Tiga Wilayah Lagi, Seluruh Kalimantan Selatan Siaga Darurat Asap
Oleh
Jumarto Yulianus
·2 menit baca
BANJARBARU, KOMPAS – Kebakaran lahan mulai marak di Kalimantan Selatan dalam dua minggu terakhir. Saat ini, sembilan kabupaten dan satu kota dari 13 kabupaten dan kota di Kalimantan Selatan sudah menetapkan status siaga darurat bencana asap, akibat kebakaran lahan dan hutan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Selatan Wahyudin mengatakan, status siaga darurat itu sudah berlaku di Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Barito Kuala, Tanah Laut, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Balangan, dan Tabalong hingga 31 Oktober 2018.
”Sebagian besar wilayah Kalsel mulai kering pada pertengahan Juli sehingga lahan dan hutan mudah terbakar. Puncak kekeringan diperkirakan akan terjadi pada Agustus mendatang,” kata Wahyudin di Banjarbaru, Kamis (19/7/2018).
Hampir setiap hari, satuan tugas (satgas) darat harus bekerja memadamkan titik api, terutama di wilayah Tanah Laut, Banjarbaru, Banjar, dan Hulu Sungai Selatan.
Di daerah prioritas tersebut, kami mendirikan posko bencana asap dan menempatkan 25 personel gabungan di setiap posko.
Lahan-lahan yang terbakar umumnya adalah lahan berstatus area penggunaan lain (APL). ”Saya pastikan 99 persen pemicu kebakaran itu adalah kelalaian manusia,” ujarnya.
Di Hulu Sungai Selatan misalnya, sebagian besar lahan APL terbakar akibat kelalaian sebagian masyarakat yang membuka lahan pertanian dengan cara bakar. Adapun di Banjarbaru dan Banjar, kebakaran lahan diduga akibat pembersihan lahan untuk membangun kawasan perumahan baru. ”Ada unsur kesengajaan,” ungkap Wahyudin.
Untuk menanggulangi kebakaran lahan dan hutan, setiap kabupaten/kota sudah mendirikan posko bencana asap dan membentuk satgas darat. BPBD Provinsi Kalsel juga turut memperkuat satgas darat di empat daerah prioritas, yaitu Bati-Bati (Tanah Laut), Sungai Tabuk (Banjar), Liang Anggang (Banjarbaru), dan Mandastana (Barito Kuala).
”Di daerah prioritas tersebut, kami mendirikan posko bencana asap dan menempatkan 25 personel gabungan di setiap posko. Tujuannya untuk mengatasi dengan segera kebakaran lahan di sekitar kawasan Bandara Syamsudin Noor (Banjarbaru) agar lalu lintas penerbangan tidak terganggu asap (kabut asap),” tuturnya.