JAKARTA, KOMPAS -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengawali aktivitasnya pada Senin (16/7/2018) dengan menerima Wakil Presiden Republik Gambia ANM Ousaino Darbo di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta. Selain membahas mengenai kepemimpinan Organisasi Kerjasama Islam atau OKI, pertemuan juga membahas peningkatan kerjasama bilateral kedua negara.
Wapres Gambia beserta rombongan tiba di Istana Wapres sekitar pukul 11.20. Mengenakan gamis dan peci berwarna putih, Wapres Gambia langsung mengisi buku tamu sebelum masuk ke ruang pertemuan. Pertemuan selama lebih kurang satu jam itu diisi dengan dialog serta makan siang bersama.
Seusai pertemuan, Wapres Kalla, menuturkan, kunjungan Wapres Gambia dilakukan dalam rangka menyampaikan undangan serta penjelasan tentang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) OKI di Gambia yang digelar dalam waktu dekat. Selain itu pertemuan juga dilakukan untuk meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dengan Gambia.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menambahkan, tahun depan, Gambia akan menjadi Ketua OKI menggantikan Turki. "Dan pada bulan November tahun depan, Gambia akan menjadi tuan rumah dari KTT OKI," katanya.
Karena itu Gambia meminta negara-negara anggota OKI lainya untuk membantu mempersiapkan penyelenggaraan KTT. Indonesia termasuk negara pertama yang dimintai bantuan oleh Gambia. Bahkan sejak tahun 2017, Indonesia sudah memberikan pelatihan dalam bidang keprotokolan.
"Jadi kita (Indonesia) sudah mengirim tim keprotokolan ke Gambia untuk protocol officer dari Gambia, dan rencananya akan mengirim satu tim lagi," ujar Retno.
Selain itu, pertemuan Wapres Indonesia dan Gambia juga membahas perjanjian perdagangan preferensial atau Preferential Trade Agreement (PTA) yang diajukan Indonesia kepada Komunitas Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (Ecowas). "Kami meminta dukungan Gambia agar usul Indonesia untuk membuat PTA dega Ecowas dapat didukung, dan Gambia menyampaikan dukugannya," kata Retno.
PTA diajukan karena pemerintah Indonesia melihat besarnya potensi untuk meningkatkan perdagangan dengan negara-negara Afrika. Komoditas dalam negeri yang potensial masuk ke pasar Afrika Barat diantaranya CPO, dan lainnya.