Asian Games 2018 dipandang oleh Unit Pengelola Kawasan Kota Tua sebagai momentum perbaikan kualitas pelayanan kawasan obyek wisata berbasis cagar budaya tersebut. Peningkatan kemampuan dasar berbahasa Inggris menjadi perhatian utama jelang penyelenggaraan pesta olahraga terbesar se-Asia itu.
Kepala Unit Pengelola Kawasan (UPK) Kota Tua Norviadi Setio Husodo mengungkapkan, selama satu bulan terakhir, para anggota Satgas UPK Kota Tua belajar percakapan dasar bahasa Inggris.
”Belajarnya informal saja setelah apel pagi. Mereka kemudian latihan untuk menyampaikan salam dalam bahasa Inggris dan menambah vocabulary mereka,” tutur Norviadi di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat.
Seorang anggota Satgas UPK Kota Tua yang mendampingi Norviadi, Oktavianus (49), langsung menyahut dalam bahasa Inggris. ”Prepared, we are,” ujarnya sambil terseyum lebar. Kami telah siap, artinya.
Berdasarkan data Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek, sekitar 170.000 wisatawan asing diprediksikan akan mengunjungi Jakarta dalam rangka Asian Games.
Kemampuan berbahasa Inggris dasar tidak hanya diajarkan kepada para anggota Satgas UPK Kota Tua. Norviadi mengatakan, pihaknya juga akan melatih para anggota Paguyuban Onthel Wisata Kota Tua Jakarta yang menyediakan persewaan sepeda kepada pengunjung itu.
Rubai (43), salah seorang penyedia jasa sewa sepeda ontel, mengatakan, wacana pelatihan bahasa Inggris sudah beberapa kali terdengar akhir-akhir ini, tetapi belum ada realisasi. Terakhir kali ia mendapat pelatihan bahasa Inggris dari UPK Kota Tua adalah sekitar dua tahun yang lalu.
”Sekarang sudah agak lupa. Maklum, orang tua sudah susah menghafal,” kata Rubai yang telah menyewakan sepeda ontel sejak 2006. Ia berharap, pelatihan tersebut segera digelar agar kelak ia dapat menyapa wisatawan asing yang datang berkunjung.
Selain kemampuan berbahasa Inggris, Norviadi juga berniat untuk meminta penyedia jasa sewa sepeda ontel untuk mengenakan seragam bernuansa adat Betawi. ”Diharapkan mereka tidak hanya sekadar menyewakan sepeda ontel, tetapi juga pemandu wisata,” kata Norviadi.
Penataan PKL
Kesiapan Kota Tua jelang Asian Games masih menyisakan permasalahan pedagang kaki lima (PKL) yang mempersempit beberapa ruas jalan dan menghambat laju kendaraan.
Norviadi mengatakan, setiap dinas yang terkait telah berdiskusi mengenai penanganan PKL di kawasan yang ia kelola tersebut. Namun, ia mengungkapkan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak dapat serta-merta langsung ”sapu bersih” dalam merapikan kawasan Kota Tua dari PKL.
”Kami harus lebih cermat dan hati-hati dalam merapikan dan menertibkan. Jika tidak, akan ada gesekan,” kata Norviadi.
Pada masa jelang Asian Games ini pun, obyek wisata di kawasan Kota Tua bertambah. Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno pada awal pekan lalu telah membuka taman dan jalur pejalan kaki (pedestrian) kaki di tepi Kali Besar.
Seluruh dasar Kali Besar bakal dibeton, jalan serta area parkir dan pedagang kaki lima ditata, juga taman di sisi-sisinya. Cita-citanya, Kali Besar mendekati kemasyhuran Sungai Cheonggyecheon di Korea Selatan dan Clarke Quay di Singapura (Kompas, 8/5/2017).
Kini telah dipasang 14 mesin parking meter di jalur pedestrian sepanjang sekitar 200 meter itu.