Patroli Kebakaran Lahan Diperketat Jelang Asian Games
Oleh
Rhama Purna Jati
·3 menit baca
OGAN ILIR, KOMPAS — Kebakaran lahan di Sumatera Selatan mulai terjadi di sejumlah tempat dan jumlah titik panas juga mulai meningkat. Patroli kebakaran lahan diperketat menyusul kian dekatnya perhelatan Asian Games 2018 di Palembang.
Prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, puncak musim kemarau di Sumsel terjadi pada Agustus-September, bertepatan dengan Asian Games. ”Jumlah titik api terus meningkat,” kata Pelaksana Tugas Kepala Bidang Tanggap Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatera Selatan Anshori, Senin (16/7/2018).
Hingga pertengahan Juli, jumlah titik panas ada 57, melebihi jumlah sepanjang Juni, yakni 52 titik panas.
Senin kemarin, kebakaran lahan melanda tiga wilayah, yakni Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir; Kecamatan Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir; dan Kecamatan Rantau Bayung, Kabupaten Banyuasin. Titik panas terpantau di 17 lokasi yang tersebar di empat kabupaten di Sumsel.
Presiden Joko Widodo menegaskan, kebakaran hutan dan lahan menjadi perhatian khusus.
Kemarin, pemadaman salah satu titik panas di Desa Talang Pangeran Pemulutan, Ogan Ilir, melibatkan setidaknya 20 anggota tim gabungan TNI-Polri, Manggala Agni, BPBD Ogan Ilir, dan masyarakat. Pemadaman melalui udara dikerahkan untuk membantu pemadaman.
Melihat peningkatan jumlah titik panas itu, kata Ashori, pihaknya meningkatkan kewaspadaan dengan patroli. Berdasarkan data BPBD Sumsel tiga tahun terakhir, titik panas di Sumsel meningkat pesat pada Juni-September dan menurun Oktober.
Saat ini, tiga helikopter dikerahkan untuk patroli dan pemadaman udara. ”Sebenarnya kami mengusulkan sepuluh helikopter. Kemungkinan akan dikirim bertahap,” ujarnya. Selain itu, dikerahkan sekitar 50 tim terpadu yang tersebar di wilayah Sumsel untuk memadamkan api dari darat.
Antisipasi asap
Anshori menjelaskan, patroli dilakukan sejak bulan lalu sebagai antisipasi bencana asap yang bisa mengancam penyelenggaraan Asian Games. Pemantauan ketat dilakukan di tiga daerah, yakni Banyuasin, Ogan Ilir, dan Ogan Komering Ilir. ”Tiga daerah ini prioritas karena bila ada lahan terbakar, asapnya dapat menyebar hingga Palembang,” katanya.
Sepanjang bulan ini, kebakaran lahan terjadi di beberapa tempat dengan luas 37 hektar. Minggu (15/7/2018), kebakaran menghanguskan 25 hektar lahan di Desa Cinta Jaya, Kecamatan Pedamaran, Ogan Komering Ilir. Dugaan sementara, kebakaran disebabkan warga yang membuka lahan.
Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Kelas 1 Palembang BMKG Nandang Pangaribowo menjelaskan, hampir semua daerah di Sumsel telah memasuki awal musim kemarau. Suhunya berkisar 28-34 derajat celsius.
Dengan kondisi seperti ini, potensi lahan mudah terbakar kian besar. Puncak musim kemarau di Sumsel diperkirakan terjadi pada Agustus-September.
Saat berkunjung ke Palembang, Sabtu (14/7/2018), Presiden Joko Widodo menegaskan, kebakaran hutan dan lahan menjadi perhatian khusus. ”Bukan hanya di Asian Games, melainkan setelahnya jangan ada kebakaran. Saya perintahkan kepada pangdam, dandim, kapolda, serta kapolres, semuanya terlibat mencegah kebakaran hutan dan lahan,” kata Presiden.
Di Kapuas, Kalimantan Tengah, lahan konsesi perkebunan sawit di Kecamatan Mantangai dilaporkan terbakar. Luasnya mencapai 200 hektar. (IDO)