Meliuk Sunyi di Sudut Perancis
Diperkenalkan sejak 2012 di Paris Motor Show, Mitsubishi Outlander Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) langsung menyita perhatian publik pencinta otomotif di dunia. Meskipun ramah lingkungan, mobil pabrikan asal Jepang ini tetap memiliki daya jelajah mengagumkan.
Kesan gahar namun elegan terasa ketika mencoba varian terbaru Mitsubishi Outlander PHEV 2019 di jajaran pedesaan Saint Saturnin Les-Apt, Departemen Vaucluse, kawasan Provence Alpes-Cote d’Azur, Perancis, Minggu (24/6/2018) silam. Kawasan elok nan sunyi khas pedesaan Eropa itu berjarak sekitar 110 kilometer dari Marseille yang ditempuh dalam waktu 1,5 jam dengan menggunakan bus.
Dikemas dalam acara PHEV Europe Trip 2018, Mitsubishi Motors Corporation mengajak sejumlah jurnalis Asia Tenggara yang berasal dari Malaysia, Filipina, Thailand, termasuk delapan wartawan Indonesia untuk menjajal sensasi Outlander PHEV keluaran terbaru. Pereli Rifat Sungkar yang menjadi duta produk Mitsubishi di Indonesia juga ikut ambil bagian.
Setiap mobil Outlander PHEV diisi dua jurnalis yang mengendarai mobil secara bergantian setelah menyelesaikan satu putaran rute jalur pedesaan sepanjang 14 kilometer. Ketika berada di balik kemudi, Kompas merasakan kenyamanan mengendarai SUV berukuran kompak, tersebut.
Outlander PHEV yang kami kendarai meluncur dengan mulus dan lincah saat melintasi pedesaan di Departemen Vaucluse yang menawan. Hamparan kebun anggur dan bunga lavender berwarna ungu yang mengelilingi rumah bergaya mediterania menyegarkan mata sepanjang jalur uji kendara. Begitu memesona.
Perjalanan makin menyenangkan karena keheningan dalam mobil ini. Sejak memencet tombol Start untuk menyalakan mobil, sama sekali tak terdengar deru ataupun getaran mesin. Pun demikian ketika pedal gas diinjak, mobil melaju senyap dan mulus. Maklum, kami melaju tanpa tenaga mesin bensin mobil.
Selayaknya mobil hibrida, Outlander PHEV 2019 memiliki dua sumber tenaga penggerak. Pertama, mesin berkapasitas 2.4 liter (2.360 cc) yang mampu menggelontorkan tenaga 135 PS dengan torsi maksimum 211 Newton meter (Nm) pada putaran mesin 4.500 rpm.
Mobil keluaran terbaru ini lebih bertenaga dibandingkan generasi pendahulu yang sebelumnya mengusung mesin berkapasitas 2.0 liter dengan tenaga 118 PS dan torsi 186 Nm di putaran 4.500 rpm.
Adapun motor listrik di bagian belakang juga ditingkatkan kemampuannya, dari sebelumnya hanya berdaya 82 PS, kini diperbesar menjadi 95 PS dengan torsi 195 Nm.
Ada pula motor listrik di poros roda depan yang berkekuatan 82 PS dengan torsi 137 Nm. Sumber listrik untuk menggerakkan motor itu adalah batere lithium-ion dengan tegangan 300 volt dan kapasitas 13,8 kilowatt per jam.
Dalam kondisi normal, batere dapat diisi penuh dengan waktu pengecasan selama empat jam dari sumber listrik bertegangan 230 volt dan arus sebesar 16 ampere. Adapun untuk pengecasan singkat di stasiun pengecasan, batere dapat diisi hingga 80 persen dalam waktu 25 menit.
Di sejumlah negara Eropa maupun Jepang, pengisian batere dapat dilakukan di rumah, kantor, maupun stasiun pengecasan yang tersebar di sudut kota.
Tangguh tetapi irit
Outlander PHEV 2019 juga mengusung pengembangan teknologi yang cukup signifikan dalam menonjolkan efisiensi. Meski bertenaga serta berkemampuan off-road, mobil ini hanya menyedot konsumsi bahan bakar sebesar 2 liter per 100 kilometer saat berkelana dengan motor listrik ditambah sokongan mesin bensin.
Jika hanya memanfaatkan motor listrik, mobil dapat berkendara sejauh 45 kilometer. Namun, jika menggunakan perpaduan motor listrik dan mesin, maka Outlander PHEV dapat menjelajah hingga 655 kilometer.
Daniel George Nacass, General Manager Public Relations Mitsubishi Motors Europe (MME), mengatakan, para pengguna mobil ini di Eropa bahkan bisa menggunakan mobil hanya dalam EV mode selama tiga bulan berturut-turut. Pasalnya, jarak yang ditempuh mobil di sana hanya berkisar 45 km per hari, dan baterai mobil bisa dicas kembali sampai penuh di rumah.
“Untuk kebutuhan sehari-hari, Anda dapat berkendara selama tiga bulan tanpa menggunakan mesin bensin, benar-benar murni dari motor listrik,” ungkap Daniel George Nacass.
Batasan tiga bulan itu muncul karena setelah 89 hari mobil hanya menggunakan tenaga baterai, pada hari ke-90 mesin bensinnya harus dinyalakan untuk membersihkan sistem injeksi bahan bakar mesin.
Seperti lazimnya mobil hibrida, mobil ini punya tiga mode penyaluran tenaga. Mode pertama adalah EV mode di mana seluruh tenaga penggerak berasal dari motor listrik.
Mode kedua adalah series hybrid mode, saat mesin bensin aktif dan berfungsi sebagai generator penyuplai listrik ke baterai untuk digunakan motor listrik. ”Mesin bahan bakar tak terhubung langsung ke roda karena hanya menunjang suplai listrik ke baterai,” ujar Ryuichi Kimura, Senior Manager Product Planning and Market Research MME.
Mode ketiga adalah parallel hybrid mode, saat mesin konvensional menyalurkan tenaga langsung ke roda guna mendongkrak tenaga dari motor listrik. Mode ini biasanya dibutuhkan saat mobil melaju dalam kecepatan tinggi, misalnya di jalan bebas hambatan.
Dengan kekuatan yang diproduksi mesin tersebut, Outlander PHEV model 2019 ini cukup gesit ketika melintasi jalanan mulus disertai tikungan tajam di kawasan berbukit Vaucluse. Tak hanya di jalanan mulus, mobil ini juga disebut tangguh karena berkemampuan off-road.
Saat pedal gas diinjak dalam-dalam, mobil ini dapat melesat cepat untuk melahap trek putaran uji kendara. Outlander PHEV mampu melaju hingga 170 kilometer per jam dalam mode berkendara normal. Untuk mencapai kecepatan 100 kilometer per jam hanya dibutuhkan waktu 10,5 detik.
Belaian hangat sinar matahari dengan suhu 30 derajat celsius mengiringi perjalanan di Saint Saturnin Les-Apt, Vaucluse. Angin lembut menerpa mobil berwarna putih susu yang mengkilat terkena cahaya tersebut. Musim panas yang berlimpah cahaya matahari dengan suhu hangat merupakan kemewahan di sejumlah negara Eropa, termasuk Perancis.
Jalan mulus di kawasan pedesaan ini cukup sepi dari kendaraan. Hanya sesekali tampak mobil maupun sepeda motor melintas. Meskipun tidak terdapat lampu lalu lintas, beberapa persimpangan dijaga petugas yang dengan cekatan mengatur lalu lalang kendaraan.
Fitur kendara
Meski waktu uji kendara cukup singkat, Kompas sempat menjajal beragam fitur dan sistem berkendara dalam mobil yang diperkenalkan di Geneva Motor Show, Maret 2018, itu.
Ada beberapa mode berkendara untuk menjaga suplai listrik ke batere, seperti EV Mode, Battery Charge Mode, dan Battery Save Mode. Ketika tombol mode Eco atau mode EV yang berada di dekat tuas transmisi dipencet, mobil melaju lebih perlahan dibandingkan kondisi normal karena hanya memanfaatkan dua motor listrik sebagai penggerak. Kecepatan maksimum pada mode full listrik ini mencapai 135 km per jam.
Jika berpindah ke Battery Charge Mode, laju mobil didukung mesin bensin yang juga berfungsi mengisi ulang baterai hingga 80 persen selama 40 menit. Adapun untuk Battery Save Mode, mobil dapat mempertahankan tenaga baterai pada tingkatan tertentu. Yang menarik adalah fungsi paddle shift dibalik kemudi yang disiapkan untuk membantu fungsi isi ulang baterai dengan cara regenerative braking (pengereman bertahap).
Outlander PHEV juga memiliki sistem S-AWC (Super All Wheel Control) yang membuat berkendara lebih tenang karena mobil berkemampuan melintasi berbagai jenis medan. Mode berkendara dalam sistem S-AWC meliputi Sport Mode, Snow Mode, dan 4WD Lock Mode. Dua mode pertama, Sport dan Snow Mode merupakan fitur baru yang hanya terdapat di Outlander PHEV 2019.
Mode berkendara awalnya disetel dalam mode normal. Namun, sensasi berbeda menyergap saat mode Sport dinyalakan. Mobil lebih cepat merespons keinginan pengendara saat pedal gas diinjak. Wusss..! Kendaraan pun melaju dengan kecepatan tinggi dalam waktu singkat. Tak heran, karena mode ini memanfaatkan mesin bensin 2.4 liter sebagai penyuplai tenaga.
Selain mode Sport, terdapat fitur lain yang terdapat di Outlander PHEV keluaran terbaru ini, yakni mode Snow yang dapat digunakan ketika medan licin karena salju yang menutupi jalanan. Namun, mode ini tidak dijajal mengingat Perancis sedang berada pada musim panas.
Ada satu lagi yakni mode 4WD Lock yang digunakan untuk melibas medan sulit seperti trek berbatu atau berpasir. Fitur ini menunjukkan kemampuan off-road yang dimiliki Outlander PHEV dengan distribusi torsi yang merata pada keempat roda. Sayangnya, tidak ada sesi untuk menguji mobil berkapasitas lima penumpang ini di medan ekstrem saat uji kendara di Perancis.
Outlander PHEV merupakan perpaduan tiga generasi mobil Mitsubishi yakni, Mitsubishi Outlander, Mitsubishi Lancer Evolution, dan MiEV (Mitsubishi Electric Vehicle).
Dari segi desain, tampilan luar mobil SUV ini sudah mengadopsi karakter desain Dynamic Shield khas Mitsubishi terbaru seperti yang ditemukan pada Mitsubishi Pajero Sport atau Mitsubishi Xpander di Tanah Air. Adapun interior mobil membuat pengemudi semakin nyaman karena didekap kursi berkontur yang lebih memeluk dengan balutan kulit asli.
Outlander PHEV merupakan perpaduan tiga generasi mobil Mitsubishi yakni, Mitsubishi Outlander, Mitsubishi Lancer Evolution, dan MiEV (Mitsubishi Electric Vehicle) yang murni mobil listrik. Dengan memadukan tiga karakter mobil tersebut, maka tercipta mobil ramah lingkungan yang memiliki ketangguhan SUV 4WD.
Dengan perpaduan tersebut, Rifat Sungkar menyebutkan, Outlander PHEV tidak hanya irit bahan bakar tetapi juga multi fungsi karena berpenggerak empat roda dengan tampilan SUV yang menawan. Tak pelak, kendati perkenalan dengan Outlander PHEV di Perancis cukup singkat tetapi meninggalkan kesan, seperti suasana pedesaan di Vaucluse yang memesona.