Ratusan Ribu Tentara Dikerahkan untuk Awasi Pemungutan Suara
Oleh
Elok Dyah Messwati
·3 menit baca
ISLAMABAD, SELASA — Ratusan ribu tentara Pakistan dikerahkan ke seluruh negeri untuk mengawasi jalannya pemungutan suara pada pemilihan umum Pakistan yang berlangsung pada Rabu (25/7/2018).
Anggota pasukan militer yang dikerahkan sebanyak 370.000 personel dan disebar ke seluruh negeri untuk memastikan pelaksanaan pemilu berlangsung mulus.
Ini merupakan pengerahan tentara besar-besaran dalam sejarah Pakistan terkait pelaksanaan pemilu. ”Pengerahan pasukan (ditempatkan) ke seluruh negeri,” demikian pernyataan militer Pakistan pada Senin lalu.
Di ibu kota Islamabad, militer Pakistan mengawasi pelaksanaan pemilu lebih dekat dan lebih intensif setelah petugas pelaksana pemilu pada Selasa kemarin mendistribusikan kotak-kotak suara dan bahan-bahan kelengkapan untuk pemungutan suara ke tempat-tempat pemungutan suara di seluruh kota.
Tentara akan bekerja sama dengan penegak hukum setempat untuk menjamin keamanan lingkungan selama pemungutan suara. Pengerahan besar-besaran tentara Pakistan diambil berdasarkan keputusan terbaru komisi pemilu Pakistan yang mengizinkan petugas militer berada di dalam bilik TPS. Keputusan itu memicu kekhawatiran soal kemungkinan manipulasi dalam pemilu kali ini.
Manuver militer telah menjadi sumber kontroversi selama musim kampanye dan telah memunculkan tuduhan kemungkinan adanya kecurangan dalam pemungutan suara. Musim kampanye ini juga diwarnai dengan beberapa serangan bom bunuh diri di lokasi kampanye. Lebih dari 175 orang, termasuk beberapa kandidat legislatif, tewas dalam serangkaian serangan bom bunuh diri.
Pacuan dua partai
Pemilihan umum Pakistan menyorot dua partai dominan, yakni Liga Muslim Pakistan (PML-N) yang mendukung Shahbaz Sharif, adik mantan Perdana Menteri Nawaz Sharif, dan Partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) yang mendukung mantan bintang timnas kriket Imran Khan di kubu oposisi.
”Prediksi kami sangat keruh saat ini,” kata Direktur Eksekutif Gallup Pakistan Bilal Gilani. Dia menambahkan, saat ini banyak pemilih yang belum memutuskan pilihannya.
Partai-partai politik menggelar kampanye terakhirnya pada Senin malam lalu sebagai upaya terakhir untuk menarik suara pemilih. ”Saya memberikan tugas ini kepada Anda semua untuk bangun pagi pada 25 Juli dan berikan pilihan Anda,” kata Imran Khan kepada ribuan simpatisan setia partai PTI di kota Lahore, Pakistan timur.
Di selatan Punjab, pemimpin PML-N dan Shahbaz Sharif, saudara mantan PM Nawaz Sharif, mengatakan bahwa kemenangan itu ”pasti”. "Meski dengan segala hal yang aneh ini, PML-N akan memenangi pemilu 25 Juli,” katanya.
PML-N sejak lama mengeluhkan bahwa pihaknya menjadi target militer. Mereka menuduh militer memanipulasi kandidat dan media sebelum pemungutan suara berlangsung. Hal tersebut dinilai menguntungkan Imran Khan.
Para aktivis dan pemikir politik secara luas juga mengecam ”kudeta bisu” oleh para jenderal. Dalam kampanye yang berlangsung di kota Rawalpindi yang merupakan kota militer, kemarahan makin menjadi. Peserta kampanye mengatakan bahwa kampanye direkayasa oleh pihak militer.
Mereka pun bertekad akan turun ke jalanan setelah pemungutan suara jika benar pemilu direkayasa oleh pemimpin militer Pakistan. ”Setelah pemilu, kami akan bertarung,” kata Aftab Anjum, pendukung PML-N. (AFP/AP)