OGAN KOMERING ILIR, KOMPAS Di tengah kebakaran lahan dan hutan yang bertambah setiap hari, tim satuan tugas di sejumlah daerah, baik di Sumatera maupun Kalimantan, mengintensifkan pemadaman. Pemadaman dari udara dilakukan dengan menambah armada helikopter pengebom air, sedangkan di darat dengan menambah jumlah personel gabungan.
Langkah itu dilakukan antara lain untuk memastikan penyelenggaraan Asian Games 2018 di Palembang, Sumatera Selatan, tidak terganggu kabut asap. Prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, musim kemarau tahun ini lebih kering dibandingkan dua tahun sebelumnya. Namun, masih lebih basah dibandingkan kemarau tahun 2015, yang mengirim kabut asap pekat beberapa hari di Sumatera Selatan dan sekitarnya.
”Dalam satu hari, satu helikopter bisa dua kali terbang memadamkan api dan patroli. Sampai saat ini empat helikopter disiagakan,” kata Komandan Pangkalan Udara TNI AU Sri Mulyono Herlambang Kolonel (Pnb) Heri Sutrisno di Palembang, Kamis (19/7/2018).
Dua hari ke depan, enam helikopter siap dioperasikan untuk mengintensifkan pemadaman dan patroli. Di darat, 600 personel gabungan sudah disiagakan.
Kamis pukul 13.00, Kompas mengikuti pemadaman dari udara di Desa Cinta Jaya, Kecamatan Pedamaran, Ogan Komering Ilir, menggunakan helikopter MI 172-VN8427 milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Helikopter terbang dari Base Operasi Pangkalan Udara TNI AU Sri Mulyono Herlambang. Sekitar 20 menit mengudara, asap pekat membubung dari sejumlah titik.
Api melahap lahan gambut sehingga menimbulkan asap putih tebal. Semua awak helikopter menghirup asap pekat karena pintu helikopter dibuka untuk memudahkan pemantauan pemadaman.
Helikopter yang sebelumnya terbang sekitar 300 meter dari permukaan tanah lalu terbang rendah sekitar 40 meter saat memadamkan api. Helikopter berkapasitas sekitar 4 ton air tersebut mengebomkan air 47 kali dalam 3,5 jam terbang.
Kendala operasi
Komandan Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Sumatera Selatan Kolonel (Inf) Iman Budiman mengatakan, pihaknya terus berupaya memadamkan titik panas. Caranya, mengintegrasikan strategi teritorial darat dan udara.
Saat ini, ada empat helikopter disiagakan, satu di antaranya helikopter milik swasta. Idealnya, ada sepuluh helikopter.
Peralatan masih menjadi kendala, terutama untuk pemadaman di malam hari. Kendala lain adalah masih rendahnya kesadaran masyarakat yang terus membuka lahan dengan sistem bakar. ”Dengan jumlah personel terbatas, kami tidak mungkin bisa memantau keseluruhan masyarakat,” kata Iman.
Terpisah, Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Selatan Inspektur Jenderal Zulkarnain Adinegara mengatakan, pihaknya akan bertindak tegas terhadap pembakar lahan. ”Tembak di tempat bagi yang sengaja membakar lahan,” katanya.
Di Pekanbaru, Riau, kebakaran lahan juga terus terjadi. Data Satgas Karhutla Riau, sejak Januari hingga 18 Juli 2018, luas lahan terbakar di Riau 2.200 hektar. Dua hari terakhir, 16-18 Juli, areal terbakar bertambah 200 hektar. ”Hari ini ada penambahan 30 personel TNI untuk membantu tim pemadam darat di Dumai. Kami terus mengamati perkembangan dan jika sewaktu-waktu diperlukan, personel akan ditambah lagi,” ujar Kepala BPBD Riau Edwar Sanger.
Kemarin, empat helikopter BNPB masih mengebomkan air di Lubuk Gaung secara bersamaan. Sehari sebelumnya, dua helikopter mengebomkan air hingga 1,3 juta liter.
Dari Roma, Italia, seperti dilaporkan wartawan Kompas, Ichwan Susanto, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, di sela-sela mengikuti Sidang Ke-24 Komite Kehutanan Organisasi Pangan PBB (FAO), mengatakan optimistis kebakaran hutan dan lahan bisa ditangani. Sebab, sistem pengendalian kebakaran hutan telah berjalan.
Laporan yang ia terima, jumlah titik panas di Sumatera dan Kalimantan meningkat dari 600 menjadi 800 titik panas.
Sebanyak 8 helikopter disiagakan di Riau, 4 helikopter di Sumatera Selatan, 3 helikopter di Kalimantan Barat, dan 2 helikopter di Kalimantan Tengah. Helikopter tersebut dari Kementerian LHK, BNPB, TNI AU, dan perusahaan swasta.
Patroli juga disiapkan hingga desa-desa di sekeliling Palembang. Terdapat 288 posko di desa yang menjangkau 816 desa. Posko itu ada di wilayah administratif Sumatera Selatan dan Jambi. (RAM/SAH/JUM/IDO/ESA)