Golkar Bantah Andi Arief soal Berpaling dari Jokowi
Oleh
Khaerudin
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Partai Golkar membantah pernyataan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief di sejumlah media tentang pembentukan koalisi cadangan seandainya Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto tak dipilih sebagai calon wakil presiden oleh Presiden Joko Widodo. Partai Golkar menyatakan tak berpaling dari koalisi partai pendukung Presiden Joko Widodo.
”Kami tetap konsisten mendukung pemerintahan Presiden Jokowi-Wapres Jusuf Kalla. Golkar tidak akan berpaling ke lain hati. Isu yang diembuskan politisi Partai Demokrat adalah upaya menjatuhkan kredibilitas ketua umum kami, Pak Airlangga Hartarto,” ujar Ketua DPP Partai Golkar Ricky Rachmadi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (13/7/2018).
Ricky menepis ungkapan Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat Andi Arief yang menyebutkan Golkar dan Demokrat akan membentuk koalisi cadangan. ”Kami punya bukti Saudara Andi Arief tidak hadir dalam pertemuan Ketua Umum Partai Golkar dengan Pak SBY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat,” kata Ricky.
Menurut Ricky, Andi Arief salah tafsir. Ricky mengatakan, pernyataan yang benar dari hasil pertemuan Airlangga dengan SBY adalah ajakan Golkar kepada Demokrat untuk bergabung dengan koalisi partai politik pendukung Presiden Jokowi.
”Yang betul adalah ungkapan Sekjen Partai Demokrat Pak Hinca Panjaitan yang dikutip banyak media bahwa justru Pak Airlangga mengajak Partai Demokrat masuk koalisi partai pendukung Presiden Jokowi. Yang pasti, koalisi kita sangat solid mendukung Pak Jokowi dua periode. Pembahasan demi pembahasan pun selalu dilakukan bersama,” tutur Ricky.
Sebelumnya, Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan membenarkan bahwa Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto mengajak partainya bergabung ke koalisi pengusung Presiden Joko Widodo pada Pemilu Presiden 2019. Ajakan itu disampaikan saat Airlangga menyambangi SBY di kediamannya, di Kuningan, Jakarta, Selasa (10/7/2018).
”Dia (Andi Arief) tidak ikut dalam pertemuan, jadi jangan menyebarkan isu hoaks. Ini merupakan pembusukan terhadap ketua umum kami. Justru Pak Airlangga mengajak Partai Demokrat untuk bergabung dengan koalisi parpol pendukung Jokowi,” ucap Ricky.
Dengan posisi Airlangga sebagai salah satu kandidat bakal cawapres bagi Jokowi, menurut Ricky, tak mungkin Partai Golkar keluar dari koalisi. ”Ketua umum kami konsisten tetap di koalisi pemerintah,” lanjutnya.
Menurut Ricky, urgensi dukungan Golkar sebagai partai pemerintah relatif sama dengan dukungan kepada pemerintahan terdahulu, bahwa agar pembangunan dapat berjalan baik dan berkesinambungan, perlu dukungan konsisten partai politik.
”Itu urgensi dari dukungan ini karena pembangunan masih ada yang belum selesai. Dan, secara umum pemerintahan Jokowi dinilai berhasil. Hal ini dapat dilihat dari capaian prestasi pemerintah. Jadi, dukungan ini juga sebagai tanda syukur terhadap pemerintahan Jokowi atas pembangunan yang sudah berjalan dengan baik,” ujarnya.
Ricky menyatakan, partainya tetap konsisten mendukung Presiden Joko Widodo pada Pemilu Presiden 2019. ”Tentu kami juga membangun kesepakatan bersama untuk bersama-sama segera melakukan penyiapan konsolidasi partai pengusung Pak Jokowi pada 2019 untuk agenda pilpres yang dalam waktu dekat, kurang dari 40 hari ke depan, sudah akan dimulai pendaftarannya. Apalagi ketua umum kami memiliki kans besar menjadi cawapres berpasangan dengan Pak Jokowi,” ucap Ricky.
Sebelumnya, dari sejumlah pemberitaan media, Andi Arief mengungkapkan, isi pertemuan antara Airlangga Hartarto dan SBY adalah soal koalisi alternatif jika Airlangga tak menjadi cawapres bagi Jokowi.
”Cerita yang sebenarnya itu. Airlangga Hartarto minta SBY agar Demokrat bersedia menjadi koalisi cadangan bersama Golkar jika Airlangga tidak menjadi cawapres (Jokowi),” kata Andi Arief. (*/KCM)