JAKARTA, KOMPAS — Partai Keadilan Sejahtera menyiapkan opsi untuk berpisah dengan koalisi Prabowo jika ternyata kesepakatan antara Demokrat dan PKS tidak tercapai. Selain itu, PKS tidak ingin menganakemaskan Demokrat yang kemungkinan akan bergabung dengan koalisi Prabowo.
Direktur Pencapresan DPP PKS Suhud Aliyudin mengatakan, saat ini PKS tengah menyiapkan opsi untuk bergabung dengan partai lain jika kesepakatan koalisi keumatan antara PKS dan Gerindra tidak terbentuk. Salah satu bentuk kesepakatan itu ialah keinginan PKS untuk mengusung cawapres.
”Opsinya kami akan bergabung dengan sejumlah parpol seperti PAN dan kami juga sempat bertemu dengan PKB ketika itu. Kami juga memiliki opsi untuk mengusung Anies Baswedan dan Ahmad Heryawan sebagai pasangan capres-cawapres,” ujarnya dalam diskusi terkait polemik capres di Jakarta, Sabtu (28/7/2018).
Pascapertemuan antara Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PAN Zullifli Hasan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, hanya PKS yang belum membuka komunikasi dengan Demokrat.
Namun, Suhud mengatakan, opsi berpisah ini masih cair dan perlu dibahas lagi dengan beberapa pengurus partai dan koalisi. Selain itu, PKS juga masih akan membuka komunikasi dengan Demokrat.
Pengamat politik dari Universitas Negeri Indonesia (UIN) Gun Gun Heryanto mengatakan, pascapertemuan di antara tiga ketua umum tersebut, tampak bahwa Demokrat akan menjadi ”anak emas” dari koalisi ini.
”Hal ini terlihat dari kunjungan Prabowo dan Zulkifli yang sama-sama mendatangi kediaman Yudhoyono. Dalam konteks komunikasi politik, hal ini bisa diartikan bahwa Demokrat menjadi salah satu poros utama dalam koalisi,” ucapnya.
Menurut Suhud, pertemuan antara PKS dan Demokrat nanti sebaiknya jangan dilakukan di kediaman Susilo Bambang Yudhoyono.
”Rencananya pertemuan akan dilakukan pada Senin (30/7/2018) di lokasi yang akan kami tentukan. Biarkan kami sekali-kali yang menjamu Pak SBY,” ucapnya.
Wakil Sekjen DPP Partai Dekokrat Didi Irawadi tidak mempermasalahkan apakah nantinya koalisi akan memilih Agus Harimurti Yudhoyono sebagai cawapres atau tidak. ”Hal yang paling penting, dalam koalisi kami memiliki kesamaan visi dan misi terlebih dahulu untuk kepentingan bangsa,” ujarnya.
Wakil Sekjen DPP PAN Rosaline Irene mengatakan, meski PAN telah membuka komunikasi dengan Demokrat, PAN tetap ingin mengusung Zulkifli sebagai cawapres pendamping Prabowo.
”Ini merupakan keinginan dari kader kami. Selain itu, hubungan PAN dengan Demokrat memang berjalan baik. Hal tersebut terlihat ketika Pak SBY menjadi presiden, Pak Zulkifli yang menjadi Menteri Kehutanan,” katanya.
Sebelumnya, anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra, Andre Rosiade, meyakini bahwa PKS tidak akan berpisah dari koalisi. ”Kami menawarkan asas berdiri sama tinggi, setiap parpol berhak untuk mengusung cawapresnya. Selain itu, kami sudah menjalin hubungan yang sangat lama dengan PKS,” ujarnya.