Surat Berharga Syariah untuk Pembangunan Kampus Perguruan Tinggi Islam
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·3 menit baca
SUKOHARJO, KOMPAS – Pembangunan gedung-gedung perkuliahan di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri yang didanai Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sejak 2015 hingga 2018 telah mencapai Rp 3,53 triliun. Total ada 54 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri di berbagai daerah telah mendapatkan pembiayaan dari SBSN.
“Sebanyak 54 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dari total 57 (PTKIN) telah mendapatkan pembiayaan dari SBSN dan beberapa diantaranya mendapatkan lebih dari satu kali sebagaimana halnya IAIN Surakarta ini,” kata Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian Keuangan Luky Alfirman saat acara Ground Breaking Pembangunan Gedung Pendidikan Terpadu dan Gedung Pusat Bahasa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta di Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (23/7/2018).
Luky mengatakan, pembiayaan SBSN untuk pembangunan gedung perkuliahan PTKIN rutin dilakukan sejak tahun 2015 dengan akumulasi nilai pembiayaan sampai tahun 2018 mencapai Rp 3,53 triliun. Secara umum, berbagai proyek pembangunan di lingkungan Kementerian Agama yang didanai SBSN sejak tahun 2014-2018 mencapai Rp 6,34 triliun. “Itu digunakan untuk pembangunan asrama haji, kantor urusan agama dan manasik haji, serta Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri,” katanya.
Menurut Luky , dari tahun ke tahun proyek pembangunan yang didanai SBSN semakin meningkat baik nilai pembiayaan yang dialokasikan maupun jumlah proyek yang dibangun. Pada tahun 2013, proyek-proyek yang dibiayai SBSN sebesar Rp 800 miliar dan pada 2018 mencapai Rp 22,53 triliun. Dalam RAPBN 2019, proyek yang akan dibiayai dengan SBSN direncanakan sebesar Rp 28 triliun atau meningkat sebesar 27 persen dari tahun 2018.
Dirjen Pendidikan Islam, Kementerian Agama, Kamaruddin Amin mengatakan, SBSN telah membawa transformasi fundamental dalam pengembangan perguruan tinggi Islam negeri. Kampus-kampus PTKIN di berbagai daerah telah dibangun sangat baik dengan sumber dana SBSN sehingga berkontribusi meningkatkan angka partisipasi kasar pendidikan tinggi. “Pembangunan ruang kelas akan bisa menambah jumlah mahasiswa,” katanya.
Kamaruddin mengatakan, di lingkungan Kemenag tidak hanya PTKIN yang membutuhkan pendanaan dari SBSN untuk pembangunan gedung, namun juga madrasah-madrasah. Di seluruh Indonesia, ada lebih dari 72.000 madrasah dengan jumlah siswa sekitar 10 juta orang. “Tahun depan kami akan mengusulkan SBSN untuk madrasah,” katanya.
Rektor IAIN Surakarta Mudofir mengatakan, pembangunan Gedung Pendidikan Terpadu dan Gedung Pusat Bahasa IAIN Surakarta mendapat pendanaan SBSN senilai Rp 50 miliar, sedangkan untuk pembangunan gedung Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam memperolah pendanaan SBSN senilai Rp 40 miliar tahun 2017.
Selain ruang-ruang kelas, Gedung Pendidikan Terpadu dan gedung Pusat Bahasa dilengkapi laboraturium bahasa untuk mendukung pelaksanaan pendidikan profesi guru. "Pembangunan gedung ini untuk memenuhi kebutuhan pelayanan pendidikan bermutu," katanya.