CIREBON, KOMPAS — Kekeringan melanda sejumlah daerah pangan yang produktif. Di Cirebon dan Indramayu, Jawa Barat, ratusan hektar sawah dibayangi gagal panen akibat kekeringan.
Di Cirebon, kekeringan antara lain melanda Kecamatan Suranenggala, Kapetakan, Mundu, Pangenan, dan Astanajapura. Di Indramayu, ancaman gagal panen ada di Kecamatan Kandanghaur dan Losarang. Tanah di sawah retak-retak, padi berumur sebulan hingga 50 hari tidak tumbuh. Saluran irigasi dangkal dan sebagian besar sawah dibiarkan menganggur.
”Kami baru menerima laporan, ada 80 hektar sawah di Astanajapura berisiko puso,” ujar Kepala Seksi Serealia Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon Iwan Mulyawan, Rabu (18/7/2018). Sebelumnya, 145 hektar sawah terancam gagal panen akibat kekeringan. Total, potensi puso tercatat 225 hektar.
Di Indramayu, 770 hektar sawah terancam puso.
Dengan produksi rata-rata 6 ton gabah kering giling (GKG) per hektar, Cirebon berpotensi kehilangan 1.350 ton GKG. Padahal, Cirebon termasuk sentra padi di Jabar. Dengan lahan pertanian sekitar 45.000 hektar, produksi padi di Cirebon pada 2016 mencapai 607.656 ton GKG.
Menurut Iwan, jumlah lahan yang terancam gagal panen akibat kekeringan berpotensi meningkat. Alasannya, pasokan air di wilayah timur Cirebon, seperti Pangenan dan Astanapura berasal dari Waduk Darma, Kabupaten Kuningan, rentan berkurang akibat kemarau.
”Sawah di Cirebon mendapat giliran terakhir pembagian air setelah Kuningan,” katanya.
Wadina (46), petani di Suranenggala, telah menanam padi dua kali untuk musim gadu (tanam kedua) ini, tetapi gagal karena kurang air dan hama tikus. ”Kalau tanam lagi sudah tidak kuat modal dan tetangga. Saya sudah rugi Rp 3 juta,” ujar pemilik lahan 0,7 hektar itu.
Di Indramayu, Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Indramayu Sutatang mengatakan, 770 hektar sawah terancam puso. Jumlah itu setara 4.620 ton GKG jika produksi rata-rata 6 ton GKG per hektar. Padahal, dengan lahan 116.000 hektar, Indramayu mampu menghasilkan hingga 1,7 juta ton GKG per tahun. ”Kemungkinan, minggu depan sawah terancam puso tambah,” ujarnya.
Sutatang berharap, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung menjamin pasokan air dari Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang, Jabar. Dengan begitu, produksi padi lancar. Provinsi berpenduduk 46 juta jiwa itu menyumbang 17 persen kebutuhan beras nasional.
Selama ini, pasokan air di sentra padi itu berasal dari Waduk Jatigede, Sumedang, dan disalurkan melalui Bendung Rentang di Majalengka. Air lalu menuju dua saluran induk, yakni Sindupraja dan Cipelang. Saluran induk Sindupraja menyalurkan air untuk 20.620 hektar persawahan di Cirebon, 36.000 hektar sawah di Indramayu, dan lebih dari 100 hektar sawah di Majalengka.
Ketua Tim Upaya Khusus Padi Jagung dan Kedelai Jabar Banun Harpini mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan BBWS Cimanuk-Cisanggarung untuk mengalirkan air ke sentra pertanian. ”Saat ini, air digilir juga untuk keperluan Asian Games di Majalengka. Namun, untuk pertanian tetap dialirkan sesuai kebutuhan,” ujar Banun.
Sementara itu, kekeringan juga telah melanda Ponorogo, Jawa Timur. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo mencatat, saat ini enam kecamatan mulai krisis air bersih, yakni Slahung, Sampung, Pulung, Mlarak, Jenangan, Balong, dan Badegan.
Bahkan, tiga kecamatan, yakni Slahung, Sampung, dan Pulung, bahkan sudah meminta pengiriman air bersih. ”Pengiriman air bersih ke lokasi krisis berdasarkan permintaan warga. Seiring kemarau, permintaan pengiriman air bersih makin banyak,” ujar Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Ponorogo Setyo Budiono.
Di Boyolali, Jawa Tengah, warga lereng Gunung Merapi juga mulai kesulitan air bersih. Untuk kebutuhan sehari-hari, warga membeli air bersih.
Air bersih dibeli seharga Rp 120.000 per tangki berisi sekitar 5.000 liter. ”Saya sudah habis tiga tangki,” kata Sarjono, warga Dusun Magersari, Kecamatan Musuk, Boyolali.
Berdasarkan data BPBD Kabupaten Boyolali, sebanyak 41 desa di enam kecamatan rawan kekeringan. Kepala Pelaksana Harian BPBD Boyolali Bambang Sinuharjo mengatakan, untuk mengatasi kekurangan air bersih itu, pihaknya menyiapkan bantuan air bersih. (NIK/RWN)