Cakupan Imunisasi 9 Kabupaten di Papua Tak Capai 50 Persen
Oleh
Fabio Costa
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS - Cakupan imunisasi untuk sembilan kabupaten di Papua masih rendah, yakni di bawah 50 persen. Kondisi ini menyebabkan rawan terjadi kejadian luar biasa sejumlah penyakit seperti campak, polio, dan rubella di daerah-daerah tersebut.
Hal ini disampaikan Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi Papua Togu Sihombing di Jayapura, Papua, Jumat (27/7/2018). Sembilan kabupaten yang cakupan imuniasinya di bawah 50 persen yakni Paniai, Puncak Jaya, Pegunungan Bintang, Tolikara, Waropen, Mamberamo Raya, Dogiyai, Deiyai, dan Intan Jaya.
Rata-rata kabupaten yang rendah cakupan imunisasinya berada di wilayah Pegunungan Tengah Papua. Cakupan imunisasi terendah tercatat di Kabupaten Pegunungan Bintang, yakni hanya 14,9 persen.
“Anak-anak di kabupaten-kabupaten ini sangat berpotensi terserang penyakit, seperti campak, polio, dan rubella apabila tak mendapatkan imunisasi dasar yang lengkap. Seperti kejadian luar biasa campak di Asmat yang menewaskan puluhan anak,” ujar Togu.
Ia menambahkan, selain itu, di 10 kabupaten lain cakupan imunisasi dasarnya juga masih berada di bawah target nasional 92 persen. Ke-10 kabupaten itu adalah Merauke, Jayawijaya, Nabire, Boven Digoel, Asmat, Yahukimo, Sarmi, Supiori, Lanny Jaya, dan Yalimo.
Ia menuturkan, sepanjang tahun 2017, terjadi 1.493 kasus campak yang menyerang anak di sembilan kabupaten dengan korban 66 anak meninggal dunia. Hingga pertengahan tahun ini, terindikasi terdapat sebanyak 1.300 kasus campak.
“Pemda setempat harus berkomitmen untuk melaksanakan imunisasi dasar lengkap bagi semua anak Papua. Sebab, ada dana otonomi khusus dan bantuan dari anggaran untuk puskesmas dari pusat,” tutur Togu.
Ia menambahkan, Pemprov Papua telah mendeklarasikan kampanye imunisasi campak, polio, dan rubella bagi 1 juta anak Papua. “Total sebanyak 100.000 vaksin yang akan didistribusikan ke 28 kabupaten dan 1 kota. Saat ini kami telah mendistribusikan sekitar 20.000 vaksin ke 21 kabupaten,” katanya.
Wakil Ketua I Dewan Adat Papua Weynand Watori mengatakan, pihaknya siap dilibatkan untuk mengajak masyarakat terlibat dalam kegiatan imunisasi.
“Sebelum kampanye imunisasi 1 juta anak Papua, kami perlu pendataan masyarakat secara lengkap menyangkut kondisi ekonomi, sosial, dan kesehatan. Tujuannya agar kegiatan tersebut tepat sasaran,” kata Weynand.