Gelaran Piala Dunia 2018 di Rusia telah menyita perhatian berbagai kalangan. Mereka mendadak menjadi penggila sepak bola yang setiap hari memperhatikan perkembangan turnamen yang digelar setiap empat tahun sekali tersebut. Acara nonton bareng atau nobar pun menjadi ajang adu debat dan adu gengsi.
Acara nobar Piala Dunia 2018 di pelataran Trans TV, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan misalnya. Ratusan orang berbondong-bondong menyaksikan pertandingan perebutan peringkat ketiga yang mempertemukan tim nasional Belgia dan Inggris pada Sabtu (14/7/2018).
Tidak hanya laki-laki, perempuan dan anak-anak pun larut dalam euforia. Mereka rela duduk di pelataran tanpa alas menyaksikan pertandingan yang disiarkan melalui layar besar ukuran 3 meter x 6 meter.
Bahkan, ada yang datang lengkap menggunakan atribut tim yang didukung. Salah satu pendukung Inggris, Diki (23), warga Mampang Prapatan mengenakan stiker bendera Inggris di pipinya.
“Saya dari awal babak penyisihan sudah mendukung Inggris,” tutur Diki. Laki-laki penggemar futsal itu pun mengaku mengikuti perkembangan Piala Dunia 2018 sejak pertandingan pertama. Ia juga sangat menikmati kegembiraan saat menonton bersama.
Sementara itu, salah satu pendukung Belgia, Koirun (35), warga Depok, Jawa Barat tampak lebih ekspresif dibandingkan penonton lainnya. Ia berteriak dan melompat-lompat kegirangan saat Thomas Meunier mencetak gol pada menit ke-4.
Bagi Koirun, gol tersebut memiliki makna ganda. Selain tim kesayangannya mencetak skor, ia pun berpeluang memenangkan taruhan. “Dari awal saya sudah menjagokan Belgia dan saya berani pasang taruhan besar karena yakin Belgia menang,” ujarnya.
Di tempat ini, sebagian besar penonton mendukung Inggris. Mereka terlihat antusias ketika Inggris membangun serangan. Teriakan dan dukungan pun keluar dari mulut mereka. Tak jarang, rasa kecewa terlihat di wajah mereka ketika serangan tersebut kandas.
Pemandangan berbeda terlihat di Avenue of The Stars, Lippo Mall Kemang, Jakarta Selatan. Penonton menikmati pertandingan di layar besar ukuran 3 meter x 6 meter dengan hiasan lampu bintang-bintang di atap. Mereka pun dapat memesan hidangan makanan dan minuman di kafe sekitar tempat menonton bersama.
Di tempat ini, sebagian besar penonton mendukung Belgia. Mereka selalu berteriak penuh semangat ketika Belgia membangun serangan. Suara mereka pun terdengar lebih riuh karena berada di dalam ruangan.
Saat Eden Hazar mencetak gol pada menit ke-82 dan membawa Belgia unggul dua gol atas Inggris, hampir seluruh penonton beranjak dari tempat duduknya. Mereka berteriak-teriak dan melompat-lompat kegirangan.
Mereka mengekpresikan rasa puas dengan mengangkat gelas dan minum bersama teman-temannya. Rasa bangga sebagai pendukung tim yang menang pun terlihat dari gesture mereka.
Salah satu pendukung Belgia, Yanto (32), warga Pondok Cabe, Jakarta Selatan pun larut dalam kebahagiaan. Namun, ia tetap menghargai temannya, Cingi (40) yang tampak sedih karena tim favoritnya, Inggris kalah.
Penggemar dadakan
Gelaran Piala Dunia mampu memunculkan penggemar sepak bola dadakan. Mereka ikut berkomentar dan menjadikan Piala Dunia sebagai bahan pembicaraan utama.
Yanto misalnya, sebelum ada Piala Dunia, ia tidak mengikuti perkembangan sepak bola setiap hari karena kesibukan pekerjaannya. Namun, semenjak ada gelaran Piala Dunia, hampir setiap hari Yanto mengikuti perkembangan sepak bola melalui gawainya.
“Saya selalu melihat setiap pertandingan Piala Dunia, minimal cuplikannya di Youtube,” tuturnya. Euforia Piala Dunia pun muncul di lingkungan sekitar tempat tinggal Yanto. Ia sering menonton bersama tetangganya di warung kopi sekitar tempat tinggalnya.
Menurut Yanto, gelaran Piala Dunia telah mempengaruhi pola pikir masyarakat. Ia menceritakan, beberapa tetangganya pun rela mengabaikan pekerjaannya demi menonton Piala Dunia. Bahkan, beberapa tetangga dan teman-temannya yang tidak menyukai sepak bola pun larut dalam euforia Piala Dunia.
Dalam acara menonton bersama, penggemar sepak bola dadakan sering muncul. Asalkan bola berada di kotak penalti lawan, mereka akan berteriak lantang. Ketika bola berada di lapangan tengah, mereka lebih sibuk mencermati sosial media.