JAKARTA, KOMPAS - Perkembangan bisnis waralaba lokal dianggap potensial berkembang. Namun, selain inovasi dari para pelaku, peran pemerintah dibutuhkan untuk mendorong bisnis ini ke kancah global.
CEO Emeritus Asosiasi Franchise Indonesia, Anang Sukandar, sesuai acara pembukaan International Franchise License and Business Concept Expo and Conference (IFRA) 2018 di Jakarta, Jumat (20/7/2018) menyatakan, usaha kecil seperti budidaya ikan kerapu, burung walet, dan pembibitan pertanian perlu dibantu dalam pengembangannya.
Pertumbuhan bisnis waralaba di Indonesia, menurut Anang, cenderung stagnan. Penetrasi waralaba internasional masih mendominasi pasar dalam negeri, sementara waralaba lokal masih banyak yang belum mampu bersaing ke tingkat global.
Ketua Umum AFI Andrew Nugroho menambahkan, pemerintah dapat membina pewaralaba lokal agar mampu bersaing secara global. Pembinaan dinilai perlu untuk menjaga kualitas waralaba nasional, baik kualitas produk maupun pengelolaan.
Waralaba bisa jadi pilihan bagi mereka yang ingin mandiri secara bisnis, tetapi modal tidak terlalu besar. "Bisnis waralaba menawarkan skema permodalan yang fleksibel sehingga hampir semua orang bisa menekuninya,” kata Andrew.
Selain itu, pebisnis waralaba harus memiliki pengetahuan cukup di bidang pemasaran, strategi bisnis, manajemen, dan keuangan. "Ini pentingnya melakukan pembinaan serta mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan bisnis waralaba," ujarnya.
Di sisi lain, pelaku waralaba nasional diharapkan mampu memanfaatkan perkembangan digital. Sinergi antara bisnis waralaba dengan teknologi akan melahirkan bisnis yang besar.
Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) mencatat, ada lebih 200 jaringan waralaba dengan penyerapan tenaga kerja lebih dari 5 juta orang. Bisnis ini meningkat sebesar 10-15 persen per tahun.
Menurut Andrew, selain peran pemerintah, pelaku pun perlu terus berinovasi untuk menjaga dan mengembangkan pasar. Inovasi antara lain mencakup variasi produk, kemasan, dan pelayanan. Selain inovasi, kemampuan manajemen juga menjadi kunci sukses bisnis waralaba.
AFI menargetkan industri waralaba Indonesia bisa mencapai transaksi Rp 75 triliun tahun 2018. Angka ini lebih tinggi dibanding tahun 2017 yang sekitar Rp 70 triliun. "Waralaba lokal yang menggarap pasar luar negeri bisa dihitung dengan jari," katanya.
Peran Pemerintah
Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Kementerian Perdagangan, Tjahya Widayanti mengatakan, pendampingan dilakukan pemerintah untuk mengembangkan industri waralaba dalam negeri. Termasuk bekerja sama dengan AFI. "Tujuannya agar Indonesia dapat ekspor dari perdagangan jasa, salah satunya dari bisnis waralaba," kata Tjahya.
Menurut Tjahya, pengembangan bisnis ini tidak mudah, sehingga perlu upaya ekstra agar bisnis ini dapat dikembangkan secara global.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan 2017, ada 700 jenis waralaba dengan 25.000 gerai di Indonesia. Dari jumlah itu, 63 persen adalah waralaba nasional dan lokal, sementara sisanya asing. Omzet waralaba mencapai Rp 172 triliun per tahun dan diperkirakan naik 10 persen per tahun. Sementara, bisnis waralaba menyerap 90.000 tenaga kerja. (Kompas, 22/5/2017)
Sekretaris Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Meliadi Sembiring mengatakan, sebanyak 62 juta lebih UMKM berperan dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun, penyebarannya belum merata.
Oleh karena itu, kesenjangan tersebut harus dikurangi. Caranya, antara lain dengan mengembangkan koperasi dan UMKM. Waralaba merupakan adalah bisnis yang strategis untuk meningkatkan rasio pengusaha di Indonesia yang saat ini baru mencapai 3,1 persen.
Meliadi menambahkan, waralaba merupakan salah satu cara menumbuhkan wirausaha-wirausaha baru. Oleh karena itu, pasar industri waralaba perlu diperluas dari sektor dalam negeri ke luar negeri. “Perluasan jenis usaha waralaba juga dapat dilakukan supaya mempercepat pertumbuhan industri ini,” kata Meliadi.
Pameran dan konferensi IFRA 2018 yang menginjak pelaksanaan ke-16 menargetkan transaksi Rp 550 miliar dan 15.000 pengunjung. Tahun lalu, total transaksi mencapai Rp 620 miliar dan pengunjung 14.511 orang. IFRA 2018 menghadirkan 280 merek dari 125 perusahaan dari berbagai bidang dan akan berlangsung hingga 22 Juli 2018. (E14)