JAKARTA, KOMPAS — Pengembangan kelengkapan fasilitas untuk cabang olahraga equestrian atau ketangkasan berkuda sudah final. Tim atlet equestrian Indonesia berlatih secara mandiri untuk memantapkan persiapan menjelang dimulainya Asian Games XVIII pada 18 Agustus.
Dalam kunjungan untuk memantau kesiapan di Jakarta International Equestrian Park (JIEP) sebagai arena pertandingan (venue) Asian Games XVIII, Sabtu (14//2018) pagi, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menjajal tanah landasan berkuda.
”Kami mengecek beberapa venue, salah satunya di landasan berkuda equestrian park. Kita telah memastikan, dari panitia penyelenggara Inasgoc dan pihak Pulomas, venue ini is ready for Asian Games,” ujar Sandi.
Saat mengecek lokasi venue bersama Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Sandi berbincang dengan dua atlet berkuda serta pendamping pelatihnya. Ia mengatakan, pemerintah akan segera menutupi kekurangan dana yang dibutuhkan kontingen Indonesia.
Menurut Anto Budiarto, asisten pelatih atlet equestrian, dukungan dana menjadi kebutuhan mendesak. Dengan mengacu standar yang ditetapkan Federasi Equestrian Internasional, dana itu diperlukan untuk perawatan kebersihan dan kesehatan kuda.
”Perlu tim khusus untuk memeriksa kesehatan kuda. Selain atlet, kuda harus dalam kondisi prima,” ujar Anto. Di samping itu, tim atlet equestrian memerlukan dana untuk pelaksanaan program latihan dan tes alat olahraga.
Sandi memperkirakan, seminggu ke depan, JIEP sudah lebih siap untuk dipakai memenuhi kebutuhan pelaksanaan pertandingan. ”Kita nyatakan minggu depan, 22 Juli, persiapan lain-lain sudah mulus dan insya Allah selesai,” ucapnya.
Ada sejumlah fasilitas yang disediakan di dalam JIEP, yaitu tempat penginapan atau dormitory dan arena latihan serta arena pertandingan.
Arena yang tersedia dalam equestrian park ini terintegrasi dengan kegiatan masyarakat sekitar, seperti kolam budidaya ikan, hotel, dan pusat perbelanjaan. Setelah meninjau landasan tanah arena berkuda, Sandi mencermati pula kondisi kolam ikan pada waduk di sisi timur arena.
”Supaya bahkan seusai Asian Games, tempat ini bisa dipakai bagi kegiatan masyarakat,” Sandi menjelaskan.
Rafiq Radinal, konsultan PT Pulomas Jaya yang mengerjakan pembangunan arena di JIEP, menyebutkan, ada 12 kuda yang sudah disiapkan untuk pelaksanaan pertandingan selama Asian Games. ”Ke-12 kuda itu didatangkan dari Belanda dan Jerman. Ada juga 13 kuda cadangan,” katanya.
Demi menjamin kondisi kuda yang akan digunakan dalam Asian Games, teknis perawatan kuda disamakan dengan standar dari Federasi Equestrian Internasional.
Latihan mandiri
Dari Irlandia, persiapan tim equestrian Indonesia dimaksimalkan walau belum didampingi pelatih utama. Anton (48) selaku asisten pelatih equestrian mengatakan, dibandingkan dengan tim negara lain, kontingen Indonesia persiapannya sangat mepet.
”Kita mesti realistis. Negara lain sudah mempersiapkan sejak 3-4 tahun sebelumnya. Kita persiapan minim, tapi kita usahakan kasih yang terbaik,” ucapnya bersemangat.
Pelatih utama mereka, Joss Gray, baru akan hadir pada akhir Juli dari Irlandia. Joss, kata Anton, menjadi pelatih berkuda untuk tim Indonesia sejak 2001. Mereka sudah akrab sejak lama. ”Saya dipercaya oleh dia. Jadi, saya tinggal melaksanakan apa latihan yang disarankan dia,” lanjut Anton.
Dengan mengikuti petunjuk dari Joss, Anton menerapkan program latihan yang sesuai kebutuhan selama pertandingan. Kontingen equestrian Indonesia terdiri atas 12 atlet. Mereka terbagi merata dalam tiga nomor berkuda, yakni dressage, jumping, dan eventing. Melalui latihan fisik dan uji coba ketangkasan berkuda setiap hari, mereka yakin dapat memberikan prestasi terbaik. (ROBERTUS RONY SETIAWAN)