KENDAL, KOMPAS — Sejumlah masalah keterbatasan akses air bersih di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, perlahan teratasi antara lain dengan pemanfaatan kredit air. Manfaat nyata produk itu adalah optimalisasi sarana Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat atau Pamsimas yang kini membuat warga bisa mengakses air bersih 24 jam.
Di Desa Kartikajaya, Kecamatan Patebon, misalnya. Sejak April 2017, Pengurus Badan Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (BP-SPAMS) Kartika Tirta (istilah lain PDAM tingkat desa) memanfaatkan Kredit Air dari Perusahaan Daerah (PD) Bank Perkreditan Rakyat Badan Kredit Kecamatan (BPR BKK) Kendal.
”Sebelumnya, warga hanya bisa mengakses air pukul 07.00-12.00 dan 17.30-23.00 karena harus berbagi dengan warga non-pelanggan BP SPAMS. Dengan kredit air, kini seluruh warga desa bisa mengakses 24 jam,” kata pengurus BP-SPAMS Kartika Tirta, Sumarsidik, di Kendal, Senin (23/7/2018).
Sumarsidik mengatakan, awalnya ada tiga sumur artesis di Desa Kartikajaya, tetapi satu sumur tak bisa digunakan lagi lantaran airnya payau. Itu karena lokasi desa tersebut yang berjarak 1 kilometer saja dari pesisir. Sementara dua sumur lagi tetap dimanfaatkan dan telah dibangun menara air Pamsimas sejak 2011.
Pada 2012, seiring dibentuknya BP SPAMS Kartika Tirta, selaku pengelola, jaringan meluas kepada warga pelanggan. Namun, tetap ada sejumlah keluarga yang belum mau berlangganan. ”Sebelum 2017, pelanggan kami ada 300 keluarga. Sejak menggunakan kredit air, pelanggan menjadi 355 keluarga,” ujar Sumarsidik.
Tarif yang diberlakukan BP SPAMS Kartika Tirta yakni Rp 1.000 per meter kubik dengan abonemen Rp 3.000. Air umumnya digunakan untuk minum, memasak, mandi, dan mencuci. Pengujian kebersihan air pun dilakukan secara berkala.
Sri Sumaryati (39), salah seorang warga, menuturkan, pada awal pembentukan BP SPAMS, air hanya mengalir dua jam per hari (pagi dan malam masing-masing 1 jam) karena digilir setiap RT. Seiring dengan penguatan sarana dan peningkatan layanan BP SPAMS, air mengalir 10,5 jam per hari. Kini, dia bersyukur air mengalir 24 jam.
”Sebelumnya, kami kerepotan saat mati listrik karena air tidak mengalir. Juga saat kedatangan tamu atau keluarga jauh. Kami coba atasi dengan semaksimal mungkin menampung air saat mendapat giliran. Namun, kini kami menikmati air yang mengalir 24 jam. Dalam sebulan, biaya pemakaian berkisar Rp 20.000-Rp 30.000,” katanya.
Direktur Utama PD BPR BKK Kendal Akhmad Mundolin mengatakan, pihaknya menciptakan produk Kredit Air pada 2017 karena terinspirasi dari BPR BKK Purwodadi yang telah lebih dulu mengeluarkannya. Sisi manfaat jadi yang utama karena dengan akses air yang lebih baik, taraf hidup warga Kendal akan semakin baik.
Mundolin menuturkan, apabila dilihat dari dari segi bisnis, produk pembiayaan ini bukan sesuatu yang komersial. ”Namun, saya ingin agar bagaimana lembaga ini bermanfaat bagi masyarakat. Dengan peningkatan akses air, akan ada efek pengungkit (multiplier effect) yang dihasilkan, terutama terkait kesehatan,” ujarnya.
Saat ini Kredit Air sudah diikuti oleh lima BP SPAMS dari lima desa di Kendal dan ditargetkan akan bertambah 34 BP SPAMS lain. Selain itu, kata Mundolin, pihaknya tengah merintis paket kredit sanitasi/jamban yang sudah diikuti 30 keluarga.
Namun, Mundolin mengakui, penawaran produk pembiayaan tersebut masih terkendala pola pikir masyarakat yang lebih mengharapkan bantuan ketimbang mengambil kredit. ”Sambil berjalan, kami berharap mereka bisa berdaya dan mandiri. Ada pola pikir yang harus diubah dan itu membutuhkan proses,” kata Mundolin.