Mesir pada Sabtu (14/7/2018) malam berhasil memaksa faksi-faksi Palestina, khususnya Hamas dan Jihad Islami, mencapai gencatan senjata dengan Israel di Jalur Gaza. Seperti diketahui, Hamas dan Jihad Islami adalah dua faksi terbesar di Jalur Gaza saat ini.
Sebelumnya, pada 2014, Mesir juga berhasil menjadi mediator untuk mencapai gencatan senjata antara Hamas dan Israel di Jalur Gaza.
Gencatan senjata terakhir ini tercapai setelah Kepala Intelijen Mesir Abbas Kamel melakukan kontak intensif dengan Israel dan faksi-faksi Palestina, terutama Hamas dan Jihad Islami, sepanjang hari Sabtu lalu. Turut membantu upaya Mesir mencapai gencatan senjata di Jalur Gaza itu adalah Utusan Khusus PBB untuk Perdamaian Timur Tengah Nickolay Mladinov.
Mladinov ikut melakukan komunikasi dengan Israel dan Hamas untuk membujuk mereka agar segera mencapai gencatan senjata di Jalur Gaza. Mladinov juga terus berkoordinasi dengan Mesir dalam upaya gencatan senjata tersebut.
Ancaman eskalasi
Keputusan Mesir segera turun tangan itu diambil setelah Kairo cukup terkejut melihat eskalasi militer di Jalur Gaza sejak hari Jumat lalu yang semakin mengarah menuju meletusnya perang terbuka di jalur sempit yang dihuni hampir 2 juta rakyat Palestina.
Sebelum tercapai gencatan senjata itu, Israel melancarkan gempuran udara terbesar sejak perang tahun 2014 atas sasaran faksi-faksi Palestina di berbagai titik di Jalur Gaza. Israel sejak hari Jumat telah melancarkan lebih dari 40 gempuran atas sasaran faksi-faksi Palestina itu. Sedikitnya dua warga Palestina tewas dan 25 orang lainnya luka-luka akibat gempuran masif Israel.
Pada Jumat lalu, sedikitnya dua warga Palestina tewas dan 200 orang lainnya luka-luka akibat bentrok dengan tentara pendudukan Israel di perbatasan Israel-Jalur Gaza.
Adapun pihak Palestina sedikitnya telah menembakkan 91 roket dari berbagai jenis atas sasaran permukiman Yahudi yang berada dekat dengan perbatasan Israel-Jalur Gaza. Palestina juga terus menerbangkan layang-layang yang dilengkapi bara api, yang membakar tanah-tanah pertanian Israel.
Campur tangan Mesir
Juru bicara Hamas, Fauzy Barhum, dalam akun Twitter-nya menyampaikan, berkat upaya Mesir, tercapai kembali gencatan senjata di Jalur Gaza. Adapun jubir Jihad Islami, Daoud Shihab, mengungkapkan bahwa tercapai gencatan senjata dengan Israel setelah ada campur tangan intensif dari Mesir.
Bagi Mesir dan PBB, tercapainya gencatan senjata di Jalur Gaza merupakan keniscayaan dalam upaya mewujudkan proyek ”Gaza First” yang kini digulirkan pemerintahan Presiden AS Donald Trump.
Mesir ataupun PBB melihat, eskalasi militer di Jalur Gaza akan menggagalkan proyek tersebut. Proyek Gaza First diperkenalkan oleh Penasihat Politik Presiden Trump, Jared Kushner, dan Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah Jason Greenblatt ketika mereka melakukan lawatan ke Timur Tengah pada pertengahan Juni lalu.
Proyek Gaza First bertumpu pada misi bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza dengan cara mengakhiri blokade atas wilayah tersebut yang berlangsung sejak tahun 2007. Bagian dari Gaza First adalah rencana pembukaan pelabuhan Palestina di Gaza City atau Siprus, serta pembukaan Gerbang Rafah secara permanen dan Bandar Udara Yasser Arafat di Jalur Gaza yang kini hancur akibat Intifada Palestina pada 2000.
Dalam upaya menyukseskan Gaza First itu, Mesir kini juga berusaha kembali mewujudkan rekonsiliasi Hamas-Fatah. Delegasi Hamas saat ini berada di Kairo guna membahas isu rekonsiliasi tersebut.