Pembelian Rudal S-400 oleh Turki Jadi Ancaman bagi NATO
Oleh
Benny Dwi Koestanto
·3 menit baca
RAF FAIRFORD, MINGGU — Rencana Turki untuk membeli sistem pertahanan rudal S-400 Rusia bak menjadi dua sisi mata uang bagi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Di satu hal itu dapat mempertahankan sekaligus meningkatkan hubungan militer yang kuat di NATO, tetapi di sisi lain sistem pertahanan rudal S-400 itu juga bisa mengekspos kemampuan senjata-senjata NATO, sebut saja kemampuan jet tempur Lockheed Martin F-35 untuk menghindari radar.
”Apa pun yang bisa dilakukan oleh S-400 yang memberikannya kemampuan untuk lebih memahami kapabilitas, seperti F-35, jelas bukan untuk keuntungan koalisi,” kata Komandan Udara Gabungan NATO Jenderal Tod Wolters di Inggris, Minggu (15/7/2018).
Amerika Serikat dan para pejabat NATO ingin mencegah sistem pertahanan buatan Rusia itu mengumpulkan informasi tentang jet tempur F-35 saat mereka mendapatkan pijakannya di Eropa. Padahal, diketahui Norwegia, Inggris, dan Italia akan memiliki total 40 jet F-35 di Eropa pada akhir tahun ini, plus 24 lagi yang lain akan dikirimkan tahun depan. Menurut juru bicara Angkatan Udara AS, Belanda pun akan menerima dua jet F-35.
Sebagaimana diwartakan, rencana Turki untuk membeli sistem pertahanan udara dan rudal Rusia telah meningkatkan ketegangan dengan Washington. Anggota parlemen AS mendesak Gedung Putih agar memblokir transfer jet F-35 ke Turki.
Seorang pejabat senior AS bulan lalu mengatakan, Turki adalah sekutu penting NATO, tetapi pembeliannya terhadap F-35 akan berisiko dan Ankara akan menghadapi sanksi jika melanjutkan untuk membeli S-400. Ankara menerima jet F-35 pertamanya di pabrik Lockheed di Texas, AS, bulan lalu, meskipun pesawat itu akan tetap di AS untuk keperluan terkait pelatihan.
”Orang-orang Turki harus membuat pilihan. Mereka akan menjadi bagian dari NATO atau mereka akan pindah ke kamp Rusia dalam hal pertahanan,” kata David Deptula, pensiunan jenderal AU dan konsultan industri.
Dia mengatakan, NATO tidak akan pernah mengintegrasikan sistem S-400 ke dalam sistem pertahanan udara terpadu karena akan memberikan data pada sistem yang dibangun Rusia tentang taktik dan prosedur operasi yang dapat ditransfer ke pengguna lain. Mengoperasikan F-35 terdekat juga akan memungkinkan sistem S-400 dapat mengumpulkan informasi penting tentang jangkauan deteksi dan karakteristik lain dari pesawat, serta berpotensi merusak elemen kejutan.
Wolters mengatakan, NATO khawatir tentang ”berapa banyak, untuk berapa lama, dan seberapa dekat” setiap F-35 akan dioperasikan di dekat sistem S-400. Namun, dia mengatakan, kontaknya dengan AU Turki tetap ”kokoh” meski terjadi perselisihan mengenai S-400 dengan fokus pada ancaman keamanan saat ini.
”Untuk saat ini, semua percakapan seputar tantangan itu tidak menghalangi sama sekali hubungan kuat yang kami miliki dengan Angkatan Udara Turki dan aliansi besar yang kedua negara miliki bersama,” katanya. ”Kami ingin memastikan bahwa untuk saat ini kami memastikan di jalur itu.” (REUTERS)