KUALA LUMPUR, KOMPAS – Aura gelar juara dunia atlet atletik yang diraih Lalu Muhammad Zohri pada nomor lari 100 meter putra Kejuaraan Dunia Atletik U-20 di Tampere, Finlandia, bergema hingga ke negeri jiran, Malaysia. Kemenangan itu telah memotivasi para atlet atletik yunior Indonesia yang tampil di ASEAN School Games 2018 di Mini Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Sabtu (21/7/2018).
Hasilnya, mereka memboyong empat medali emas, dua perak, dan satu perunggu, dari tujuh nomor pertandingan final yang mereka ikuti. Hingga selesai hari pertama ajang tahunan itu, perolehan medali tersebut membuat Indonesia memimpin klasemen perolehan medali dari total 10 negara peserta.
Empat medali emas Indonesia itu, masing-masing dari nomor lompat jauh melalui Ahmad Ambali Sukur dengan lompatan sejauh 7,65 meter, lari 100 meter putri oleh Jeanny Nuraini Amelia dengan waktu 12,05 detik, lari 100 meter putra Adi Ramli Sidiq dengan waktu 10,85 detik, dan lari 800 meter putra Wempy Pelamonia dengan waktu 1 menit 55,75 detik.
Dua medali perak masing-masing disumbangkan oleh pelari gawang 400 meter putra Raza Caktiaji Wle dengan waktu 52,69 detik, dan pelari 100 meter putri Erna Nuryanti dengan waktu 12,23 detik. Sedangkan satu perunggu diraih oleh pelari 100 meter putra Muhammad Fahrurrozi dengan waktu 10,97 detik.
Seusai pertandingan, hampir semua atlet menjawab, bahwa motivasi terbesar mereka adalah ingin mengikuti jejak Zohri, atlet lari 100 meter putra berusia 18 tahun yang tidak diperhitungkan, tetapi bisa menjadi juara di Kejuaraan Dunia Atletik U-20 lalu. Salah satu atlet yang menjawab seperti itu adalah Adi Ramli Sidiq. Sama-sama bermain di nomor 100 meter putra, Adi benar-benar mengidolakan Zohri dan menjadikannya sebagai contoh untuk sukses.
Mudah-mudahan saya bisa memberikan hasil yang sama saat Olimpiade Remaja nanti
Kini, Adi pun menatap Olimpiade Remaja 2018 yang akan berlangsung di Argentina pada akhir tahun ini. ”Ini menjadi tempat saya untuk mengasah mental. Dan, saya berusaha berjuang seperti Lalu di Kejuaraan Dunia U-20 lalu. Hasil ini cukup membanggakan. Mudah-mudahan saya bisa memberikan hasil yang sama saat Olimpiade Remaja nanti,” ujar Adi yang tampil di final dengan menahan rasa sakit pada engkel kaki kirinya.
Dengan raihan 4 emas, 2 perak, dan 1 perunggu itu, Indonesia pun memimpin klasemen medali di hari pertama. Indonesia unggul dari Vietnam di peringkat kedua dengan 3 emas dan juara umum tahun lalu, Thailand di peringkat ketiga dengan 2 emas, 1 perak, serta 5 perunggu. Adapun tuan rumah Malaysia di peringkat keempat dengan 1 emas, 5 perak, dan 1 perunggu.
Di luar dugaan
Manajer kontingen atletik Indonesia Suryo Agung Wibowo mengatakan, raihan para atlet itu di luar dugaan. Sebab, sejak awal, Indonesia hanya menargetkan lima emas dalam empat hari pertandingan atletik di ASEAN School Games ke-10 ini. Awalnya, di hari pertama pertandingan mereka hanya menargetkan satu emas lompat jauh dari total tujuh nomor pertandingan final yang mereka ikuti. Untuk enam nomor lainnya, Indonesia hanya menargetkan perak ataupun perunggu.
”Kita tidak menutup kemungkinan, euforia Lalu kemarin berimbas positif pada adik-adik tingkatnya. Namun, terlepas dari itu, ini adalah bukti bahwa pola pembinaan atletik Indonesia sudah mengarah pada arah yang benar. Mudah-mudahan grafik tersebut bisa dipertahankan dan terus meningkat,” ujar mantan atlet atletik yang meraih empat emas, satu perak, dan satu perunggu ketika membela Indonesia di SEA Games 2007 dan 2009 itu.
Setidaknya, kita masih punya peluang meraih tiga emas lagi
Mulanya, atletik Indonesia mengalami penurunan prestasi di ASEAN School Games. Pada 2016, Indonesia meraih delapan emas di cabang atletik ASEAN School Games. Dengan raihan itu, Indonesia sempat percaya diri menargetkan 10 emas di cabang atletik pada 2017, tetapi nyatanya hanya dapat satu emas. Untuk itu, pada ajang kali ini, Indonesia hanya menargetkan lima emas.
Dengan sensasi prestasi di hari pertama, Indonesia tak menutup kemungkinan meraih emas lebih banyak dari target tersebut. ”Kita masih ada tiga hari lagi. Setidaknya, kita masih punya peluang meraih tiga emas lagi, yakni dari loncat galah putra dan putri, serta lari gawang 110 meter putra. Selain itu, ada dua potensi perak yang bisa saja menjadi emas, yakni lempar lembing putra dan lari 4x100 meter putra,” kata Suryo.
Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Mulyana menyampaikan, Kemenpora sangat mengapresiasi capaian Indonesia di hari pertama ini. Dia berharap hal itu terus dipertahankan dan tertular ke atlet-atlet lain di semua cabang yang Indonesia ikuti. ”Semoga prestasi hari ini tidak terhenti sampai sini saja, melainkan terus ke cabang-cabang lainnya hingga hari terakhir,” tuturnya.
Sebelumnya, Menpora Imam Nahrawi ketika pelepasan kontingen Indonesia di Kantor Kemenpora, Selasa (17/7), menargetkan Indonesia menjadi juara umum di ajang tahunan tersebut. Adapun target Indonesia meraih total 26 emas, dengan tumpuan utama cabang renang yang ditarget meraih setidaknya 15 emas.
Dalam ASEAN School Games kali ini, Indonesia berangkat dengan kekuatan 189 orang, terdiri dari 158 atlet dan 31 ofisial. Kontingen Indonesia dipimpin oleh Ketua Kontingen Bambang Siswanto yang juga menjabat Kepala Bidang Kompetisi Nasional dan Internasional, Asisten Deputi Pembibitan dan Iptek Olahraga, Deputi IV Kemenpora.