Menteri Agama Lepas Keberangkatan Kloter I Embarkasi Surabaya
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin melepas keberangkatan calon jemaah haji Kelompok Terbang I embarkasi Surabaya di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (17/7/2018). Jemaah asal Situbondo tersebut kemudian bertolak dari Bandar Udara Internasional Juanda, Sidoarjo, pukul 10.00 menuju Tanah Suci.
Kelompok Terbang (Kloter) I embarkasi Surabaya sebanyak 450 anggota jemaah itu diberangkatkan dengan pesawat Saudi Arabian Airlines menuju Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz, Madinah.
Selain Kloter 1 dari Situbondo, hari ini ada 11 kloter dari enam embarkasi yang diberangkatkan di kota masing-masing. Keenam embarkasi itu adalah embarkasi Surabaya/SUB (3 kloter), Padang/PDG (1 kloter), Lombok/LOP (1 kloter), Solo/SOC (4 kloter), Jakarta-Pondok Gede/JKG (1 kloter), dan Makassar/UPG (1 kloter).
Lukman mengatakan, keberangkatan hari pertama di enam embarkasi berjalan sesuai jadwal. Diharapkan pemberangkatan seluruh jemaah calon haji tahun ini yang berjumlah 221.000 orang, terdiri dari 204.000 anggota jemaah haji reguler dan 17.000 anggota jemaah haji khusus, bisa sesuai rencana.
”Seluruh lokasi yang akan didatangi calon jemaah haji selama berada di Tanah Suci sudah dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Mudah-mudahan pelaksanaan ibadah haji tahun ini bisa lebih baik daripada tahun lalu,” katanya.
Ibadah haji memerlukan ketahanan fisik yang memadai agar bisa menjalankan seluruh rukun haji.
Kepada calon haji, Lukman mengingatkan jemaah untuk selalu menjaga kesehatan selama berada di Tanah Suci. Sebab, ibadah haji memerlukan ketahanan fisik yang memadai agar bisa menjalankan seluruh rukun haji. Oleh karena itu, jemaah harus pandai mengatur diri dan menjaga pola hidup sehat dengan mengatur asupan makanan dan minuman dengan baik.
”Selama menjalankan ibadah haji, jemaah harus memahami seluruh pedoman dan panduan manasik haji sehingga seluruh rukun haji bisa dilaksanakan sebaik-baiknya,” ujar Lukman.
Menurut Menteri Agama, prosesi ibadah di Mina menjadi titik krusial yang harus diperhatikan jemaah. Biasanya, jemaah sudah kelelahan jika mulai menjalankan prosesi mabit dan melempar jumrah di Mina. Penginapan selama di Mina pun hanya berada di bawah tenda, bukan di hotel berbintang seperti di Arafah.
Selama berada di Tanah Suci, Lukman mengingatkan jemaah untuk menjaga sikap. Mereka akan bertemu dengan jemaah lain dari berbagai belahan dunia sehingga keberadaannya menjadi duta bangsa yang harus bisa mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia yang dikenal religius dan agamais.
”Maka, pandai-pandailah menempatkan diri di rumah orang, di tempat di mana seluruh mata dunia melihat kita. Tempatkan segala aktivitas kita pada tataran yang proporsional dan jangan berlebihan,” tutur Lukman.
Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Kirana Pritasari mengatakan, suhu udara di Arab Saudi lebih panas daripada di Indonesia. Jika di Tanah Air biasanya suhunya sekitar 30 derajat celsius, di Tanah Suci bisa mencapai 50 derajat celsius.
”Jemaah bisa membawa bekal makanan dan minuman karena tubuh memerlukan asupan gizi yang cukup baik. Minum yang cukup sekitar satu gelas air atau 200 mililiter tiap dua jam sekali,” katanya.
Kirana juga mengimbau calon haji, terutama yang sudah usia lanjut, lebih mengutamakan syarat dan rukun haji dan tidak terlalu memaksakan melakukan ibadah sunah. Jangan sampai fisik tidak kuat saat melakukan ibadah rukun haji akibat kelelahan melakukan ibadah sunah.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jatim Syamsul Bahri mengatakan, pemberangkatan calon haji melalui embarkasi Surabaya dilaksanakan sejak Selasa (17/7/2018) hingga Rabu (15/8/2018). Jemaah yang diberangkatkan dari embarkasi tersebut berjumlah 37.055 orang yang terbagi menjadi 83 kloter, terdiri dari 36.640 calon haji dan 415 pendamping. Jemaah tersebut berasal dari Jatim sebanyak 35.270 anggota jemaah, Bali (700), dan Nusa Tenggara Timur (670).