Secangkir kopi tidak saja menyimpan aneka rasa. Lewat minuman berwarna hitam ini, mengalir sederet kisah mulai dari perkebunan kopi, pengolahan, kerja masyarakat, hingga soal perdagangan. Tak ketinggalan, teknik pengolahan kopi juga menjadi bagian penting dari narasi kopi yang hadir di hadapan kita.
Menikmati kopi nusantara dari tanah Sumatera hingga Papua tidak lengkap tanpa menyibak kisah di balik biji kopi. Lewat Festival Kopi Nusantara, Kamis-Minggu 19-22 Juli 2018 di Bentara Budaya Jakarta, pengunjung bisa menyesap minuman kopi dari berbagai daerah sekaligus berbincang dengan orang-orang di balik hadirnya kopi itu.
Memasuki area festival di Jalan Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, harum kopi sudah menguar. Deretan kopi yang dikemas aneka rupa ditampilkan di halaman Bentara, sesuai daerah atau komunitas yang menghadirkan kopi itu. Ada kopi bubuk, biji, maupun green bean. Di setiap stan, kita bisa menyoba rasa kopi itu sembari berbincang dengan para peserta. Dari situ, kita bisa mengetahui asal kopi, cara penanaman kopi, hingga kehidupan petani kopi di daerah asal.
Kopi yang hadir berasal dari berbagai jenis, mulai arabica, robusta, atau liberika. Selain kopi jenis single origin, sejumlah peserta pameran menyediakan kopi berbasis espreso seperti capucino, latte, atau americano.
Beragam potret kehidupan yang terkait dengan perjalanan kopi juga dihadirkan dalam pameran foto hasil liputan Jelajah Kopi Nusantara oleh Harian Kompas.
Bagi yang ingin mengenal kopi lebih dalam, silakan ikuti diskusi mengenai kopi. Diskusi yang terbuka untuk umum dan gratis ini dilakukan tiga kali yakni pada Jumat, Sabtu, dan Minggu. Para pembicara antara lain dari Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, Asosiasi Kopi, Produsen Peralatan Kopi, serta pengamat ekonomi.
Ada pula kelas belajar mengenai kopi dan olahannya dalam kelas Roasting Kopi, Kompetisi Manual Browing, Cup Taster, Peramal dan Live Music.
Festival Kopi Nusantara yang berlangsung pukul 10.00-21.00 ini merupakan rangkaian Ekspedisi Kopi yang dilakukan Harian Kompas untuk mengangkat kekayaan ragam kopi nusantara.
Pameran otomotif
Akhir pekan ini, ada pula 100-an mobil klasik, unik, dan langka di Pameran Otomotif yang diberi nama “4Boost Limited Car Show Charity” di Thamrin City, Sabtu dan Minggu. Di lantai 6 area parkir pusat perbelanjaan itu, hadir aneka mobil seperti Cadillac eks KTT APEC yang pernah dipakai Presiden Amerika Serikat Bill Clinton, VW Charmant Ghia Cabriolet, Nissan GTR, Mustang, serta Ford Big Foot juga bisa kita saksikan dalam acara ini. Juga mobil VW Combi Caravan, Fairlady, Toyota Starlet 2 pintu, dan koleksi sedan Volvo, Tooyta Corolla DX built up.
"Mobil-mobil yang kami tampilkan memang benar-benar jenis car show seperti mobil reli, mobil retro, mobil built up dan lain-lain," ungkap Helmi Sarosa, salah satu panitia dari Kedai Built Up, Selasa (17/7/2018).
Akan hadir menghibur pengunjung, komedian Miing Bagito, ketua Landy Indonesia yang menampilkan koleksi Land Rover-nya. Juga dua koleksi mobil klasik milik Nanan Sukarna.
Terkait Asian Games, Generasi Pesona Indonesia (Genpi) Kota Tangerang bersama Genpi Banten menggagas Pasar Destinasi Digital Kampoeng Markisa dan Kampung Asian Games di RW 02 Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang, Sabtu (21/7/2018) siang. Di Pasar Destinasi Digital Kampoeng Markisa, ada 10 stan yang menawarkan pilihan kuliner khas Tangerang. Pengunjung bisa mendapatkan suvenir.
“Dalam pembukaan Pasar Kampoeng Markisa mengangkat tema Asian Games. Kampoeng Markisa ini akan disulap menjadi Kampung Asian Games pertama di Indonesia,” kata Ukon FS, salah seorang panitia penyelenggara.
Setelah pembukaan pada Sabtu ini, kata Ukon, berbagai kegiatan akan dilakukan setiap hari Minggu di Kampung Asian Games dan Pasar Kampoeng Markisa.