Kota ibarat wajah masyarakatnya. Begitu pula Ibu Kota, sering diibaratkan wajah atau halaman muka sebuah negeri. Para penyelenggara kota berusaha memupur seindah mungkin wajah kotanya agar mengesankan bagi tamu-tamu yang datang ke kotanya.
Untuk menatanya, pemkot merancang tata ruang dan segala tetek bengeknya. Dengan demikian, sebuah kota akan hadir menjadi sebuah kawasan yang teratur, di mana letak pusat bisnis, permukiman, ruang terbuka hijau, dan sebagainya.
Seperti sering dijadikan alasan bagi kita, tidak mudah untuk mewujudkan sebuah kota yang teratur dan tertata rapi karena banyak faktor yang memengaruhinya dari tingkat kesejahteraan, kepadatan penduduk, hingga kependudukan.
Begitu pula dengan Jakarta. Ibu Kota negeri ini seperti kota yang tidak pernah selesai. Pengembangan kota terkesan seperti bongkar pasang, daripada mewujudkan rencana induk bagaimana Jakarta menjadi metropolitan yang membanggakan.
Saat ini Jakarta sedang kalang kabut, karena kurang dari sebulan lagi akan menjadi tuan rumah Asian Games 2018 pada 18 Agustus- 2 September 2018. Sebuah hajatan olah raga prestisius yang diikuti atlet-atlet terbaik dari 45 negara di benua Asia.
Bukan hanya 11.000 atlet yang akan bertamu. Akan tetapi juga para ofisial hingga pendukung akan datang. Tempat perlombaan atau pertandingan memang bukan hanya di Jakarta. Akan tetapi Jakarta sebagai Ibu Kota, menjadi perhatian utama sehingga lebih akan menjadi sorotan dibandingkan kota-kota lainnya.
Pemerintah pusat maupun pemkot menyadari hal tersebut. Untuk menyukseskan pesta sukan itu, sejumlah fasilitas olah raga maupun infrastrukturnya dikebut untuk diselesaikan siap pada saatnya. “Jadi kita akan kerja luar biasa fokusnya, Bandung Bondowoso style,” kata Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno.
Dalam legenda rakyat, Pangeran Bandung Bondowoso adalah pangeran yang sakti mandraguna yang berhasil membangun 999 candi dalam waktu semalam atas permintaan Putri Rara Jonggrang, yang telah memikat hatinya. Dalam kisah rakyat itu, sang pangeran membangun semua itu dengan memanggil dan meminta bantuan segala jenis mahluk halus, jin, setan, dan dedemit dari perut bumi untuk mewujudkan keinginan gebetannya.
Waktu tidak menunggu. Jakarta harus hadir serapi mungkin dalam waktu yang singkat. Tentu tidak meminta bantuan mahluk halus seperti Bandung Bondowoso. Untuk menutupi Kali Sentiong, yang kotor dan beraroma busuk, dipasang jaring waring hitam di atasnya. Harapannya, kali yang berada persis di belakang Wisma Atlet Kemayoran itu tidak merusak pemandangan bagi atlet dari berbagai negara yang menginap di sana nanti.
Gubernur Anies Baswedan menilai, koridor Sudirman-Thamrin adalah koridor paling utama di Indonesia. "Di koridor inilah, dunia nanti akan menyaksikan wajah Indonesia," katanya saat pidato di apel Grebek.
Semua dikerahkan untuk menghadirkan Jakarta yang membanggakan. Kreativitas ditantang untuk mempercantik Ibu Kota. Bambu, misalnya, bisa menjadi alternatif jika sepanjang Thamrin-Sudirman dipasangi penjor yang akan menghadirkan suasana semarak menyambut para tamu Asian Games 2018.