Drama perang dagang antara Amerika Serikat dengan China dan beberapa mitra tradisionalnya memasuki babak lanjut. Ketika efek langsung dari penerapan tarif impor pada 6 Juli seperti belum terasa, Washington telah meluncurkan amunisi barunya bagi Beijing. Sebelumnya, Pemerintah AS telah dengan sengaja menghindari mengenakan tarif atas barang-barang konsumsi untuk menyelamatkan konsumen AS secara langsung.
Namun, Selasa (10/7/2018) malam, Gedung Putih memutuskan mengeluarkan daftar 6.000 produk senilai 200 miliar dollar AS yang diusulkan dikenai tarif 10 persen. Barang-barang itu termasuk barang konsumen, mulai dari sarung tangan bisbol hingga makanan laut, penyedot debu, kertas toilet, dan alarm pencuri.
Trump berdalih, pemberlakuan tarif itu adalah balasan terhadap Beijing yang menerapkan tarif bagi barang-barang AS senilai 34 miliar dollar AS pada akhir pekan lalu. Jika China mundur, pemerintahan Trump mungkin menunda tarif terbaru.
Namun, para ekonom mengatakan, Beijing tidak mungkin melakukannya. Pemerintah AS pun memberlakukan tarif 25 persen pada 34 miliar dollar AS atas impor China. Barang-barang konsumsi hanya sekitar 1 persen dari jumlah itu.
Efek saat Natal
”Konsumen akan merasakannya dan mungkin paling cepat pada Natal nanti,” kata Mary Lovely, seorang profesor ekonomi di Syracuse University, New York, AS.
Namun, terlihat pada barang-barang yang dikenai tarif sebagaimana diumumkan awal pekan ini bahwa barang-barang itu termasuk barang-barang konsumsi. Ada makanan dan produk pertanian, tas tangan, topi dan perabotan sekelompok barang yang, dengan sendirinya, mencapai hampir seperempat dari barang-barang China senilai 200 miliar dollar AS yang akan dikenakan tarif sesuai usulan baru.
Hal itu merujuk data yang dikompilasi oleh perusahaan riset perdagangan Panjiva. Produk lain yang akan terpengaruh, antara lain, termasuk AC yang dipasang di jendela, lampu natal, suku cadang mobil, lemari es, dan sekitar 350 juta dollar AS filet ikan nila beku. Dari semua ikan nila beku yang diimpor AS, sekitar 83 persen berasal dari China.
Para analis mengingatkan, tarif terbaru oleh Washington mungkin akan berefek bagi pemilih-pemilih Trump yang tampil dengan jargon kampanyenya, Make America Great Again (MAGA).
David Lassoff, manajer perusahaan Incredible Gifts yang berbasis di California, menimbun topi karena para importir telah memberitahunya bahwa topi MAGA mungkin dipengaruhi oleh tarif.
Manajemen Incredible Gifts membeli topi dari China dan menyulamnya di AS. Lassoff mengatakan, dia telah coba mendapatkan topi dari pabrikan AS, tetapi pelanggannya tidak mau membayar lebih. Perseroan itu menjual topi seharga 16,99 dollar AS di Amazon.com.
Mengincar Vietnam
Lassoff mengungkapkan, harga jual itu bisa mencapai dua kali lipat jika bahan baku berasal dan pembuatannya dilakukan di AS. Maka, jika tarif dikenakan pada topi buatan China, kata Lassoff, dia akan mempertimbangkan untuk mengambilnya dari negara lain yang berbiaya lebih rendah, seperti Vietnam.
Untuk saat ini, Lassoff berharap bahwa perusahaan-perusahaan besar yang menjualnya, seperti Walmart dan Amazon, melobi lebih gencar terkait kebijakan tarif itu. Sejauh ini, banyak orang AS menikmati ekonomi yang solid dan belum merasakan dampak dari perselisihan dagang Trump melawan mitra-mitra tradisional AS.
Di dalam negeri AS, juga tidak ada atau belum terlihat konsekuensi politik yang nyata meskipun beberapa senator Republik dengan tajam mengkritik pemerintah. ”Konsumen merasa baik, tetapi jika mereka melihat harga mulai naik, bisa ada serangan balik,” kata Rod Sides, pemimpin ritel AS di Deloitte.
”Konsumen rata-rata belum menginternalisasi apa arti tarif bagi mereka dan belum melihat harga naik,” kata Sides.
Para ekonom terus menganalisis dengan saksama apa-apa yang terjadi atas perang dagang AS-China, khususnya, karena menyangkut negara dengan tingkat perekonomian terbesar di dunia. Apalagi semua terasa gelap di depan. Tidak ada pembicaraan tingkat tinggi yang diadakan dan tidak ada pula yang dijadwalkan terkait hal itu.
”Anda harus mengizinkan rekanan Anda untuk menemukan cara yang anggun untuk memberi Anda hasil yang Anda inginkan,” kata Rod Hunter, seorang pengacara perdagangan di Baker McKenzie dan mantan pejabat perdagangan dalam pemerintahan George W Bush, tentang strategi dagang Trump dan orang-orang di belakangnya.
Efek tidak langsung
Sebagian besar ekonom mengatakan efek langsung pada perekonomian AS kemungkinan akan kecil. Greg Daco, seorang ekonom di Oxford Economics, telah menghitung bahwa tarif 250 miliar dollar AS yang dikenakan Trump dapat menggerus tingkat pertumbuhan ekonomi negeri itu sekitar 0,3 poin persentase pada tahun depan.
Namun, ia mengingatkan, efek tidak langsungnya bisa lebih besar. Eksekutif perusahaan dapat menunda proyek investasi. Pasar saham dapat terimbas anjlok sehingga mengurangi kekayaan dan kemampuan belanja warga AS.
”Pertarungan dagang berisiko besar bagi ekonomi; kita baru berada pada tahap awal dari apa yang bisa bereskalasi signifikan,” kata Daco.
Bahkan, CEO Levi Strauss & Co Charles Victor Bergh mengatakan, dia khawatir konflik perdagangan dapat mengganggu ekonomi global. Tarif pada akhirnya adalah pajak sehingga dapat membebani perusahaan setelah kenaikan harga. Akibatnya, ekonomi dapat tertekan. (AP)