JAKARTA, KOMPAS - Nasib atlet dan pelatih senam trampolin untuk mendapat haknya semakin tidak jelas. Hal itu terjadi karena Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Kemenpora Mulyana telah memutuskan tidak akan mencairkan dana untuk tim trampolin Asian Games 2018.
”Kemarin sudah dapat kabar dari Pak Mulyana. Proposal penambahan dana kami untuk kebutuhan awal trampolin ditolak,” kata Manajer Tim Senam Dian Arifin untuk Asian Games, Sabtu (21/7/2018).
Padahal, dua atlet trampolin, Dimas Sindhu Aji dan Yudha Tri Aditya, serta pelatih Lulu Manurung, sudah ditetapkan menjadi kontingen Indonesia untuk berlomba di Asian Games 2018.
Trampolin belum mendapatkan dana sama sekali. Pada pemberian dana ke PB Persani, Februari lalu, Kemenpora hanya memberikan dana pelatnas senam artistik dan ritmik.
Dian mengatakan, dana awal trampolin tidak diberikan pada Februari karena sebelumnya, saat verifikasi proposal dana pelatnas, Kemenpora menganggap trampolin tidak dilombakan di Asian Games. Kemenpora baru mengetahui trampolin dilombakan pada April. Setelah itu, PB Persani baru dipersilakan untuk mengajukan kembali permintaan dana untuk trampolin.
Akibat masalah dana, tim trampolin belum mendapatkan haknya memasuki 27 hari menjelang Asian Games. Padahal, mereka sudah berlatih sejak 11 Juni. ”Saat ini kami bingung mencari uang saku dan perlengkapan lomba. Untuk tempat latihan, tempat tinggal, dan makanan, sementara sudah disponsori pihak swasta,” kata Dian.
Selain uang saku, kata Lulu, anak-anak asuhnya membutuhkan perlengkapan lomba, seperti baju, celana, dan sepatu khusus trampolin. Peralatan itu dibutuhkan segera untuk berlatih dan beradaptasi menjelang lomba.
Saat ini, kedua atlet berlatih menggunakan kaus dan celana biasa, serta kaus kaki. Kaki mereka kerap lecet saat berlatih karena tidak punya sepatu khusus. Pesenam pun tidak mendapat suplemen untuk menopang latihan dua kali sehari.
Sebelumnya, kepada Kompas, Mulyana mengatakan, menolak permintaan dana karena trampolin tidak berpotensi medali. Juga, dana di Kemenpora telah habis untuk cabang olahraga unggulan dan pelatih asing.
Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto membuka peluang untuk pencairan dana trampolin. Atlet trampolin seharusnya dibiayai Kemenpora sesuai instruksi Menpora Imam Nahrawi untuk menjamin hak dasar atlet.
”Nanti akan saya pastikan dulu ada di SK (surat keputusan) atau tidak. Seandainya tidak ada, tinggal direvisi. Kami akan carikan solusinya. Saya akan bersurat dengan Pak Mulyana untuk memastikan,” kata Gatot.
Menurut Gatot, cabang olahraga lain tidak akan cemburu dengan trampolin. Kebutuhan trampolin merupakan hak dasar. ”Harus kita lihat urgensinya, kalau benar-benar diperlukan seharusnya tidak masalah dengan cabang lain,” katanya.
Peralatan layar
Di cabang layar, hak atlet untuk mendapatkan peralatan baru belum terpenuhi. ”Sejauh ini masih komitmen saja, belum ada kepastian kami akan diberikan dana berapa untuk peralatan,” kata Manajer Tim Layar Basri.
Adapun pada 24 Mei, Menpora menjanjikan PB Porlasi bantuan Rp 2 miliar. Bantuan itu untuk mendukung target dua emas dari PB Porlasi.
Basri mengucapkan, atlet membutuhkan peralatan secepatnya. Mereka perlu beradaptasi dengan peralatan sebelum lomba. Selain itu, PB Porlasi perlu menebus peralatan layar yang sudah dipesan dari Singapura.
Sementara itu, TNI AD menjanjikan bonus bagi personel TNI AD yang berprestasi di Asian Games. ”Baik mereka yang meraih medali perunggu, perak, ataupun emas, semua akan kami apresiasi. Semuanya kami hargai karena kami tahu, dalam ajang Asian Games, meraih medali perunggu saja sangat susah,” ujar Wakil Kepala Staf TNI AD Letnan Jenderal TNI Tatang Sulaiman, seusai upacara pembukaan Pekan Olahraga TNI AD di Magelang, Jawa Tengah, kemarin. (KEL/EGI)