Bernyanyi di We The Fest
Penampilan Albert Hammond Jr sangat santai saat ditemui di bilik khusus untuk wawancara ”one on one” beberapa jam sebelum ”manggung”. Jumat (20/7/2018) malam itu adalah kali pertama dia datang ke Indonesia dan tampil di ajang pentas musik tahunan We The Fest yang telah digelar sejak 2014.
Malam sebelumnya, mantan gitaris The Strokes, band rock asal New York, Amerika Serikat, itu baru saja menggelar konser gig-nya di Kuala Lumpur, Malaysia. Tur Hammond akan berlanjut ke beberapa kota besar di Australia.
”Buat saya, para penggemar yang datang menonton (di Kuala Lumpur) adalah salah satu penonton kami yang paling gila. Saya, sih, biasanya setiap kali akan tampil di satu tempat enggak terlalu berharap. Tapi, Anda akan melihat betapa senangnya saya nanti begitu tampil di atas panggung. You’ll see,” ujar Hammond sambil tersenyum.
Betul saja, Jumat malam itu Hammond tampil menggila di atas panggung We The Fest. Setidaknya 15 lagu, termasuk beberapa tembang hit, dia bawakan secara total bersama empat personel band pengiringnya.
Sayangnya, beberapa lagu yang dimainkan di awal tampaknya agak lambat diantisipasi oleh penonton yang kebanyakan didominasi para generasi Z itu. Boleh jadi tak semua lagu, selain hit Hammond, yang mereka hafal.
Nama Hammond populer di Tanah Air berkat sejumlah tembang hit seperti yang terbaru, ”Set to Attack”, ”Muted
Beatings”, dan ”Losing Touch”. Walau di awal tampak landai, suasana perlahan tetapi pasti menghangat dan kian memanas saat Hammond dan band-nya memainkan lagu kelima, ”St Justice”.
Para penonton juga makin terpancing untuk ikut bergoyang dan bernyanyi, tak hanya lantaran lagu-lagu Hammond yang energik, penuh entakan, dengan diiringi raungan petikan dawai gitar berdistorsi, melainkan juga lantaran aksi panggungnya yang semakin malam semakin nekat.
Termasuk ketika saat Hammond mendekati penonton lalu ”nyemplung” ke tengah-tengah kerumunan mereka yang berada di barisan terdepan panggung.
”Saya punya banyak teman di sini,” ucap Hammond setelah melompat ke area penonton dan berbaur beberapa saat lamanya saat membawakan lagu ”Side Boob”.
”Ini pertama kalinya aku ke Jakarta,” ujar Hammond sebelum membawakan lagu terakhirnya, ”Muted Beatings”. ”Jakarta, kalian keren. Aku berharap kalian menikmati malam ini, akhir pekan ini, dan juga hidup kalian!”
Keriaan dan antusiasme juga tampak sejak pentas-pentas awal We The Fest 2018 ini dibuka. Ada tiga panggung digelar di area JIExpo Kemayoran, Jakarta, yaitu WTFTF Stage, This Stage is Bananas, dan Another Stage. Puluhan musisi dalam dan luar negeri bertemu di ajang yang telah memasuki tahun keempat ini.
Musisi dunia
Selain Hammond, beberapa nama besar artis mancanegara dijadwalkan datang dan akan main secara bergantian sepanjang tiga hari pergelaran, 20-22 Juli, di kawasan JIExpo ini. Salah satu sosok yang cukup dinanti adalah penyanyi dan penulis lagu asal Selandia Baru yang terkenal dengan lagu ”Royals”, Ella Marija Lani Yelich-O’Connor atau tenar dengan nama Lorde.
Lorde dijadwalkan tampil pada Sabtu malam. Selain itu juga ada musisi pencipta lagu dan penyanyi asal Inggris, James Bay; penyanyi pop Amerika Serikat keturunan Korea, Eric Nam;
serta kelompok band pop asal negeri tetangga Singapura, Sam Willows.
Penampilan James Bay pada Jumat malam cukup memukau dan menghipnotis para penggemarnya yang datang menonton berdesak-desakan di area panggung WTF. Sedikitnya 12 lagu dimainkan penyanyi sekaligus pencipta lagu beraliran campuran rock, pop, soul, dan juga terdengar sedikit gospel itu sambil memainkan instrumen gitarnya.
”Terima kasih atas kebahagiaan malam ini,” ujar penerima tiga nominasi Grammy Awards dan pemenang dua kategori Brit Awards tersebut.
Ada lagi artis penyanyi wanita sekaligus pencipta lagu R&B asal AS yang tengah naik daun, SZA atau yang bernama lengkap Solána Imani Rowe, dan Alt J, trio band rock indie asal Inggris. Band rock indie ini sukses menjual 2 juta kopi album sekaligus tiga kali dinominasikan dalam ajang penghargaan bergengsi Brit Awards.
Sementara itu, dari Tanah Air juga digadang sederet nama besar musisi, band, penyanyi, dan pencipta lagu papan atas. Beberapa di antaranya adalah trio GAC, Maliq & D’essentials, Padi Reborn, White Shoes & The Couples, Seringai, Efek Rumah Kaca, Pee Wee Gaskins, dan Barasuara. Baik GAC maupun Maliq & D’essentials, keduanya mampu mencuri perhatian para pengunjung untuk ikut bernyanyi dan bergoyang bersama.
Ada juga penyanyi jazz Andien, Petra Sihombing, Afgan, Isyana, rapper wanita belia Ramengvrl, DJ Dipha Barus, Neonomora, juga kelompok-kelompok vokal atau band yang cukup menjanjikan, seperti Nonaria dan Monkey to Millionaire.
Wisnu Brahmana, vokalis Monkey to Millionaire, mengaku sangat bangga bisa tampil di ajang yang sama dengan Hammond, yang dikenalnya sebagai salah satu personel band favoritnya, The Strokes. Saat pertama kali melihat The Strokes main pada 2000, momen itu menurut Wisnu menjadi faktor berpengaruh bagi perjalanan karier bermusiknya sampai sekarang.
Bersama pasangan duetnya, Agan Sudrajat, Wisnu tampil di panggung Another Stage yang dihiasi dengan latar belakang matahari memerah yang sebentar lagi tenggelam. Bersama bandnya, Wisnu membawakan sejumlah lagu dari album terbaru mereka, Tanpa Koma.
Menghibur
Selain dihibur beragam pertunjukan musik yang masif dan intensif dari tiga panggung musik yang disediakan, para pengunjung yang kebanyakan berasal dari kalangan generasi milenial dan Z itu juga dapat mengunjungi sejumlah arena permainan yang digelar para sponsor.
Mulai dari gim manual, virtual, gerai khusus untuk berkaraoke atau berfoto dengan teknologi fotografi dan video termutakhir, hingga lapak-lapak yang berjualan beragam pernak-pernik aksesori kekinian, seperti kaus dan kacamata. Tak ketinggalan juga arena aktivitas fisik papan luncur (skateboard) dan sepeda balap aksi jenis BMX.
Saat ditanya, salah seorang pengunjung, Vanessa (20), mengatakan, ia sengaja datang dari Bandung untuk mengikuti WTF tahun ini selama tiga hari penuh. Dia mengaku ketagihan setelah tahun lalu dirinya diajak teman-temannya datang ke ajang yang sama.
Selain menantikan penampilan penyanyi Lorde, Vanessa juga ingin melihat langsung aksi panggung penyanyi dan band favoritnya, seperti Honne dan James Bay. Cerita sama disampaikan Sharlyn (20), mahasiswi sebuah perguruan tinggi di Jakarta, yang kali ini datang bersama teman- teman kuliahnya.
Menurut Sharlyn, ia lebih berniat menikmati para musisi Tanah Air. Bukan hanya We The Fest, ia juga rajin mendatangi festival-festival dan pergelaran musik lain, terutama di Jakarta.
Sementara Afifah (24) tampak bergembira bersama teman-temannya menonton panggung penyanyi rap Ramengvrl. Jumat malam itu Ramengvrl tampil dengan banyak kejutan, antara lain menghadirkan rapper senior Iwa K, juga aktor belia Iqbaal Ramadhan yang tenar lewat film Dilan.
Gadis berkerudung merah muda ini mengaku sangat menikmati WTF. Walau hanya berencana menonton sejumlah pertunjukan, Afifah tak ingin repot dan memilih untuk membeli tiket terusan seharga Rp 1,4 juta.
Kirania dan Julia juga menikmati kegembiraan di WTF. Mereka merasa suguhan festival itu sesuai dengan kebutuhan mereka. Pengunjung yang datang memang sebagian besar anak muda belasan tahun hingga pertengahan 20-an.
Kalaupun ada keluhan, sepertinya hal itu lebih ke soal relatif terbatasnya jumlah fasilitas toilet jika dibandingkan dengan jumlah pengunjung yang datang. Akibatnya, antrean panjang di depan toilet terjadi, terutama ketika malam semakin larut.
Selebihnya, semua mencari kegembiraan, bernyanyi dan asyik bergoyang.