Gugun Blues Shelter: Hanya Ingin Menghibur Lewat Musik Blues
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
Penampilan band Gugun Blues Shelter atau GBS bertajuk Sweet Looking Woman dalam Musik Kamisan di Bentara Budaya Jakarta, Kamis (12/7/2018) menunjukkan permainan musik yang matang. Mereka menyuguhkan permainan musik berkelas dan tidak mengikuti arus.
Penonton yang memadati Bentara Budaya Jakarta (BBJ) seperti terpaku menikmati penampilan Muhammad Gunawan alias Gugun (gitaris dan vokal), Adityo Wibowo alias Bowie (drumer), serta Fajar Adi Nugroho alias Fajar (bassis). Sebagian besar penonton lebih memilih menikmati 16 lagu yang dibawakan GBS sambil memejamkan mata larut dalam setiap lirik dan musik.
Pandangan mata penonton tidak pernah terlepas dari kemampuan bermain musik ketiganya. Sebagai pendatang baru, Fajar pun mendapat apresiasi penuh dari penonton ketika memainkan bass dengan metode fingering dan pentatonik. Gugun ikut kagum dengan kemampuan bassis yang menggantikan John Amstrong atau Jono tersebut.
Mereka tak banyak bicara di panggung dan hanya menyuguhkan instrumen musik di setiap jeda antar lagu. Gaya mereka yang kasual dengan topi khas koboi pun tak luput dari decak kagum penonton. “Kami hanya berusaha menghibur dengan cara yang bisa kami lakukan,” tutur Gugun dengan sederhana saat ditemui di belakang panggung.
Di awal pertunjukan, GBS menampilkan instrumen musik blues yang mengundang rasa penasaran penonton. Tanpa jeda, mereka langsung memainkan lagu Kandas yang disusul Fallin’ Down. Gugun pun memompa semangat penonton dengan membawakan lagu Mobil Butut.
Penonton pun menyambut gembira dan bernyanyi bersama. Tak kalah menarik, pada lagu Hitam Membiru, Gugun menampilkan kemampuannya bermain gitar yang diisi petikan bass dari Fajar dan tabuhan drum Bowie.
Mereka menyajikan lagu-lagu yang diinginkan oleh penggemarnya, seperti Jangan Berkata Dalam Hati, King of the Show, Way Back Home, Basa-Basi, Holding On, dan Soul On Fire. Mereka menutup pertunjukan dengan lagu Satu Untuk Berbagi.
Lagu baru
GBS juga menampilkan lagu barunya berjudul Sweet Looking Woman yang baru dirilis pada Maret 2018 lalu. Gugun menjelaskan, lagu tersebut menceritakan tentang ketertarikan seorang pria pada wanita di suatu pesta.
Lagu yang terinspirasi dari pengalaman pribadi Gugun tersebut mendapatkan sambutan luar biasa di Amerika Serikat. Dalam seminggu, lagu mereka telah diputar oleh puluhan ribu pendengar dalam bentuk digital.
“Mungkin karena liriknya berbahasa Inggris sehingga penikmatnya sebagian besar dari luar negeri,” tutur Gugun sambil tertawa. Gugun pun berharap lagu barunya tersebut dapat diterima oleh penikmat musik di dalam negeri.
Terkait dengan bahasa yang digunakan dalam membuat lirik, Gugun berusaha mengkolaborasikan lagu berlirik bahasa Inggris dan Indonesia saat tampil di panggung. Ia mengaku tidak terlalu memikirkan bahasa apa yang akan digunakan dalam membuat lirik.
Anak muda
Gugun menuturkan, sebagian besar penggemar GBS merupakan penikmat musik berusia 25 tahun dan 34 tahun ke atas. Mereka masih menyimpan kenangan pada lagu-lagu GBS yang didengarkan saat masih remaja.
Ia tidak mematok target khusus umur penggemarnya. Fajar menambahkan, GBS hanya ingin membuat lagu yang enak didengar. Mereka tidak ingin memaksakan diri mengikuti arus. “Anak muda akan menikmati musik yang asyik dan sesuai dengan energi mereka,” tutur Fajar.
Agar dapat memadukan cita rasa musik dengan Gugun dan Bowie, Fajar mengaku sempat kesulitan pada empat bulan awal bergabung. Di awal karir bermusik, Fajar lebih banyak memainkan musik jazz dan pop. Namun, ia dapat dengan mudah menikmati musik blues karena sesuai dengan jiwanya yang penuh semangat.
GBS pun akan terus bermusik dengan gaya mereka, meskipun perkembangan musik blues di Indonesia tidak terlalu cepat. Gugun menuturkan, musik blues mulai berkembang di kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta dan Bandung. Namun, musik mereka tidak banyak diekspos oleh media umum karena tidak populer bagi orang Indonesia.