Rumah Adat Baduy di Tubaba Perkuat Jalinan Nusantara
Oleh
Vina Oktavia
·2 menit baca
TULANGBAWANG BARAT, KOMPAS Perwakilan masyarakat Baduy Luar untuk pertama kalinya berkunjung ke Kabupaten Tulangbawang Barat, Lampung, Selasa (17/7/2018). Selain silaturahim, mereka juga membangun sebuah rumah adat Baduy di Tubaba sebagai simbol keeratan budaya. Jalinan nusantara diperkuat.
Kunjungan tujuh perwakilan Suku Adat Baduy Luar disambut meriah masyarakat di Tubaba yang menyiapkan penyambutan khusus pertunjukan silat di halaman Gedung Sesat Agung atau balai adat untuk musyawarah. Berbagai suku: Sunda, Jawa, Madura, Batak, dan Padang turut menyambut kedatangan itu.
Saat prosesi penyambutan, kedua pihak bertukar benda pusaka. Warga Baduy menyerahkan golok, sedangkan masyarakat Lampung menyerahkan kain adat. Masyarakat Baduy juga memainkan angklung.
Masyarakat Baduy juga membangun sebuah rumah adat di Tubaba sebagai kenang-kenangan silaturahim budaya. “Kita dapat belajar tentang kesederhanaan dan kesetaraan dari warga Baduy,” ujar Bupati Tulangbawang Barat Umar Ahmad.
Selama ini, kata Umar, masyarakat Baduy tinggal di rumah sederhana. Di kampung-kampung Baduy, bentuk rumah adat dibangun seragam. Tidak ada rumah menonjol atau mewah.
Kearifan lokal
Menurur Umar, pembangunan di Kabupaten Tulangbawang Barat diharapkan bisa mengadopsi kearifan lokal adat Baduy. Rumah adat itu simbol budaya dan tonggak awal pembangunan kota berbudaya di Tubaba.
Sebagai kawasan transmigrasi, sekitar 80 persen penduduk Tulangbawang Barat warga transmigran asal Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali. Mereka menyebar di sembilan kecamatan dan hidup berdampingan dengan warga Lampung yang bermukim di 11 kampung adat di Tubaba.
Keberagaman itulah yang membuat Umar menggagas konsep kota multikultural dengan meletakkan seni budaya sebagai dasar pembangunan daerah. Dua tahun terakhir, pemkab bekerjasama dengan para seniman dari Studio Hanafi dari Jawa Barat mendampingi anak-anak muda mengembangkan budayanya.
Lawe Samadaha, pendamping masyarakat adat Baduy mengatakan, kunjungan itu merupakan ungkapan terima kasih masyarakat Baduy kepada Bupati Tulangbawang Barat Umar Ahmad dan masyarakat setempat. Menurut dia, masyarakat Baduy juga merasa dihormati saat Umar secara khusus berkunjung ke permukiman masyarakat Baduy pada beberapa waktu lalu.
Herman Artha selaku Ketua Federasi Adat Marga Empat, lembaga adat yang menaungi komunikasi antaradat di Tubaba, menuturkan, kunjungan warga Baduy ke Tubaba untuk pertama kalinya ini peristiwa bersejarah. Menurut dia, warga Lampung dan warga adat lainnya di Tubaba menyambut baik kedatangan warga Baduy.
“Acara penyambutan dihadiri oleh masing-masing perwakilan suku yang ada di Tubaba. Ini menunjukkan kebersamaan,” katanya.