Indonesia Buka Peluang Kerja Sama Infrastruktur dengan Botswana
Oleh
B Josie Susilo Hardianto
·3 menit baca
GABARONE, BOTSWANA - Indonesia terus memperkuat kerja sama dengan negara mitra di Afrika. Langkah itu ditandai dengan penyerahan Surat Kepercayaan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh, Salman Al Farisi kepada Presiden Republik Botswana, Mokgweetsi Masisi di Kantor Kepresidenan Gabarone, Botswana.
Dalam pernyataan pers yang diterima, Minggu (15/7/2018) Dubes Salman menyampaikan salam hangat Presiden Joko Widodo kepada Presiden Masisi dan rakyat Botswana. Dubes Salman juga menegaskan komitmen Presiden Joko Widodo untuk terus meningkatkan kerjasama bilateral yang lebih produktif antara Indonesia dan Botswana.
Presiden Masisi menyambut salam hangat Presiden RI dan memberikan selamat kepada Dubes Salman untuk memulai tugas baru sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI di Botswana. Presiden Masisi mengagumi Indonesia yang mampu menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen di tengah situasi global yang tidak menentu.
Dalam pertemuan itu, Presiden Masisi juga mengungkapkan kekagumannya kepada Indonesia - berpenduduk mayoritas muslim - yang konsisten menjaga kemajemukan dan memiliki dinamika demokrasi yang baik. Presiden Masisi sangat berharap agar Indonesia dapat berperan aktif dalam upaya Botswana memperkuat pembangunan yang berkelanjutan. Presiden Mesisi mengutarakan bahwa tantangan yang dihadapi negaranya saat ini adalah mengatasi pengangguran, terutama pengangguran pemuda dan diversifikasi ekonomi.
Usai menyampaikan surat kepercayaan secara resmi, Dubes Salman mendapat kesempatan untuk berbincang dengan Presiden Masisi. Kepada Presiden Botswana itu Dubes Salman menyatakan kesiapannya untuk bekerja dengan kalangan pemerintah, swasata, dan masyarakat madani Botswana guna lebih memperkuat kerjasama di segala bidang, terutama dengan meningkatkan kinerja diplomasi ekonomi.
Dalam catatan Kementerian Luar Negeri, saat ini hubungan dagang kedua negara masih jauh dari memadai, hanya berkisar 350 ribu dollar AS. Ekonomi Botswana bertumpu pada pariwisata, peternakan dan hasil pertambangan, terutama berlian.
Namun Botswana menyimpan potensi lain. Negara itu merupakan pelintasan bagi arus perdagangan ke negara-negara Afrika lainnya, seperti Zambia dan Republik Demokratik Congo, hingga Afrika Tengah yang kaya dengan sumberdaya alam dan beragam komoditas pertanian. Pembangunan infrastuktur ekonomi menjadi perhatian besar Pemerintah Botswana. Dubes Salman lebih lanjut menyampaikan bahwa Indonesia memiliki pengalaman dan kemampuan dalam pembangunan infrastuktur, termasuk dry-port, bandara, dan pembangkit listrik yang sangat diperlukan Botswana.
Pada kesempatan itu kepada Presiden Masisi telah diutarakan rencana Pemerintah Indonesia menyelenggarakan Indonesia Africa Infrastructure Dialogue pada tahun 2019 dan mengharap agar Botswana dapat berpartisipasi.
Sebelum menyerahkan surat kepercayaan kepada Presiden Masisi, Dubes Salman diterima oleh Menteri urusan Kepresidenan, Nonovo Molefhi, MP, yang bertindak sebagai Menteri Luar Negeri ad interim. Dubes Salman menyampaikan salam dari Menteri Luara Negeri RI dan menyerahkan salinan surat kepercayaan, serta berbincang mengenai upaya peningkatan kerjasama bilateral.
Menteri Molefhi sangat menghargai upaya Indonesia yang menjadikan Afrika sebagai prioritas kerjasama luar negeri. Pihaknya akan memfasilitasi langkah-langkah yang akan ditempuh oleh perwakilan RI untuk berkoordinasi dengan berbagai pihak di Botswana untuk mendorong diplomasi ekonomi, termasuk dalam proyek-poyek infrastruktur, perdagangan, dan industri pengolahan.
Dalam kunjungan kerja ke Gaborone, Botswana, Dubes Salman bersama delegasi bertemu dengan komunitas bisnis Botswana, di antaranya dengan President Business Botswana (BB), Gobusamang Keebine dan CEO BB Norman Molele, serta mengadakan temu bisnis dengan sekitar 25 pengusaha Botswana.
Dalam kesempatan itu, Dubes Salman menyampaikan harapan dan upaya peningkatan kerja sama perdagangan dan investasi RI-Botswana serta membuka peluang kerja sama di bidang infrastruktur, seperti pembangunan dry port. Dubes Salman juga mengundang para pengusaha Botswana untuk hadir pada Pameran Trade Expo Indonesia (TEI) ke-33 di Jakarta pada tanggal 22-24 Oktober 2018 mendatang. Banyak pengusaha Botswana yang hadir menyatakan berminat untuk datang pada TEI 2018 dan menjajaki peluang kemitraan.
Pada tanggal 13 Juli 2018, Dubes Salman melanjutkan kegiatan dengan bertemu dan berdiskusi bersama masyarakat Indonesia yang ada di Botswana, serta para penerima beasiswa Darmasiswa dari Botswana yang akan belajar bahasa, seni, dan budaya di Indonesia. (*)