Pelaksanaan pilkada serentak 2018 yang tidak mengalami kendala berarti dari sisi keamanan menghasilkan apresiasi dari berbagai pihak. Hasil itu sesungguhnya adalah buah kerja sama Kepolisian Negara RI dan Tentara Nasional Indonesia yang telah dipupuk sejak awal tahun ini.
Kepala Polri Jenderal (Pol) Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto telah menunjukkan keharmonisan. Keduanya, mulai April 2018, telah melakukan kunjungan kerja bersama ke sejumlah daerah, terutama yang melaksanakan pilkada tingkat gubernur-wakil gubernur.
Dalam safari dinas itu, Tito dan Hadi selalu mengumpulkan semua kepala satuan wilayah TNI-Polri, jajaran bagian operasi, hingga babinsa/bhabinkamtibmas yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Kedua pemimpin TNI-Polri itu selalu menekankan perlunya harmoni dua lembaga untuk menjamin pelaksanaan Pilkada 2018 berlangsung aman dan damai.
Selain itu, di setiap daerah yang dikunjungi, Hadi dan Tito juga melakukan pertemuan dengan Forum Kerukunan Umat Beragama. Selain sinergitas aparat negara, peran serta para pemuka agama dan tokoh masyarakat juga dianggap sebagai bagian penting dalam terciptanya kondisi sosial-politik yang kondusif.
Wujud sinergi itu pertama kali ditunjukkan ketika Tito dan Hadi memberikan pengarahan kepada sekitar 2.500 personel Polri dan TNI di kompleks Akademi Kepolisian, Semarang, Jawa Tengah, 4 April 2018.
”TNI-Polri harus berdiri tegak untuk menjaga semua golongan dan menjadi perekat kemajemukan dalam kebinekaan,” ujar Hadi saat itu.
Tito menambahkan, TNI-Polri harus meningkatkan soliditas, sinergitas, dan netralitas untuk menjaga stabilitas politik dan keamanan. Menurut dia, Indonesia memiliki keberagaman yang tidak ditemukan di negara lain. Kemajemukan itu harus dijaga dan jangan tercoreng oleh peristiwa apa pun.
Setelah Semarang, Hadi dan Tito mengunjungi lima kota dalam tiga hari, 19-21 April. Kelima kota itu adalah Banda Aceh, Medan (Sumatera Utara), Pekanbaru (Riau), Palembang (Sumatera Selatan), dan Bandung (Jawa Barat).
Pada akhir April, giliran Pulau Kalimantan yang didatangi. Diawali dari Kota Palangkaraya (Kalimantan Tengah) pada 26 April dan Pontianak (Kalimantan Barat) pada hari berikutnya. Arahan diberikan kepada ribuan personel TNI-Polri di kota itu.
Selanjutnya, kunjungan kerja bersama itu berlanjut ke Tasikmalaya, Jawa Barat, pada 28-29 Mei. Setelah itu, Tito dan Hadi bergegas memimpin apel gabungan TNI-Polri di Mataram, Nusa Tenggara Barat, 30 Mei.
Esok harinya atau pada 31 Mei, keduanya terbang menuju Surabaya, Jawa Timur. Di ”Kota Pahlawan” itu, kedua pimpinan TNI-Polri itu melaksanakan safari Ramadhan dengan sejumlah agenda, seperti buka puasa bersama, shalat Tarawih berjemaah, dan silaturahim dengan ulama dan tokoh masyarakat. Seluruh kegiatan itu dipusatkan di Markas Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya.
Sebelum fokus pada Operasi Ketupat untuk mengamankan arus mudik Lebaran 2018, Kepala Polri dan Panglima TNI kembali memberi pengarahan kepada ribuan personel TNI-Polri di Markas Komando Resor Militer 043/Garuda Hitam, Lampung, pada 4 Juni.
Puncak dari safari kerja itu adalah diadakannya buka puasa bersama TNI-Polri bersama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Markas Besar TNI di Cilangkap, Jawa Barat, 5 Juni.
Belum usai
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengapresiasi sinergitas dan netralitas yang ditunjukkan TNI-Polri sehingga Pilkada 2018 berjalan relatif tanpa gejolak dan ancaman teror. Meski begitu, Wiranto mengingatkan, seluruh personel kedua institusi itu agar tetap menjaga sikap netral.
”Itu adalah reputasi atas demokrasi yang kita kembangkan,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Setara Institute Bonar Tigor Naipospos menilai, sinergitas TNI- Polri yang dibangun Hadi dan Tito merupakan hal positif. Sebab, hubungan TNI-Polri pernah merenggang di era kepemimpinan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.
Ia menekankan, relasi baik TNI-Polri adalah modal awal untuk menghadirkan keamanan nasional yang kondusif. ”Sinergitas TNI-Polri amat diperlukan karena peran mereka sebagai penjaga bangsa,” katanya.
Sinergitas TNI-Polri amat diperlukan karena peran mereka sebagai penjaga bangsa
Walaupun agenda Pilkada 2018 telah berjalan lancar, tugas TNI-Polri belum usai. Dua agenda besar berskala internasional telah menanti, yaitu Asian Games 2018 dan Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018. TNI dan Polri telah berkomitmen memberikan sumbangsih terbaik bagi bangsa dengan mewujudkan stabilitas keamanan demi kelancaran dua agenda itu.
Selain itu, netralitas dan sinergitas itu juga akan menjadi titik krusial dalam pelaksanaan Pemilu 2019. Direktur Imparsial Al Araf menekankan, TNI-Polri harus menjalankan tugas untuk kepentingan negara, bukan kepentingan pemerintah.
Mampukah sinergi itu berlangsung hingga 2019? Waktu yang akan menjawabnya.