Dua tahun terakhir, foto-foto di sejumlah media sosial mengenai mata air Sumber Sira di Desa Putukrejo, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, Jawa Timur, menyebar luas. Air jernih dan dasar kolam berganggang hijau mengundang wisatawan lokal berdatangan.
Panas matahari pertengahan musim kemarau teredam tatkala memasuki area wisata Sumber Sira di pinggiran Desa Putukrejo, Selasa (10/7/2018) siang. Rimbun pepohonan di tepian kolam berukuran sekitar 2.000 meter persegi langsung menyambut, bersamaan semilir angin dari arah persawahan.
Di tengah sumber air menyerupai kolam besar itu, puluhan pengunjung -sebagian besar anak-anak dan remaja- asyik berenang. Tawa ria dan kecipak air memeriahkan suasana. Beberapa di antaranya memanfaatkan ban dalam mobil sebagai pelampung. Ban itu disediakan warga di lokasi dengan ongkos sewa Rp 5.000 per buah.
Saat libur panjang Lebaran lalu, pengunjung mencapai 10.000 orang.
Bagi mereka yang pandai berenang, maka tak menyia-nyiakan kesempatan menyelam dan menjelajah dasar telaga berkedalaman hingga dua meter itu. Di dasar kolam itulah mata air berada. Tak ada yang tahu pasti berapa jumlahnya. Bergitu pula debitnya. Yang jelas mata air ini tidak pernah surut, meski kemarau panjang. Pemandangan bawah air mengundang decak kagum. Tak sedikit pengunjung yang mengunggahnya di sosial media mereka.
Sumber Sira mengairi lahan pertanian di sekitarnya. Sejak 2004, airnya memenuhi kebutuhan air bersih warga di sembilan desa di Kecamatan Gondanglegi dan Bululawang, antara lain Gading, Sumber Jaya, Ketawang, Ganjaran, dan Putukrejo. Dari sumber itu, air dialirkan melalui perpipaan ke rumah-rumah penduduk.
“Segar, airnya dingin. Cocok untuk mengisi waktu luang dan melepas penat,” ujar Argan Mulya Putra (23), pengunjung dari Sidoarjo, Jawa Timur. Argan mendapatkan informasi mengenai obyek wisata ini dari internet. Itu kali pertama ia datang.
Argan datang ke Sumber Sira berlima dengan teman dan saudaranya. Ia hendak membuktikan langsung apa yang ia lihat di dunia maya. Ia puas.
Selain ke Sumber Sira, Argan juga mengunjungi beberapa obyek wisata di Malang Raya, seperti Pantai Sendiki di Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Alun-alun Kota Batu, dan beberapa obyek wisata buatan di Batu.
Di kawasan Putukrejo terdapat dua kelompok sumber. Selain Sumber Sira, ada pula Sumber Wadon yang ukurannya lebih kecil. Lokasi Sumber Wadon sekitar 40 meter tenggara Sumber Sira.
Jika Sumber Sira sudah memperoleh sentuhan dan sebagian tepiannya dibatasi tembok batu, maka Sumber Wadon masih alami. Keberadaannya perlu polesan lebih baik.
Terus bersolek
Saat ini, Sumber Sira tengah ditata. Akses jalan menuju kios di sisi kanan pintu masuk juga sedang dibenahi. Jalan diberi tangga dan dilapisi paving. Nantinya, kios-kios makanan dan cenderamata di tempat itu juga akan dibuat permanen. Sejauh ini, kios masih dari tenda terpal.
“Kami sedang membuat tangga sebagai akses jalan dari kolam menuju warung. Nantinya, warung-warung akan dibuat permanen. Untuk kolam dibiarkan seperti itu, alami,” ujar Muhammad Sodik, pengelola wisata.
Menurut Sodik, Sumber Sira mulai dikembangkan sebagai tempat wisata sejak 2015. Setahun kemudian dibentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang bertugas mengelola. Sebelum dijadikan area wisata, sumber air sekitar 20 kilometer di selatan Kota Malang itu dibiarkan apa adanya.
Dengan tiket masuk Rp 3.000 per orang, kini Sumber Sira banyak dikunjungi wisatawan. Mereka juga dari Sidoarjo dan Surabaya. Saat libur panjang Lebaran lalu, pengunjung mencapai 10.000 orang. Hari libur biasa sekitar 800 orang sehari.
Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat Desa Putukrejo Muhammad Kusnan --sebelumnya bertanggungjawab mengelola wisata-- mengatakan, selama ini fasilitas masih semrawut sehingga perlu ditata kembali. Penataan tidak hanya oleh pemerintah desa, tetapi juga oleh pemerintah kabupaten.
Beberapa fasilitas yang dibenahi Pemerintah Desa Putukrejo, antara lain melapisi jalan dengan paving tahun 2015/2016, serta pembangunan drainase di selatan (2017). Dana yang dipakai dari Alokasi Dana Desa, Dana Desa, dan uang retribusi.
“Tahun ini kami juga dibantu Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air Kabupaten Malang untuk menata kawasan,” ujarnya.
Sekretaris Desa Putukrejo Kosim menyatakan, beberapa fasilitas diperbaiki kabupaten, antara lain akses dan pengaspalan jalan menuju lokasi. Tahun 2017, pemkab memasang tulisan bersar “Sumber Sira” di sisi kolam.
Tahun ini, pemerintah desa memasukkan penyertaan modal desa ke BUMDes sebesar Rp 135 juta untuk mengelola Sumber Sira. Salah satu yang dibidik adalah air minum dalam kemasan.