London, Minggu--Novak Djokovic absen dari kompetisi tenis selama setengah musim terakhir 2017. Namun, persaingan papan atas tenis putra dunia kehilangan dia lebih lama dari itu. Gelar juara Wimbledon 2018 menunjukkan bahwa Djokovic telah kembali ke persaingan level tinggi.
Djokovic mengalahkan Kevin Anderson, 6-2, 6-2, 7-6 (7-3), dalam final tunggal putra yang berlangsung di Lapangan Utama All England Club, London, Inggris, Minggu (15/7/2018). Ini menjadi gelar grand slamnya yang ke-13, termasuk Wimbledon 2011, 2014, dan 2015, tetapi menjadi yang pertama sejak Perancis Terbuka 2016.
Djokovic pun terlihat emosional setelah meraih poin terakhir ketika servisnya tak bisa dikembalikan Anderson. Dia berlutut, lalu berteriak sambil mengangkat kedua lengan, lalu memakan beberapa helai rumput yang dipetiknya di lapangan.
Kedua petenis tampil di final setelah menjalani laga maraton dalam semifinal. Anderson mengalahkan John Isner, 7-6 (8-6), 6-7 (5-7), 6-7 (9-11), 6-4, 26-24, Jumat, dalam durasi 6 jam 36 menit. Adapun Djokovic menang atas Rafael Nadal, 6-4, 3-6, 7-6 (11-9), 3-6, 10-8, selama 5 jam 15 menit.
Pertarungan Djokovic melawan Nadal bahkan harus berlangsung dua hari. Laga pada Jumat dihentikan setelah set ketiga, pukul 23.02 waktu setempat, dan dilanjutkan keesokan harinya.
Pertemuan Anderson dan Djokovic menjadi pertemuan antara salah satu petenis dengan servis terbaik dan petenis dengan pengembalian servis terbaik. Anderson, yang bertinggi badan 203 cm, datang ke final setelah membuat 172 as pada enam babak sebelumnya, sedangkan Djokovic dengan 64 as. Namun, Djokovic bisa mengatasi tantangan itu dengan mematahkan servis Anderson pada set pertama dan kedua. Dia juga unggul telak saat tiebreak set ketiga.
Kehilangan motivasi
Djokovic datang ke Wimbledon hanya sebagai unggulan ke-12, empat tingkat di bawah Anderson yang menjadi unggulan ke-8. Padahal, pengalaman Djokovic tampil di final dan juara dalam turnamen besar lebih banyak dari petenis Afrika Selatan tersebut.
Sebanyak 13 gelar juara Djokovic dari grand slam didapat dari 22 final. Bagi Anderson, final di All England Club hanyalah menjadi final kedua setelah Amerika Serikat Terbuka 2017 ketika dikalahkan Rafael Nadal.
Namun, usai melengkapi gelar dari empat grand slam pada Perancis Terbuka 2016, perjalanan karier Djokovic cenderung turun. Dia masih bisa tampil dalam final AS Terbuka 2016, namun setelah itu mengakui kehilangan motivasi karena telah menjuarai semua grand slam.
Rasa frustasinya semakin dalam ketika harus beristirahat selama setengah musim kedua 2017 karena cedera siku kanan. Perjalanan kembali ke arena kompetisi pada 2018 juga tak mudah. Dari delapan turnamen sebelum memasuki persaingan lapangan rumput, empat kali dia tersingkir pada babak kedua.
Djokovic pun mulai "hidup" ketika memasuki persaingan di lapangan rumput dengan tampil pada final di Queen\'s Club, London, sepekan sebelum Wimbledon. Di All England Club, perjalanan Djokovic menuju penampilan terbaiknya, ditegaskan melalui kemenangan atas Kei Nishikori pada perempat final dan Nadal di semifinal.
"Biasanya saya sangat kritis pada diri sendiri, tetapi kali ini saya telah bermain dengan baik, dengan gaya agresif. Semifinal tadi adalah pertandingan bagus dan Novak mengalahkan saya. Dia telah kembali pada permainan terbaiknya," kata Nadal kepada The Telegraph.