan di Pekanbaru tersebut, merupakan fenomena yang semakin lumrah terjadi. Hal itu merupakan dampak kemajuan teknologi informasi di seluruh dunia.
Rawa El Amady, pengamat sosial Riau, mengungkapkan, kehadiran jurnalis warga kini sudah mampu mengisi celah informasi yang belum disebar oleh wartawan profesional. Warga yang berada di lokasi kejadian menjadi wartawan amatir dan langsung menginformasikannya ke dunia maya.
”Saat ini, jurnalistik tidak hanya milik wartawan profesional. Warga pun ingin berbagi. Kehadiran warganet justru melengkapi informasi yang diperlukan masyarakat. Jurnalisme warga adalah sesuatu yang tidak dapat dihambat dan akan menjadi semakin membudaya di masa depan,” tutur Rawa, doktor ilmu antropologi.