Indonesia Gali Informasi Produk yang Dibutuhkan Negara Asia Selatan
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ekspor produk industri kecil dan menengah Indonesia ke sejumlah negara Asia Selatan menurun. Kerja Sama Teknik Selatan-Selatan dan Triangular menjadi cara pemerintah untuk mencari tahu informasi produk yang dibutuhkan pasar di Asia Selatan.
Data Kementerian Perindustrian menunjukkan, ekspor produk industri kecil dan menengah (IKM) Indonesia ke negara-negara Asia Selatan menurun. Ekspor produk IKM ke India turun sejak 2012 ke 2016.
Pada 2012 Indonesia mencatat nilai ekspor produk IKM sebesar 6.875 juta dollar Amerika Serikat (AS). Nilainya terus menurun hingga 2016 menjadi 5.935 juta dollar AS. Demikian juga dengan ekspor ke Sri Lanka dan Pakistan. Ekspor ke Sri Lanka pada 2015 tercatat 269 dollar AS. Jumlahnya menurun menjadi 232 juta dollar AS pada 2016. Ekspor ke Pakistan pada 2015 sebesar 1.809 juta dollar AS. Setahun kemudian nilainya turun menjadi 1.799 dollar AS. Hanya ekspor ke Nepal yang tercatat meningkat menjadi 9 juta dollar AS dari 8 juta dollar AS pada 2015.
Direktur Jenderal IKM Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih, Kamis (19/7/2018), menyampaikan, Kerja Sama Teknik Selatan-Selatan dan Triangular (KSST) bisa menjadi pintu masuk untuk mendongkrak ekspor produk IKM Indonesia ke negara-negara Asia Selatan. Kerja Sama Teknik Selatan-Selatan dan Triangular melibatkan Indonesia dengan negara anggota Colombo Plan, di antaranya Pakistan, India, Nepal, dan Sri Lanka.
Gati menjelaskan, selain memberikan pelatihan, pemerintah memanfaatkan agenda ini untuk mencari tahu informasi terkait produk-produk yang negara-negara tersebut butuhkan. Pemerintah juga akan berupaya memperoleh data mengenai kebutuhan produk dalam negeri negara anggota Colombo Plan.
Lebih dari itu, Indonesia berkepentingan mendapatkan informasi mengenai produk yang diinginkan pasar di Eropa dan China. Hal itu, kata Gati, dimungkinkan karena negara Asia Selatan secara geografis relatif lebih dekat dengan Eropa dan China.
”Kalau kita butuh informasi terkait IKM, bisa bertukar informasi dengan mereka. Segala informasi kita harapkan bisa dapat dari mereka dengan lebih mudah,” kata Gati, di Jakarta.
Ia menambahkan, pemerintah ingin mengedepankan semua sektor IKM dalam kerja sama tersebut. Namun, kali ini pemerintah berniat memperlihatkan sejumlah hasil penelitian yang memacu produktivitas IKM. Dalam salah satu sesi, peserta pelatihan diberi kesempatan menjajal mesin computer numerical control (CNC) buatan Balai Besar Bahan dan Barang Teknik serta Balai Besar Keramik.
Melalui langkah tersebut, pemerintah mencoba meyakinkan negara-negara anggota Colombo Plan bahwa produk-produk buatan Indonesia bisa dipercaya.
Staf Ahli Menteri Sekretaris Negara Bidang Politik, Pertahanan, dan Keamanan,
Gogor Oko Nurharyoko mengatakan, kerja sama dengan negara anggota Colombo Plan memberikan keuntungan bagi Indonesia. Mulai dari menyajikan akses pemasaran produk-produk IKM Indonesia hingga meneguhkan posisi Indonesia sebagai negara yang terkemuka di lingkup kerja sama Selatan-Selatan.
Sekretaris Direktorat Jenderal IKM Eddi Siswanto mengatakan, cara mengembangkan pasar ekspor tidak bisa dengan langsung menawarkan produk ke negara tujuan, tetapi harus melalui strategi kerja sama agar terjadi hubungan psikologis yang bagus antarnegara.
Meski bertajuk kerja sama dengan agenda pelatihan, tetap saja pemerintah mencoba mengambil keuntungan kerja sama ekonomi. Para peserta pelatihan dari 20 negara itu dijadwalkan akan diajak berkeliling menyaksikan sejumlah IKM di Indonesia.
Diharapkan, setelah melihat teknologi yang digunakan, mereka menaruh kepercayaan terhadap kualitas produk IKM Indonesia. Pada akhirnya, hal itu akan membuka pasar bagi produk IKM Indonesia.
”Target kerja sama nanti, akan terjadi hubungan ekonomi atau ada permintaan pasar dari mereka. Itu terjadi tahun lalu di Yogyakarta. Ketika mereka diajak berkunjung ke beberapa perusahaan, mereka tertarik memesan produk IKM kita. Pelatihan dalam rangka untuk meyakinkan bahwa produk-produk itu benar-benar kita buat di sini,” katanya.
Eddi menambahkan, IKM Indonesia memiliki keunggulan dalam industri kreatif. Produk IKM kreatif itu di antaranya kerajinan tangan dan fashion.