Antusiasme Warga Sambut Kirab Obor Asian Games
”Indonesia... Indonesia...” teriak kerumunan anak dan orang dewasa sambil mengibarkan bendera Merah Putih ketika pembawa obor melintas di sejumlah jalan raya di Yogyakarta. Hari itu, obor Asian Games 2018 memulai perjalanan panjangnya.
Warga Yogyakarta tumpah ruah ke jalan. Di beberapa tempat terlihat warga bermain musik dan menampilkan tarian tradisional. Kemeriahan yang pantas dirayakan karena kota mereka mendapat kehormatan menjadi kota pertama yang disinggahi kirab obor Asian Games 2018.
Padamnya api obor sesaat sebelum tiba di garis akhir di Tugu Yogyakarta tak menyurutkan semangat warga Yogyakarta memeriahkan kirab obor menyongsong pesta olahraga bangsa Asia ini.
Perjalanan obor bermula dari Pagelaran Keraton Yogyakarta. Sekitar pukul 07.00, Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X mengambil api dari kaldron mini dan menyerahkan obor kepada Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sebagai pelari pertama. Setelah berlari sekitar 100 meter dari keraton ke arah alun-alun utara, obor Asian Games diserahkan kepada pelari kedua, yaitu Kapolda DIY Brigjen (Pol) Ahmad Dofiri. Selanjutnya, Komandan Lanud Adisutjipto Marsekal Pertama TNI Ir Tedi Rizalihadi menjadi pelari ketiga.
Kirab obor Asian Games melintasi Jalan Bhayangkara, pertigaan Ngupasan, kantor Gubernur DIY, Istana Negara, Jalan Brigjen Katamso, Pojok Benteng Kulon, pertigaan Ngabean, perempatan Gedong Tengen, Bundaran Samsat, dan berakhir di Tugu Yogyakarta.
Selain tiga pelari utama, kirab obor Asian Games melibatkan 20 pelari berasal dari berbagai lapisan masyarakat. Secara bergantian mereka membawa obor yang apinya berasal dari perpaduan api New Delhi, India, tempat terselenggarnya Asian Games pertama kali dan api abadi Mrapen, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Para pelari utama diiringi 20 pelari pendamping yang berasal dari gabungan anggota TNI dan Polri.
Di antara para pelari ada sepuluh mantan atlet nasional seperti Finarsih (bulu tangkis), Asep Santoso (taekwondo), Kamilia Lituhayu (wushu), Rahmat Sulistyawan (panahan), dan Suwartoyo (atletik). Ada pula atlet Slamet Latanggang (pencak silat), Nurhayati (balap sepeda), Etti Hendrawati (panjat dinding), Nabila Marwa (renang indah), dan Hendra Purnama (panahan).
Setiap pelari bertugas membawa obor dengan jarak tempuh 240 meter – 700 meter. Sepanjang perjalanan, para pelari disambut antusiasme ribuan warga dan pelajar Yogyakarta yang tumpah di jalan raya. Para pelajar mengibarkan bendera Merah Putih. Ada pula yang membunyikan alat musik tradisional. Sejumlah masyarakat mengabadikan moment bersejarah tersebut dengan memotret menggunakan telepon genggam.
Untuk menyukseskan kirab obor, ada iring-iringan petugas yang bekerja memastikan api tetap menyala. Rombongan terdepan merupakan ambulans, diikuti mobil kedua berisi penanggung jawab kirab obor dari Panitia Penyelenggara Asian Games Indonesia (Inasgoc). Pada mobil ketiga, berisi petugas teknis kirab obor. Sedangkan mobil keempat merupakan petugas keamanan kirab obor yang berasal dari pasukan gabungan TNI dan Polri. Sejumlah petugas ditempatkan di sudut-sudut jalan raya untuk membantu mobilisasi pekerjaan teknis kirab obor.
Safiq (30), petugas teknis kirab obor, bekerja keras memastikan obor tetap menyala. Di dalam mobil teknis, dirinya merakit dan mengisi obor dengan gas. Pada jarak yang sudah ditentukan, ada petugas lain yang berlari ke arah mobil untuk mengambil obor yang telah diisi gas.
Obor yang bentuknya terinspirasi dari senjata golok (Betawi) dan skin (Palembang) tersebut kemudian diberikan kepada pelari yang sudah menunggu di jalan raya. Sebanyak tujuh obor dipakai secara bergantian selama kirab obor berlangsung. Ketika pelari datang sambil membawa obor menyala, obor baru ditempelkan pelari berikutnya sehingga nyala api berpindah. Begitu seterusnya sehingga nyala api tetap terjaga.
Di Jalan Brigjen Katamso, setidaknya dua kali api obor meredup karena kehabisan gas. Petugas teknis segera mengganti obor tersebut dengan obor yang baru sehingga nyala api tetap terjaga.
Pada jarak 240 meter menjelang finish, obor yang dibawa Sekretaris Jendral Inasgoc Eris Heryanto, tiba-tiba padam. "Api padam! Api padam!" kata seorang petugas melalui alat komunikasi.
Dengan wajah panik, peberapa petugas datang ke mobil teknis kirab obor. "Yakin padam? Mungkin hanya redup!" kata Safiq. "Sudah saya cek, api padam!" jawab petugas tersebut.
Tidak menunggu waktu lama, Safiq kemudian membuka kotak besi. Di dalamnya terdapat lentera yang berisi api menyala. Lentera tersebut dibawa ke arah obor yang padam. Dengan menggunakan tongkat api, api dari lentera dipindahkan ke obor. "Sulit sekali membawa api ini. Sudah jauh-jauh didatangkan dari India, jangan sampai api padam," kata Safiq.
Untunglah ada lentera! Setelah api obor kembali dinyalakan, Sekretaris Jendral Inasgoc Eris Heryanto melanjutkan lari ke arah Tugu Yogyakarta.
Kedatangan obor Asian Games disambut ribuan masyarakat yang penasaran melihat api Asian Games. Obor kemudian diserahkan kepada Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti.
Eris mengatakan, antusiasme warga Yogyakarta dalam menyambut kirab obor Asian Games disebabkan partisipasi langsung Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X. Selain itu, masyarakat antusias karena api dari New Delhi, India, mendarat di Bandara Adisutjipto, Yogyakarta. "Antusiasme warga menjadi pertanda baik suksesnya Asian Games," kata Eris.
Ketika api obor padam, Eris menuturkan dirinya tidak terlalu khawatir. "Kami sudah menyiapkan petugas untuk memastikan api tetap menyala. Untung saja ada lentera," kata dia.
Bayu Ridho (18), atlet sepatu roda, merasa senang terlibat dalam kirab obor Asian Games. Bersama 12 atlet sepatu roda dari pemusatan latihan daerah Yogyakarta, Bayu mengiringi perjalanan obor Asian Games. "Moment seperti ini kemungkinan tidak akan terulang. Saya bangga," katanya.
Selanjutnya, Haryadi memindahkan api obor ke dalam lentera untuk memudahkan api dibawa ke kota selanjutnya, yaitu Solo. Obor Asian Games akan dibawa mengelilingi 53 kota/kabupaten pada 18 provinsi di Indonesia. Kirab obor berakhir di Jakarta, tepat pada hari kemerdekaan RI, 17 Agustus 2018. Kemudian, api akan dipakai untuk upacara pembukaan Asian Games.
Haryadi mengucapkan terima kasih atas terpilihnya Yogyakarta sebagai kota pertama yang disinggahi obor Asian Games. "Ini kebahagiaan dan kebanggaan. Semoga api yang berkobar menjadi semangat untuk menyukseskan Asian Games dan meraih prestasi terbaik," ujar Haryadi. (NCA)