JAKARTA, KOMPAS – Atlet sepatu roda Indonesia terancam tidak dapat memenuhi medali emas Asian Games 2018 yang ditargetkan Pengurus Besar Persatuan Olahraga Sepatu Roda Seluruh Indonesia (PB Porserosi). Hal itu karena mereka hanya diberi waktu sepekan dari rencana sebulan lebih untuk beradaptasi di arena sepatu roda Jakabaring Sport City, Palembang, Sumatera Selatan.
Awalnya PB Porserosi merencanakan atlet berlatih mulai awal Juli hingga pertengahan Agustus. Namun, rencana itu mundur karena arena yang dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) baru akan rampung pada 18 Juli.
Awalnya pihak ketiga tidak mengizinkan kami mencoba trek karena katanya waktu sudah terbatas untuk penataan jelang perlombaan
Wakil Ketua Umum Bidang Pembinaan Prestasi PB Porserosi Jeffry Abel mengatakan, meski sudah selesai, trek sepatu roda juga tidak bisa digunakan sejak 18 Juli sampai pertengahan Agustus. Menurut dia, pihak ketiga, GL Events, yang ditunjuk sebagai penata arena oleh Panitia Penyelenggara Asian Games Indonesia (Inasgoc), tidak mengizinkan pemakaian hingga Agustus.
“Awalnya pihak ketiga tidak mengizinkan kami mencoba trek karena katanya waktu sudah terbatas untuk penataan jelang perlombaan. Tetapi, setelah negosiasi, akhirnya dikasih satu minggu,” ucap Jeffry, saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (17/7/2018).
Idealnya, butuh setidaknya sebulan untuk beradaptasi dengan trek baru
PB Porserosi menilai, waktu sepekan terhitung Kamis (19/7/2018), tidak cukup untuk menjalani program dari tim pelatih untuk mewujudkan medali emas. Paling tidak, kata Jeffry, pihak ketiga memberikan waktu dua minggu untuk persiapan khusus.
Adapun performa atlet akan kembali turun. Mereka harus berlatih di Bekasi lagi setelah kembali dari Palembang. Apalagi, tempat latihan saat ini, di kompleks Summarecon Bekasi, tidak memiliki kualitas aspal yang sama dengan di arena perlombaan. Aspal kompleks itu hanya jalan biasa untuk dilalui kendaraan bermotor.
Susah juga kalau hanya seminggu, apalagi lawan kita adalah juara Asia dari Korea Selatan, Taiwan, dan China
Di sisi lain, trek di Bekasi memiliki bentuk oval dengan panjang 1 kilometer, sedangkan di Jakabaring berbentuk oval dengan panjang 400 meter. Perbedaan panjang itu ikut memengaruhi kemiringan saat belokan. Hal itu berdampak langsung pada adaptasi teknik sang atlet.
Idealnya, kata pelatih sepatu roda Yedhi Heryadie, butuh setidaknya sebulan untuk beradaptasi dengan trek baru. Atlet perlu mencari celah trek untuk memaksimalkan kecepatan dan beradaptasi dengan kondisi cuaca panas di Palembang.
“Sebetulnya lebih lama lebih baik. Karena ini adalah keunggulan kita sebagai tuan rumah. Susah juga kalau hanya seminggu, apalagi lawan kita adalah juara Asia dari Korea Selatan, Taiwan, dan China,” kata Yedhi, usai melatih, Selasa (17/7/2018, di Bekasi.
Atlet sepatu roda Muhammad Oky Adrianto mengatakan, prestasi yang didapat nanti akan berdasarkan pada penyesuaian di trek lomba. “Ini kan lomba balapan ya, pastinya yang lebih mengenal trek bisa lebih unggul. Belum lagi penyesuaian roda sama aspal itu pasti berbeda-beda,” ucapnya.
Menanggapi itu, Deputi I Inasgoc Operasional Pertandingan Harry Warganegara mengucapkan, saat ini memang merupakan jadwal untuk penataan arena. Hal itu karena banyak pekerjaan yang harus dilakukan, mulai dari instalasi listrik, pemasangan videotron, dan pemindahan barang nonpermanen.
Seluruh persoalan itu perlu diselesaikan Inasgoc dalam seminggu sebelum pembukaan Asian Games. Waktu seminggu sengaja disisakan untuk mengevaluasi kekurangan.
Namun demikian, Harry tidak ingin membatasi keinginan PB Porserosi. “Mereka kan mengerti juga kebutuhan penyelenggaraan. Kami sih membebaskan saja kalau mereka ingin memakai trek sampai kapan pun, silakan saja, tetapi harus menjamin penataan selesai ketika Asian Games berlangsung,” ucapnya.