Jokowi: Masih Ada Waktu bagi Ketum Parpol untuk Bersaing
Oleh
DHANANG DAVID ARITONANG
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo mempersilakan para ketua umum parpol untuk bersaing menjadi kandidat cawapres. Hingga saat ini, Jokowi belum memutuskan siapa nama yang akan dipilih sebagai pendampingnya. Menurut rencana, nama tersebut akan ia putuskan dalam waktu satu hingga dua minggu ke depan.
Presiden Joko Widodo mengatakan, banyak pihak yang mempertanyakan siapa nama cawapres yang ada di kantongnya. ”Banyak yang menanyakan isi kantong saya. Saya persilakan bagi yang mau melihat karena nama tersebut memang belum ada di kantong saya,” ujarnya dalam pidato di peringatan hari lahir ke-20 Partai Kebangkitan Bangsa, di Jakarta, Minggu (22/7/2018).
Jokowi menjelaskan, ia saat ini intens bertemu dengan sejumlah ketua umum partai. Oleh sebab itu, ia mempersilakan bagi para ketua umum untuk bersaing menjadi kandidat cawapresnya.
”Hampir setiap hari saya bertemu dengan sejumlah ketua umum, seperti Ketua Umum Nasdem, Ketua Umum Golkar, Ketua Umum Hanura, Ketua Umum PDI-P, bahkan Ketua Umum PAN. Belum ada janur kuning yang melengkung. Jadi, masih ada kesempatan bagi yang mau bersaing dalam waktu satu-dua minggu ini,” tuturnya.
Jokowi juga menyinggung soal pertemuannya dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Sabtu (14/07/2018), di Palembang, dalam rangka meninjau arena Asian Games. Menurut Jokowi, hal tersebut merupakan salah satu bentuk kerja sama antarkedua pihak.
”Jadi, kalau di dunia usaha, apa yang kami lakukan itu dinamakan dengan istilah join,” ucap Jokowi menyinggung soal moto Jokowi-Imin (JoIn) yang diusung PKB.
Selain itu, Jokowi juga mengimbau agar energi bangsa tidak dihabiskan untuk perselisihan ketika Pemilu 2019. ”Bangsa lain sudah membahas mengenai big data hingga kecerdasan buatan. Jadi, jangan sampai energi bangsa ini habis hanya untuk berselisih,” ucapnya.
Jokowi juga berharap PKB bisa jadi salah satu partai pemenang di Pemilu 2019. ”Ketika Piala Dunia 2018, yang menjadi juaranya adalah Perancis, Kroasia, dan Belgia. Kalau disingkat menjadi PKB, silakan Anda artikan sendiri,” ujarnya.
Jas Hijau
Muhaimin menjelaskan, saat ini PKB sedang mengusung semboyan Jas Hijau yang berarti ”Jangan Sekali-kali Menghilangkan Jasa Ulama”. ”PKB dibentuk oleh para ulama dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU) pada 20 tahun lalu. Para ulama ini mendirikan partai dengan niat yang ikhlas demi kemajuan bangsa sehingga partai ini tidak menutup diri hanya untuk golongan tertentu,” katanya.
Muhaimin mengatakan, saat ini sejumlah masyarakat dari kalangan NU pindah haluan dan menganut paham radikal. ”Hal ini disebabkan karena mereka memiliki harapan terhadap kesejahteraan bangsa, tetapi mereka kecewa ketika harapannya tidak terpenuhi,” ucapnya.
Menurut Muhaimin, jika dirinya menjadi cawapres, ia ingin memenuhi harapan dari golongan-golongan tersebut. Selain itu, permasalahan pendidikan juga menjadi salah satu fokus yang akan ia benahi jika terpilih menjadi cawapres.
Sekretaris Jenderal PKB Abdul Kadir Karding mengatakan, pertemuan Jokowi dan Muhaimin di Palembang menjadi salah satu sinyal bagi PKB untuk merapat ke partai koalisi pendukung Jokowi. ”Untuk deklarasi resminya, kami masih menunggu waktu,” ucapnya.