Situs Adan-adan di Kediri Merupakan Kompleks Candi
Oleh
Defri Werdiono
·3 menit baca
KEDIRI, KOMPAS – Situs Adan-adan yang berada di Dusun Candi, Desa Adan-adan, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Jawa Timur diperkirakan merupakan sebuah kompleks candi yang dibangun pada masa kerajaan Kediri atau lebih tua. Dugaan ini menguat setelah Tim Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan ekskavasi ketiga selama beberapa hari terakhir.
Ketua Tim Peneliti dari Pusat Arkeologi Nasional (Puslitarkenas) Sukawati Susetyo, Kamis (19/7/2018), di Kediri, mengatakan, pada ekskavasi ketiga yang berlangsung sejak 8 Juli pihaknya menemukan struktur yang lebih kompleks dibanding ekskavasi pertama tahun 2016 dan kedua tahun 2017.
Ekskavasi dilakukan dengan penggalian tanah hingga kedalaman tiga meter.
Beberapa benda yang ditemukan dalam ekskavasi, antara lain denah bangunan berukuran 8 x 8 meter, kepala kala yang ukurannya lebih besar dari temuan tahun 2017--diduga ini sebagai kala utama, dan sejumlah batu baik yang berornamen maupun tidak berornamen.
“Ekskavasi kali ini adalah melanjutkan penelitian tahun lalu. Kan, dulu sudah ketemu makara dan dwarapala. Sekarang kami mencari denah candinya. Ekskavasi saat ini dilakukan di sebelah timur dari temuan makara yang dulu,” katanya.
Bangunan dasar
Terkait denah bangunan persegi empat yang berukuran 8 x 8 meter, menurut Sukawati itu baru berupa bangunan dasar. Biasanya denah bangunan candi berbentuk segi 12 dan terdapat belok-belokan di bagian tengah. Denah yang ditemukan terbuat dari campuran batu bata dan andesit di bagian tengah.
“Pada ekskavasi sebelumnya kami menemukan struktur bagian tengah. Sekarang yang kami cari adalah pinggirannya. Ini makin jelas merupakan struktur candi. Dulu kami masih ragu-ragu. Karena kalau hanya makara saja, kan, bisa mengarah pada petirtaan. Kalau sekarang ini candi,” katanya.
Sukowati belum bisa memastikan kapan candi yang tertimbun tanah—dimungkinkan material vulkanik Gunung Kelud--tersebut dibangun. Dugaan sementara benda cagar budaya yang berada di lahan milik warga itu dibangun pada masa kerajaan Kediri atau lebih tua, yakni pada abad ke-10 hingga ke-12. Ekskavasi lanjutan akan dilakukan Oktober mendatang.
Selain Adan-adan, Puslitarkanas juga melakukan ekskavasi di situs Wonorejo di Dusun Wonorejo, Desa Semanding, Kecamatan Pagu, yang lokasinya berada sekitar 50 meter dari situs Adan-adan. Di situs ini, Puslitarkanas menemukan struktur bangunan batu bata.
Sukowati belum bisa memastikan jenis bangunan apa yang ada di Wonorejo namun diduga struktur itu ada kaitannya dengan Adan-adan. “Temuan fragmen keramik dan tembikanya di sini. Di bawah 8sentimeter banyak temuan, padat sekali, yang menunjukkan kemungkinan ada permukiman,” katanya.
Edukasi
Sementara itu terkait dengan situs Adan-adan, Kepala Seksi Museum dan Purbakala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kediri Eko Priatna mengatakan, pihaknya juga tengah menyiapkan program Rumah Peradaban. Rumah Peradaban merupakan kegiatan nonfisik untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang sejarah dan kepurbakalaan. Program ini merupakan hasil kerja sama pemerintah Kabupaten Kediri dan Puslitarkanas.
Mengenai Rumah Peradaban dibenarkan oleh Sukawati. Untuk di Kediri, program ini kemungkinan dilakukan pada Oktober nanti bersamaan dengan ekskavasi tahap keempat. Harapannya, masyarakat bisa belajar banyak hal dan mendapatkan pengetahuan secara langsung tentang benda purbakala.
“Ini merupakan program memasyarakatkan arkeologi kepada masyarakat. Caranya dengan mendatangkan langsung guru dan siswa ke destinasi (lokasi candi). Selain mendatangkan ke lokasi, kami juga membuat alat peraga, seperti maket. Bentuknya tergantung dengan obyek yang dimaksud,” katanya.